[1 Ramadhan 1436 H] Mengawali dengan Harapan dan Doa yang Besar

Bahagia bercampur sedih. Rasa yang selalu hadir ketika memasuki bulan Ramadhan. Hampir setiap tahun seperti itu. Mulai duduk di bangku SMP sampai sekarang, rasa itu selalu saja berkecamuk di dalam dada. Apalagi sejak Ramadhan tahun 2010 lalu adalah Ramadhan terakhir bersama Ayah.

Kali ini, Ramadhan 1436 H (2015) semakin banyak perbedaan. Status sudah menjadi seorang Ibu. secara otomatis, kebahagiaan menjalankan Ramadhan pun semakin terasa. Sedihnya juga semakin menjadi, karena ini Ramadhan kelima tanpa Ayah, jauh dari suami dan juga baru-baru saja kehilangan salah satu anggota keluarga secara mendadak awal Juni lalu. Ayah mertua adik yang sekaligus sepupu dari mendiang Ayah, berpulang karena penyakit stroke.

*menghela napas panjang*

Begitulah kehidupan memang. Tak pernah diketahui apa yang akan terjadi. Hanya bisa dihadapi. Dan pada 1 Ramadhan 1436 H ini, banyak doa dan harapan yang terucap dan semoga diwujudkan oleh sang Maha Mengabulkan Doa dan Harapan.

Berharap keajaiban demi keajaiban terus terjadi dalam hidup saya dan keluarga. Keajaiban yang senantiasa makin meningkatkan ketaqwaan padaNya. Doa-doa senantiasa terpanjatkan dalam setiap waktu, berharap terhindar dari hal-hal yang buruk dan tidak mengenakkan hati.

Semoga kita semua pun selalu berharap dan berdoa. Tak pernah berhenti meminta sebab sejatinya kita tidak punya apa-apa. Setiap yang diminta pun hanyalah titipan sementara jika kemudian dikabulkan. Dan mungkin bisa merenungkan kalimat: Mengapa harus merasakan kehilangan, toh sejatinya kita tidak pernah memiliki…

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa semuanya. Maafkan saya dan keluarga lahir dan batin.

NB:

Soal menu buka puasa hari ini, cukup dengan air putih dan buah naga… ^_^