Review Macaroon Love: Warna-Warni Kehidupan Magali

Review Macaroon Love: Warna-Warni Kehidupan Magali

Review Macaroon Love: Warna-Warni Kehidupan Magali hadir untuk meluapkan tanggapan saya tentang novel roman terbaru dari Winda Krisnadefa ini.

Review Macaroon Love: Warna-Warni Kehidupan Magali

Judul: Macaroon Love
Penulis: Winda Krisnadefa
Penyunting: Rini Nurul Badariah
Desainer Sampul: Muhammad Usman
Penerbit: Qanita (PT. Mizan Pustaka)
Tebal/Ukuran: 264 halaman/ 18 cm
ISBN: 978-602-9225-83-9

Magali. Dikisahkan sebagai sosok wanita yang tampil dengan segala karakter acuh tak acuhnya. Dimulai dari namanya yang tidak biasa sehingga membuat Magali selalu risih jika menyebutkannya pada orang lain saat perkenalan. Bahkan sekedar untuk menebak mood Magali sendiri tak pernah bisa dengan detail dan pasti. Magali bergerak menjalani hari-harinya sesuai dengan apa yang menjadi keinginanya. Tak tergerus waktu karena yakin dengan apa yang dijalaninya itu mendatangkan kepuasan tersendiri dan orang lain tak mampu merasakannya sedalam Magali merengkuhnya.

Tak hanya Magali. Saudara sepupunya juga ternyata punya kemiripan dengan Magali. Nama yang tak biasa, Beau. Sampai-sampai harus membentuk bibir agak mengerucut jika menyebut namanya. Saudara sepupu yang begitu dekat dengan Magali bahkan sudah seperti adik sendiri bagi Magali.

Jodhi. Nama seorang pria yang menjadi ayah kandung Magali dalam novel ini. Duda yang tak dekat secara fisik dengan Magali karena pekerjaannya. Namun, Jodhi selalu berusaha memberikan perhatian untuk kelangsungan hidup anak gadisnya itu. Tak pernah risih hanya dipanggil dengan “nama Jodhi” oleh Magali. Sebab begitulah Magali, selalu merasa nyaman dengan sesuatu yang menurut orang sekitarnya aneh.

Nene. Sosok perempuan yang sejatinya sudah tua tetapi digambarkan tetap funky plus nyentrik dengan gayanya. Menyayangi Jodhi, Magali dan Beau.

Begitulah Magali, Nene, Jodhi dan Beau menjalani kehidupan sebagai keluarga. Kehidupan Magali sama halnya dengan kehidupan manusia biasa lainnya. Bedanya ada pada pembawaan diri Magali yang tak melankolis atau lebay dalam menyikapi setiap persoalan. Selalu bergerak mengerjakan sesuatu dengan passion-nya sendiri. Hingga kepada soal pekerjaan yang dilakoninya sebagai food writer.

Pekerjaannya membawa pada perkenalan pada seorang pria bernama Ammar. Memang secara tidak langsung. Namun memang seolah takdir-Nya sudah teratur sedemikian apik. Ammar sang pemilik Suguhan Magali, resto yang menghentak Magali karena mendapati kesamaan dengan namanya. Ternyata keanehan namanya tak ditakdirkan hanya pada dirinya, tetapi makna Magali dipakai Ammar untuk bisnisnya. Dan dari pertemuan tersebut, Ammar mulai menaruh hati dengan Magali. Mencoba menjadikan Magali untuk memahami kehadiran cinta itu. kejutan demi kejutan pun dimunculkan Ammar, termasuk sebuah Macaroon Tower saat menyusul Magali di Australia untuk merayakan ulang tahun pujaan hatinya tersebut. Bahkan tidak dipungkiri Magali menjadi senang dengan Ammar karena kemiripan dengan Adriano Zumbo, Chef terkenal favoritnya, seorang Master Chef of Macaroon.   

Secara keseluruhan, novel roman Macaroon Love, yang mendapatkan apresiasi sebagai Naskah Unggulan dalam Lomba Penulisan Romance Qanita ini, bisa menjadi bahan referensi bagi yang senang menuliskan kisah roman tak biasa dalam sebuah novel. Penulis tak hanya mengangkat Magali yang aneh dengan ragam warna-warni kehidupannya tetapi juga menjadikan Macaroon sebagai sebuah hal yang diidentikkan dengan Magali meskipun masih belum kental menceritakan Macaroon lebih detail.

Review Macaroon Love: Warna-Warni Kehidupan Magali

Memang, saya sama sekali belum pernah mencicipi salah satu panganan yang bernama Macaroon. Namun, melihat cara pembuatan dan bentuk Macaroon dengan warna-warninya yang jelas dan tegas serta beraneka ragam, tergambar bahwa kehidupan Magali pun demikian. Pahit dan manisnya kehidupan itu memang berwarna. Rasanya bisa semakin menenggelamkan lakonnya pada sebuah keterpurukan tetapi bisa mengarahkan kondisi move on agar lebih baik. Sama seperti Magali ditinggal Jodhi selamanya. Sedih merasuki namun life must go on membuatnya terus menjadikan impian sebagai food writer handal yang menjadi passion-nya selama ini tak bisa terhenti begitu saja. Toh, semua juga akan mengalami hal seperti Jodhi, tinggal menanti giliran saja. Bahkan cinta Ammar hadir menjadi bagian terindah dalam hidup Magali. Walau cinta yang hadir sempat membawa sikap Magali seolah tak adil pada Ammar.

Soal kelemahan novel ini, dari segi layout masih tidak sepadan dengan judul berikut dengan sampulnya. Bahkan terbesit di pikiran, kenapa tidak membuat desain layout yang menggambarkan Macaroon berbentuk “love” yang menjulang tinggi seperti tower? Di sisi lain, panggilan Magali untuk ayahnya yang hanya dengan nama, Jodhi. Bagi saya sendiri yang lahir dalam lingkungan yang memperhatikan adab dengan orang lebih tua, memanggil dengan sebutan nama orang tua seperti itu dianggap tidak sopan. Penulis pasti punya alasan tersendiri. Selain itu, kisah cinta antara Magali dan Ammar belum terlalu kompleks hingga mengharu-biru. Dan sebagian besar hanya menceritakan bagaimana Magali dengan sekelumit warna-warni kehidupannya. Kurang menggambarkan novel dengan full romance.    

Tetapi, tetap saya beri  4 bintang dari skala 5 bintang untuk novel Macaroon Love ini.

Rating 4 Bintang

NB:

Oh iya, karena novel Macaroon Love ini saya jadi tertantang mencoba rasa french fries yang dicocol chocolate sundae. Rasanya aneh tetapi menyenangkan juga. Ditambah dengan rasa penasaran untuk mengetikkan kata kunci “Suguhan Magali” di search engine, daaan ternyata ada. So, penulis memang kuat dalam sisi riset untuk novel manis ini.

Facebook
Twitter