Lulus Tes TKD CPNS bukan Jaminan

 Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam.

Lulus Tes TKD CPNS bukan Jaminan bukan lagi sesuatu yang baru bagi saya. Hampir setiap tahun sepertinya rasa dan akal digerakkan untuk membayangkan sesuatu yang “lucu”. Lucu tetapi tidak membuat saya tertawa. Hmmm… lebih tepatnya bisa dikatakan sebagai sesuatu yang “aneh”.

Menjadi PNS alias Pegawai Negeri Sipil sejak saya lahir hingga sekarang masih menjadi pekerjaan yang dibanggakan oleh sebagian orang tua. Apapun profesinya, asalkan sudah PNS itu sudah seperti surga bagi kehidupan katanya. Apa yang membuat PNS seperti demikian adanya? Ya, karena pendapatan setiap bulan jelas berdasarkan tingkat pendidikan. Belum lagi akan bertambah jika terjadi kenaikan golongan atau pangkat. Sungguh menjadi sesuatu yang sangat idamkan.

Lulus Tes TKD CPNS bukan Jaminan
Situasi Ujian CPNS

credit

Namun, menembus seleksi PNS itu bukan sesuatu yang mudah ternyata. Bahkan lebih sulit dari Ujian Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Waduh, soal-soalnya susah kalau begitu, ya?! Hmmm, kalau boleh jujur, soal-soal yang diberikan pemerintah terhadap tes cpns sebenarnya sangat mudah dan membutuhkan kekuatan logika serta kondisi psikis yang baik (baca: tenang). Soal-soal hitungan yang diberikan jauh lebih mudah dibandingkan soal kalkulus yang diberikan dosen di perguruan tinggi atau mungkin soal-soal kimia organik yang sempat menguras keringat dan pikiran yang benar-benar cerdas. Lalu, mengapa sulit menjadi PNS kalau begitu?

Nah, di sinilah yang sama-sama membuat pertanyaan tersebut sulit untuk dijawab. Sekedar informasi, sudah 3 (tiga) kali saya mengikuti tes masuk PNS (baca: CPNS). Dan hasilnya selalu gagal. Jika beberapa tahun lalu belum ada transparansi jumlah nilai yang diluluskan, tahun 2012 kemarin sudah ada. Tes TKD yang saya ikuti di kota terbesar kedua di Indonesia memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Saya lulus tes TKD dengan melebihi standar nilai kelulusan yang digembar-gemborkan di internet saat itu.

Otomatis donk, saya girang bahkan sujud syukur dan memeluk suami karena nilai saya memenuhi kriteria. Dan saat itu saya mempersiapkan diri untuk tes kedua yang menurut instansi yang bersangkutan adalah tes kemampuan bidang akademik (baca: kimia) dan wawancara. Sudah mempersiapkan dengan sepenuh hati ditambah doa.

Tetapi, takdir-Nya memang sepertinya belum rezeki saya. Pengumuman tes kedua, nama saya tidak ada. Ternyata, jumlah peserta yang lulus tes TKD yang akan melanjutkan tes kedua dibatasi sekian orang. Dengan mengucap Astaghfirullah dan mengelus dada sambil mata melihat pengumuman di internet. Ternyata lulus tes TKD bukan jaminan. Andai saja pemerintah yang bertanggung jawab soal penerimaan PNS ini memberikan informasi tentang batasan jumlah peserta (meskipun nilainya sudah memenuhi standar), tentu tidak akan sedemikian kecewanya. Dan harusnya ada keterangan serta penjelasan yang detail terhadap proses penerimaan dan kalau bisa transparansi menjadi salah satu jalan yang ditempuh pemerintah.

Belum rezeki. Ya, memang itulah kenyataannya. Tetapi batin kembali bertanya-tanya karena sempat melihat di daerah lain nilai di bawah standar kelulusan yang sudah ditetapkan malah bisa lolos. Membandingkan nilai saya dengan nilai tersebut seperti teriris hati ini. Berusaha menaklukkan standar kelulusan TKD tetapi setelah tembus eh malah bukan jaminan. Belum lagi hal-hal ganjil lainnya yang sempat saya ketahui dengan proses pendaftaran. Aaarghhh… menghela napas panjang…

Tidak lulus tersebut membuat saya meneteskan air mata secara tidak sengaja. Mungkin kekecewaan yang tak bisa terkatakan akhirnya air mata yang bicara. Belum lagi saya memikirkan bahwa amanah mendiang Ayah untuk menjadi dosen PNS masih saja belum terwujud. Ada rasa bersalah tetapi semua kembali pada takdir-Nya. Saya sedusah berusaha semaksimal mungkin untuk belajar demi menaklukkan soal-soal CPNS. Hasilnya memang kembali kepada sang Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya…

NB:

Semoga tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya, proses penerimaan PNS semakin transparan.

Facebook
Twitter

Related Posts

31 Responses

  1. Saya belum pernah tes seleksi CPNS.

    Kalo di level daerah peluang curangnya masih besar. Tapi, kalo buat kementrian atau LPND yang levelnya nasional peluangnya kecil.

    Tapi kalo udah rejeki mah gak kemana. Kalo jujur insya Alloh ada aja jalannya.

      1. Bagi Calon Pelamar CPNS 2016, Mulai Sekarang Sudah Bisa Mempersiapkan Diri Untuk Menghadapi Ujian CPNS Tahun 2016 Nanti, Penerimaan CPNS 2016, Akan Dilakukan Dengan Sistem CAT ( Computer Assisted Test ). Jika Ingin Lolos CPNS, Satu-satunya Cara Adalah Dengan Belajar Dan Melakukan Persiapan Mental Dengan Menguasai Soal-soal CPNS 2016, Bagaimana Sistem CAT CPNS Dan Materinya. Penerimaan CPNS 2016 Semakin Ketak Dan Danyak Persaingan,,Jadi Salah Satu Jalan Lolos CPNS, Anda langsun Kordinasi Kepala Biro Kepegawaian, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Regional BKN, No Hp ( 085346460583 ) Web http://www.menpancpns2016.com Trima kasih

  2. ada “kunci rahasia umum” mbak. gimana sistem mau lurus ya, kalo yg bekerja pas masuknya aja udah pake kuci itu.tapi kita tetep berjuang untuk selalu lurus ya mbak.semoga selalu istiqomah.aamiin

    1. @anik nuraeni,

      nah itu dia mbak, terkadang Kunci Rahasia Umum kadang dipegang oleh yang kerjaannya cuma leyeh2 di kantor bahkan berpangku tangan ama teman sekerja…
      kasian orang2 yang benar2 berkompeten harus tersingkir karena persoalan “itu”

  3. CPNS … Oh CPNS …
    Saya baru 2 kali ikut ujian, itupun disuruh Mama, hihi. Mungkin butuh kesadaran sendiri biar saya bisa lulus :p
    Sebenarnya emang gampang soalnya ya Mbak, yang susah itu ‘proses’nya :p kudu sabaaaaar, sabaaaaar.

    saya juga bahas ini di blog saya >.< gemeeees.
    hihi

    salam manis,
    arga litha

  4. Moga diberi yg terbaik ya mbak, moga niatnya untuk membahagiakan ortu diijabahNya…tapi Allah Maha Tahu yang trbaik untuk kita 🙂

  5. Banyak kecurangan….padahal masih banyak PNS K2 yang sudah berumur blom terangkat……… anak BAPAKji yang masuk 😉

  6. rahmah, sabar yagh…aku bisa lulus kok murni, daftarx memang langsung nembak pusat, gak mau di daerah, suami juga gitu sudah berulang kali test, baru yang test kelima tembus di saat usianya sudah mendekati batas…kalau reeki insya Allah takkan kemana, semangat yagh…

  7. Aku sudah tidak punya keinginan lagi untuk jadi PNS. Aku jg ikut tes 2x, dan gagal terus, hehehe…..
    sekarang lebih nyaman jd ibu rumah tangga, novelis, penulis buku, dan blogger. Itu saja rasanya kurang waktu. Apalagi nambah jd PNS.

    1. @leyla,

      andai saja ini bukan persoalan amanah, saya sudah bahagia jadi blogpreneur dan istri seorang internet marketer
      tapi berusaha sampai batas waktu yang ditentukan, mungkin tidak ada salahnya
      apalagi ibu juga terus berharap demikian…

  8. Ooo…, soal2 CPNS mudah2 ya?, tentunya kalau kakak Amma berkata demikian wajar sih. hehehe.

    tawwa lulus di Surabaya. heheh.., suami pasti senang dapat pelukan keberhasilan…cieee. 🙂
    tapi…turut berduka tes kedua ternyata ada batasan.., sepertinya pemerintah labil dan galau juga sehingga sistem kedua ini ada batasan dan informasinya kagak jelas.., Sulit mencari keadilan di negeri ini…, keadilan, kejujuran, dan nilai2 baik adalah barang langka dan sangat mahal, mahal yang tidak diukur dengan materi,

    Terus coba lagi kakak Amma, smoga sistem ini berubah, kalau perlu presidennya ganti dan sistemnya juga dirombak menurut kaidah2 kejujuran, keadilan yang merujuk pada konsep2 Ilahi..

    Dan…

    Kalau belum lulus juga, menjadi Blogger yang sukses juga adalah kebanggaan..serta menjadi ibu yang mendampingi suami serta mendidik anak2 menjadi sangat sukses kelak….allahumma aamiin… 🙂

    Salam sukses kakak..

    1. @Haerul,

      andai amanah mendiang Ayah tidak ada, tentu tak capek2 memikirkan untuk lulus PNS ditambah lagi keinginan Ibu juga harus PNS
      Padahal jadi blogpreneur plus istri saja sudah lumayan asik dan jadi pahala…

  9. Mana komentar saya tadi ya?, di email masuk pas klik linknya mau balas lagi kok ndak ada disini…
    yos weis…mungkin lenyap ditelan waktu. hehehe..,

  10. Saya dan suami beberapakali ikut test CPNS daerah, gagal total. dan tak tertarik lagi ikut test daerah. Karena entahlah mungkin sudah menjadi rahasia umum di daerah yang kerabat pejabat lah yang menjadi prioritas, bukan nilai hasil test. Kemudian suami ikut test CPNS pusat, Alhamdulillah sekali test dinyatakan lulus, murni tanpa embel-embel apapaun. Di tahun selanjutnya atas dorongan suami saya pun ikut Test CPNS pusat di instansi yang sama dengan suami, dan sekali lagi Alhamdulillah, lulus, murni dan jujur.

    Ya, rejeki nggak akan kemana Mba, Paman saya guru honor hampir 10 tahun, berkali-kali ikut Test akhirnya setelah sekian lama lulus juga.

    Dan saya yakin KEJUJURAN haruslah menjadi modal utama dalam setiap aktivitas kita. Negeri ini sangat membutuhkan orang-orang yang JUJUR walau pada kenyataannya orang JUJUR seringkali tersingkir. Tapi semoga KEJUJURAN itu memberi efek bagi sekitar, dan makin banyak orang-orang JUJUR di negeri ini, aamiin…

  11. Belum terlambat untuk terus mencoba Mbak. Pokoknya jangan menyerah hingga batasan usia minimal. Terus berusaha dan belajar dari kesalahan yang lalu. Dan ikhlaskan keputusannya kepada Allah..

  12. toss dulu….saya sudah yang kesekian-sekian ikut tes dan sampai sekarang belom lulus juga. Meski tidak lulus tapi masih setia menjadi honorer KW 2 #eh

  13. Sabar Ya Mbak…
    Mungkin ada rencana indah di balik ini semua…
    Allah sudah menyimpan hal TERBAIK di depan untuk Mbak…
    Semangat..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *