Search
Close this search box.

Cara Cegah Kanker Paru dengan Hidup CERDIK

cara cegah kanker paru

Cara Cegah Kanker Paru dengan Hidup CERDIK – Saya tercengang ketika membaca data bahwa hanya 13.7% saja penderita kanker paru yang bertahan hidup selama 8 bulan dalam kurun waktu 5 tahun.  Angka tersebut  membuat  saya kemudian jadi lebih care dengan keluarga karena tidak sedikit yang pola hidupnya kurang sehat (baca: merokok).

Tidak hanya orang dewasa, masalah kesehatan paru-paru juga bisa diperhatikan sejak usia dini karena anak-anak tidak bebas juga dari masalah kesehatan paru. Pneumonia misalnya yang memang terdengar lebih ringan dibandingkan kanker paru, tetapi bisa jadi lebih serius. Bahkan anak-anak pun bisa saja menjadi korban dari penyakit kanker paru ini.

Hari Kanker Sedunia 2022

Setiap tahun timeline media sosial tidak luput dari informasi peringatan Hari Kanker Sedunia. Peringatan yang jatuh pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya pun beramai-ramai terlihat kampanye edukasi dan awareness secara global untuk kembali mengingat bahwa ada penyakit yang perlu dicegah, segera ditangani dan tentunya dijalani dengan baik.

Beruntung sekali karena Selasa, 8 Februari 2022 lalu, saya menyimak webinar yang diadakan oleh Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) yang berkolaborasi dengan IASTO (Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology) bersama Cokro TV. Webinar ini mengangkat tentang kanker paru yang masih menjadi silent killer nomor 1 di dunia. Adapun tajuk yang diangkat adalah “Membuka Lebar Pintu Harapan: Meningkatkan Kesintasan Pasien Kanker Paru melalui Deteksi Dini, Diagnosis, dan Tata Laksana yang Berkualitas.”

belajar tentang kanker paru agar bisa mencegah dan mengobati

Mengapa Kanker Paru Penyebab Kematian No. 1 di Dunia?

Tentunya ini banyak ditanyakan oleh orang di luar sana. Sesuai data dari WHO melalui Global Cancer Observation, terdapat 34.783 kasus baru kanker paru di Indonesia dan 30.843 kematian akibat kanker paru terjadi selama tahun 2020. Bisa dibayangkan angkanya sangat signifikan dan bukan sekadar angka saja. Angka-angka ini adalah jumlah jiwa, lho. 

Menurut Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D.,Sp.P(K)Onk selaku Exectuive Director, Research of IASTO, ada beberapa faktor risiko yang perlu dihindari sebagai penyebab terjadinya kanker paru-paru, yaitu:

  • Rokok, tentunya ini sudah umum diketahui meskipun masih banyak yang tetap menikmatinya dengan berbagai alasan
  • Riwayat kanker dari keluarga atau keturunan, ini juga menjadi penyebab sehingga perlu adanya check up
  • Lingkungan sekitar, hidup di sekitar penderita kanker paru memang butuh perjuangan yang tidak ringan sehingga perlu wawasan yang lebih untuk mencegah dan mengatasi

Mencegah Kanker Paru dengan CERDIK

Dalam webinar yang dipandu oleh Moderator Ade Armando ini pun berjalan lancar dan akhirnya bisa diperkenalkan cara mencegah kanker paru dengan cara CERDIK.

Apa itu CERDIK?

CERDIK ini sesuai yang dijelaskan oleh dr. Evlina Suzanna, Sp.PA merupakan tahap untuk mencegah kanker paru dengan pola hidup yang lebih baik, yaitu

cara cegah kanker paru

Cek Kesehatan secara Rutin

Banyak yang tidak mau melakukan rutinitas ini karena takut kepikiran bahkan khawatir stress setelah mengetahui kondisi riil dalam diri. Padahal jika memang ada masalah, lebih baik cepat ditangani daripada terlambat dan tentu memudahkan tidak hanya pasien tetapi juga tenaga medis.

Enyahkan Asap Rokok

Memang masalah satu ini sejak dahulu belum terselesaikan. Pasalnya dana yang masuk dari rokok ini sangat besar jumlahnya sehingga bisa membantu perekonomian. Namun, sisi negatifnya tidak harus membuat kita semua tinggal diam. Untuk itu, jika tak bisa melarang sebaiknya menghindari lingkungan demikian.

Jujur saja, di keluarga saya sendiri masih menjadi problem mengenai rokok ini karena orang-orang tersayang justru yang melakukannya. Namun, bukan berarti saya membenci mereka. Mengedukasi pelan-pelan dan kontinyu adalah cara yang mungkin terlihat mustahil tetapi suatu saat mereka akan bisa meninggalkan kebiasaan merokok.

Rutin Berolahraga

Mudah diucapkan dan berat dalam aplikasinya. Selalu saja ada alasan untuk melakukan aktivitas olahraga rutin. Apalagi saat ini pandemi yang lebih disarankan untuk di rumah saja. Namun, jika tidak diusahakan dengan sungguh-sungguh maka kerugian akan kembali ke diri sendiri juga.

Diet yang Seimbang

Menghindari makanan pemicu kanker. Tentunya sudah banyak informasi mengenai hal ini. Untuk itu, menekan untuk mengkonsumsi makanan-makanan tersebut menjadi upaya terbaik kita. Selain itu, menjaga pola makan dan diet seimbang juga diperlukan sehingga tubuh terbiasa untuk makan atau mengkonsumsi yang baik dan sehat saja.

Istirahat yang Cukup

Kebiasaan begadang memang seperti gaya hidup yang muncul dengan sendirinya, padahal tidak selamanya membawa kebaikan untuk kesehatan tubuh. Jika memang tidak ada hal mendesak, biasakan tidur di bawah jam 10 malam agar bisa bangun lebih pagi untuk beraktivitas olahraga terlebih dahulu sebelum berangkat kerja atau aktivitas rutin lainnya. Pastikan istirahat yang cukup setiap hari.

Kelola Stress

Manajemen kesehatan mental saat ini memang sedang banyak dibicarakan. Ternyata untuk mencegah penyakit kanker paru, mengelola stress menjadi salah satu cara cerdiknya. Situasi dan kondisi saat ini yang berada di tengah pandemi memang sangat meresahkan berbagai kalangan, tidak terlepas saya sendiri. Namun, jika terus berlarut dan meratapi pandemi pastinya akan sangat berpengaruh pada kondisi jiwa dan mental kita sehingga ujung-ujungnya tubuh pun merespon dengan jatuh sakit.

Jadi, pastikan ketika menghadapi berbagai masalah kehidupan saat ini, berusaha mencari jalan keluar dengan membicarakannya. Cari teman yang dianggap bisa mendengar atau memberikan saran. Jika sudah berkeluarga, bisa diskusi dengan pasangan agar sama-sama saling menguatkan sehingga tidak makin terpuruk dengan keadaan.

Upaya Pemerintah untuk Menekan Angka Kematian Kanker Paru

Nah, selain melakukan tahap CERDIK di atas, sebisa mungkin untuk terus update informasi valid mengenai perkembangan penyakit dan pengobatan kanker paru. Rajin mengikuti informasi terbaru terkait dengan berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan oleh tenaga medis, khususnya dokter spesialis paru. Soalnya, seiring kemajuan teknologi maka metode screening atau deteksi dini dan pengobatan serta proses terapi pun mengalami perkembangan.

Kita semua tentu tidak ingin semakin banyak korban berjatuhan apalagi itu keluarga terdekat kita, bukan?

Berita baiknya, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh dr. Else Mutiara Sitohang, Sp.PK mengatakan bahwa sudah dilakukan upaya untuk mengurangi angka kematian akibat kanker paru melalui RPJMN 2019-2024. Komitmen dibutuhkan dan kerja sama semua pihak terkait sehingga 2030 angka kematian benar-benar bisa menurun.

***

Well, mencegah penyakit kanker paru merupakan tugas kita semua. Semoga semuanya bisa terhindar dan yang masih berjuang untuk sembuh juga disegerakan membaik dan menata kehidupan lebih baik lagi ke depan.

Facebook
Twitter

Related Posts

24 Responses

  1. Asap rokok itu emang ga ada baik2nya ya kak.. huhu
    Ini masih susah sekali bilangin bapaknya Zio buat brenti ngerokok 🙁

  2. Suamiku perokok berat dan sudah berbagai cara kuminta untuk berhenti tapi sampe sekarang belum ada hasil juga. Entahlah harus pakai cara apa lagi, hiks

    *maaf jadi curhat

  3. Rokok masih menjadi faktor yang utama ya. Banyak banget yang masih ngerokok padahal sudah tau bisa menyebabkan kanker huhuhu. Semoga segera sadar dan lanjut menjalani hidup yang lebih baik.

  4. Kalau bicara tentang rokok tuh auto sebal ya. Mereka yg merokok kita yg dapat imbasnya. Oleh karenanya saya tuh sejak awal nyari pasangan yg gak merokok. Alhamdulillah kok gak bisa jatuh cinta sama orang yg merokok karena bau asap aja saya langsung pusing, haha. Soalnya kluarga saya yg cowok merokok semua. Huhuhu

  5. suamiku sampai sekarang masih merokok. huhuhu. kesal sebenarnya tapi masalah rokok ini memang susah banget nyetopnya harus dari kesadaran orangnya sendiri. semoga aja nanti suamiku mau berhenti merokok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *