Review Lakon Fragmentaris: Cuplikan Realita Seorang Ibu Rumah Tangga

Review Lakon Fragmentaris: Cuplikan Realita Seorang Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga ternyata tak selalu berkutat di dapur saja. Banyak hal yang bisa dikerjakan dan membuahkan hasil yang baik. Tak selalu harus pasrah dengan keadaan sebagai rumah tangga yang kata orang-orang “tak bekerja”. Padahal menjadi ibu rumah tangga justru pekerjaannya kompleks dengan kemampuan multitalenta.

Review Lakon Fragmentaris: Cuplikan Realita Seorang Ibu Rumah Tangga

Penulis: Mugniar Marakarma
Penerbit: Leutikaprio
ISBN: 978-602-225-353-2
Tebal: vi + 127 hal
Ukuran: 13 x 19 cm

Begitu juga yang terjadi pada diri Mugniar Marakarma (saya kerap memanggilnya dengan Bunda Niar). Seorang ibu rumah tangga yang berpendidikan tinggi. Memiliki 3 (tiga) orang anak yang cerdas serta kritis sehingga menambah kebahagiaan tersendiri bagi Bunda Niar. Ditambah lagi dengan lahirnya buku Lakon Fragmentaris karena menang dalam Kompetisi Book Your Blog 2011 oleh LeutikaPrio.

***

Buku Lakon Fragmentaris adalah kumpulan kisah yang dituliskan Bunda Niar mengacu pada kejadian nyata sehari-hari. Memang, saya mengenal Bunda Niar adalah seorang blogger. Di dalam buku Lakon Fragmentaris ini berisi 3 (tiga) bab yang menggambarkan bagaimana sosok ibu rumah tangga dalam menjalani kehidupan setiap hari bersama anak-anak dan suami.

Bab “Celoteh-Celoteh” melukiskan sejumlah kisah mengenai anak-anak Bunda Niar yang begitu polos dengan segala macam pertanyaan dan pernyataan yang kadang mengundang tawa serta decak kagum. Di dalam bab ini akan terlihat bagaimana Athifah, Affiq dan Afyad, ketiga anak Bunda Niar dengan dialog-dialog khas anak-anak dengan orang tuanya.

Athifah : “Mama, nanti kalau saya seperti Mama, saya juga melahirkan anak?”

Mama  : “Iya, kalau Athifah sudah menikah.”

Athifah : “Kenapa kalau orang menikah bisa melahirkan anak?”

Mama  : “Karena Allah kasih orang yang sudah menikah untuk bisa melahirkan.”

Athifah : “Nanti saya punya laki-laki seperti Papa… siapa namanya, Mama?”

Athifah menjawab sendiri pertanyaannya, ”Suami ya, Mama? Namanya suami?”

Mama  : “ Iya.”

Athifah : “Saya tahu.”

Mama  : “Tahu apa?”

Athifah : “Tahu jawabannya yang saya tanyakan tadi.” (Hal. 74)

Tak hanya kisah celoteh anak-anak Bunda Niar yang dipaparkan di dalam buku Lakon Fragmentaris ini. Sebuah perbandingan yang membuka mata saya dan membandingkannya dengan pengalaman sendiri mampu membuat kembali berpikir sejenak. Sebut saja kisah pengamatan Bunda Niar antara Ibu Tradisional dan Ibu Modern dalam sebuah pernikahan anaknya. Perbedaan yang kontras namun nyata ditemui di lapangan dikupas dalam buku ini. Dan akhirnya harus mengambil hikmah dari perbandingan tersebut.

***

Overall, buku Lakon Fragmentaris ini berisi kisah-kisah pilihan yang ditulis oleh Bunda Niar berdasarkan fakta dan pikiran yang melintas. Mengenai kekurangan, tentu saja ada dan bagi saya terletak pada kurang banyaknya kisah yang dibukukan. Padahal saya tahu betul bahwa Bunda Niar memiliki segudang pengalaman menjadi seorang perempuan, anak, istri dan juga ibu.

Selalu menantikan kisah-kisah inspiratif dan motivatif lainnya dari penulis. Semoga senantiasa diberikan kemampuan untuk terus berkarya di dunia blogging. Dan saya sama sekali tidak heran jika Bunda Niar terpilih sebagai blogger yang akhirnya menang dan bisa menjadikan tulisan-tulisan blog-nya sebagai buku.

Saya memberi 4 (empat) bintang untuk buku ini

Rating 4 Bintang

NB:

Maaf jika reviewnya sudah bertahun-tahun baru terbit ^_^ #lebay

Facebook
Twitter

Related Posts

4 Responses

  1. Terimakasih Rahmah … saya bahagia bisa menjadi ibu rumahtangga yang pikirannya bisa mengembara ke mana-mana. Terimakasih atas apresiasinya. Mengenai kekurangan buku ini …. aih sebenarnya banyak sekali, bikin saya malu sendiri memikirkannya 😀

    Sekali lagi terimakasih ya .. aamiin atas do’anya. Semoga kita sama2 bisa tetap ngeblog, ever after.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *