Search
Close this search box.

Seandainya Saya Tidak Nge-BLOG: Tak Bisa Bantu Sekolah

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh.

Seandainya Saya Tidak Nge-BLOG: Tak Bisa Bantu Sekolah – Saya ingat betul betapa awal saya mulai untuk menyuarakan aspirasi di blog, hal pertama yang saya sorot adalah dunia pendidikan. Mengapa? Karena mungkin saya lahir dari orang tua pendidik (Ayah) hingga penanaman pendidikan dalam diri saya begitu terasa. Ditambah lagi sebagian besar dari keluarga mendiang Ayah memang terjun di dunia pendidikan.

Miris dengan pendidikan memang sudah lama saya rasakan. Mulai dari saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Tidak meratanya pendidikan di Indonesia sudah terlihat dimana-mana. Sekalipun itu berada dalam ruang lingkup kota. Contohnya pada daerah dimana saya dilahirkan.

Awalnya, sama sekali saya tidak sengaja melihat sebuah sekolah (Madrasah Aliyah – MA) yang terletak tidak jauh dari rumah. Niat awal hanya berkunjung di salah satu rumah teman saat itu. Menyusuri jalan menuju rumah teman, pandangan saya mendarat pada sebuah bangunan yang tadinya seperti kandang tetapi ternyata sekolah.

Seandainya Saya Tidak Nge-BLOG: Tak Bisa Bantu Sekolah
Doc. Pribadi

Mata saya langsung terbelalak. Gedung dengan model seperti ini digunakan untuk belajar dan menuntut ilmu. Belum lagi tenaga pengajar yang rela mengajarkan ilmunya di lokasi seperti itu. Batin saya langsung terketuk untuk mencari jalan agar sekolah ini dilirik pemerintah. Salah satu cara pertama saya lakukan adalah menulis tentang sekolah tersebut.

Beberapa bagian sekolah saya abadikan dengan kamera. Sudut-sudut penting dari sekolah tersebut itu pun kemudian saya jadikan sebagai penguat tulisan saya saat itu. Media blog menjadi pilihan utama saat itu karena menurut saya lebih cepat terbaca dan tersebar di dunia maya. Sebab, percuma menulis untuk kebaikan jika tulisan tersebut hanya dibaca oleh orang yang tidak berkewajiban membacanya. Dan memang saat menulis tentang sekolah tersebut, beberapa orang yang saya kenal sebagai blogger senior (sudah nge-blog lebih dahulu) memberikan apresiasi positif bahkan beramai-ramai menulis hal yang serupa.

Berkat kerja dari para blogger yang ikut prihatin dengan sekolah tersebut, akhirnya bantuan datang. Ada yang melalui corporate ada juga yang langsung personal ke saya. Memang awalnya saya membubuhkan nama dan nomor rekening atas nama saya pribadi. Hal ini berdasarkan alasan untuk lebih memudahkan saya mengetahui total bantuan dan menyerahkannya secara langsung kepada pihak sekolah. Namun, setelah ada panggilan ke Kalimantan, saya mengalihkan langsung ke rekening pihak sekolah karena tidak mungkin menangani hal tersebut jika berada di kota yang berbeda. Pihak sekolah juga memberikan respon positif dan sangat berterima kasih karena tindakan saya tersebut.

Seandainya saya tidak nge-blog, mungkin saya tidak akan menulis tentang sekolah tersebut yang jauh dari kata “layak” dipakai sebagai sekolah. Memang sih, menuntut ilmu itu dimana saja tetapi jika kondisi sekolah yang tidak memungkinkan tentu proses belajar-mengajar juga akan terganggu. Seperti dengan kondisi papan tulis yang bocor, bangku sekolah kadang tidak cukup dengan jumlah siswa, bau tidak sedap di sekitar gedung sekolah, kamar kecil yang tidak aman dan sarana/prasarana yang memang jauh dari kata lengkap. Tetapi satu hal yang membanggakan karena siswa-siswi yang belajar di sekolah ini murni lulus 100% (tahun 2010-2011). Tentu ini sudah sangat bertolak belakang dengan kondisi sekolah yang seharusnya mendukung fasilitas siswa belajar di sekolah.

Tulisan saya di blog itu sekali lagi hanyalah untuk membuka mata kita semua bahwa pendidikan masih tidak merata. Dan bukan hanya di daerah saya saja yang seperti itu. Masih ada beberapa sekolah yang tersebar di seluruh penjuru negeri yang nasibnya sama dengan sekolah tersebut. Dan jika ada yang tergerak ingin membantu justru akan lebih baik lagi.

Hmmm… jika ada yang berkenan untuk terus memberikan bantuan, silakan menyalurkannya ke :

Rekening Bank BRI,

0224-01-021283-50-4

a.n. MUHAMMAD YAHYA, SAG

Jika sudah mengirimkan bantuan, silakan konfirmasi ke 081241652717

Referensi:

http://chemistrahmah.blogspot.com/2011/05/can-you-imagine-versi-foto-foto.html

https://chemistrahmah.com/sekolah-laskar-pelangi-tanggung-jawab-siapa.html

https://chemistrahmah.com/can-you-imagine-serial-sekolah-kandang-sapi.html

http://chemistrahmah.blogspot.com/2011/05/can-you-imagine.html

Facebook
Twitter

Related Posts

12 Responses

  1. Mirisnya melihatnya. Ditempat yang makmur, murid malah bikin alasan untuk kabur dari sekolah. Disini dengan semangat murid bersekolah seadanya…..ahhhh Indonesiaku, kapan kita bisa merasa sama menikmati pendidikan ya?

  2. Subhanallah, semoga kebaikan mba Rahma yang tak bertepi ini mendapatkan balasan dari-Nya, aamiin

  3. semoga langkah Mbak bisa diikuti oleh para bloger yang lain,,mambantu dan berguna untuk sesama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *