Penderita Covid-19 saat ini sudah terbilang sangat memprihatinkan dari segi jumlahnya. Protokol kesehatan yang diterapkan ternyata hanya berlaku bagi orang yang memahaminya saja. Bahkan, tak sedikit yang ketika diajak untuk cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak, sikap yang terlihat justru marah atau semacamnya. Di sini saya kemudian bertanya dalam hati, harus dengan cara apa memberi tahu apa yang seharusnya?
Itulah saya yang semakin hari semakin khawatir dengan kondisi di luar sana. Untuk keluar ke minimarket saja, saya selalu berharap Tuhan menjaga saya. Karena di rumah ada anak-anak yang sangat miris jika harus merasakan yang naman penyakit Covid-19 yang berasal dari virus Corona. Apalagi kalau harus merasakan yang namanya isolasi mandiri, aduh sungguh tak bisa saya bayangkan sedihnya.
Isolasi Mandiri Di Rumah, Bolehkah?
Isolasi Mandiri atau ada yang menyebutnya dengan isoman, isman atau apalah sebutannya, ternyata bisa dilakukan di rumah saja. Namun, bukan berarti seenaknya saja keluar rumah tanpa masker, jarang cuci tangan bahkan tidak memperhatikan jarak satu sama lain, sehingga terjangkit dan akhirnya positif Covid-19, lalu berdalih: “Kan, kita bisa isolasi mandiri di rumah, tidak perlu di rumah sakit.”
Hoho, saya yang mendengarnya langsung ingin mengatakan bahwa isolasi mandiri tidak seenaknya sendiri mau dilakukan di rumah. Ada syarat dan ketentuan tersendiri saat akan melakukan isolasi mandiri, khususnya bagi yang sudah dinyatakan positif Covid-19 dari pihak medis.
Lalu, bagaimana ketentuan isolasi mandiri di rumah agar bisa segera negatif kembali tanpa harus menularkan ke orang terdekat? Coba deh simak satu per satu syaratnya di bawah ini:
1. Pastikan OTG
Ya, OTG alias Orang Tanpa Gejala bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Kalau pun ada gejala, pastikan juga gejalanya ringan dan tidak menampakkan kondisi tubuh yang sangat melemah dari hari ke hari. Batuk, pilek atau bersin-bersin dalam kondisi yang masih ringan pun masih bisa melakukan isolasi hanya di rumah dengan terus berupaya memaksimalkan imun tubuh dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi dan penting dalam pemenuhan nutrisi dan imunitas.
2. Rumah Punya Space untuk Isolasi
Pastikan di rumah kita ada ruangan atau kamar selain kamar utama yang bisa dijadikan untuk ruang isolasi. Hal ini untuk memastikan anggota keluarga yang berada di rumah, tidak kontak langsung dengan kita sebagai penderita Covid-19, penyakit yang sejak Maret 2020 lalu masuk ke Indonesia.
3. Lingkungan Mendukung Isolasi Mandiri
Entahlah mengapa sebagian besar masyarakat kita menganggap Covid-19 adalah aib sehingga penderitanya dikucilkan dengan berbagai cara. Padahal, penderita membutuhan suasana lingkungan kondusif agar segera sembuh atau negatif kembali. Lingkungan yang memberikan dukungan dan membantu proses isolasi mandiri berjalan lancar, pastinya akan menambah semangat untuk penderita agar segera sembuh sehingga bisa beraktivitas seperti sedia kala lagi.
Jangan dikucilkan karena itu akan mempengaruhi pikiran dan perasaan sehingga imunitas tubuh semakin menurun padahal harusnya semakin membaik agar dapat menangkal virus Corona atau segera membersihkan jejak virus tersebut dari dalam tubuh.
4. Kamar Mandi Terpisah
Ini penting karena penderita Covid-19 harus selalu meyakinkan diri bersih setiap saat, begitu juga dengan yang tidak merasakaan sakit Covid-19. Jangan sampai memakai handuk bersama-sama. Pastikan juga di kamar mandi menggunakan tisu sekali pakai saat selesai mencuci tangan dengan cara yang benar.
5. Ventilasi Udara yang Baik
Isolasi bukan berarti bahwa kamar atau ruangan kedap udara ya, guys. Pastikan ventilasi udara pada ruangan yang digunakan dalam kondisi bagus, artinya udara dengan mudah keluar masuk sehingga proses pemulihan juga berjalan dengan baik. Bayangkan saja jika ventilasi buruk dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik.
Nah, ketika syarat di atas sudah memenuhi maka isolasi mandiri di rumah bisa dijalankan dan selalu berharap proses isolasi berjalan dengan sukses hingga kemudian dinyatakan negatif lagi oleh tim medis.
Bagaimana jika rumah sakit penuh sementara ada syarat di atas yang tidak bisa dipenuhi dengan maksimal? Coba minta petunjuk dokter karena biasanya ada permakluman bagi yang kasusnya bergejala tetapi karena kondisi sehingga harus isolasi mandiri di rumah. Bahkan ada beberapa teman saya terpaksa harus ke hotel karena kondisi rumah yang tidak memungkinkan untuk melakukan proses isolasi.
***
Well, meskipun isolasi mandiri bisa dilakukan di rumah, bukan berarti kemudian kita berleyeh-leyeh alias abai dengan kondisi pandemi ini. Selalu berusaha patuhi protokol kesehatan. Kalau pun akhirnya tetap terjangkit, percayalah bahawa banyak hikmah di balik kejadian tersebut.
One Response
wah tulisannya bermanfaat mbk
karena banyak juga yg bingung, gimana cranya klo harus isolasi mandiri di rumah
berarti hrs ada dua kamar mandi ya, karena harus terpisah gitu