Upaya Pemerintah agar OYPMK Tidak Identik dengan Kemiskinan

upaya pemerintah mengangkat oypmk dari kemiskinan

Kusta. Tidak pernah bosan ikut menuangkan opini, saran bahkan harapan agar penyakit ini segera musnah dari muka bumi. Selalu ada OYPMK yang menjalani kehidupannya dengan berbagai lika-liku. Lingkungan yang mendukung keberadaan mereka pun tidak merata. Selalu ada omongan perih menyayat hati yang terlontar untuk mereka. Bahkan tidak jarang kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka terhalang oleh regulasi njlimet bin nyesek. 

Padahal OYMPK itu manusia juga lho. Mereka ciptaan Tuhan yang kebetulan diberikan soal kehidupan yang berbeda dengan kita bahkan mungkin terasa berat bagi mereka. Namun, Tuhan sudah berjanji tidak akan memberikan ujian jika hambaNya tak mampu memikul beban tersebut. Ya, OYMPK memang selalu identik dengan ketidakmampuan. Untuk itu, pemerintah pun berupaya maksimal agar OYPMK dan Penyandang Disabilitas bisa berdaya karena tidak jarang kemampuan unik dan luar biasa justru datang dari mereka yang secara kasat mata kita anggap tidak bisa apa-apa.

upaya pemerintah mengangkat oypmk dari kemiskinan

Ngomongin soal kusta yang selalu identik dengan kemiskinan, tanggal 28 September 2022 lalu, Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia bekerja sama untuk menghadirkan talkshow menarik sekaligus membuka wawasan kita mengenai disabilitas dan OYPMK. Talkshow pagi ini menghadirkan narasumber:

  • Sunarman Sukamto, Amd, Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staff Presiden (KSP)
  • Dwi Rahayuningsih, Perencana Ahli Muda, Direktorat Penanggulangan Kemiskiman dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas.

dan dipandu oleh Debora Tanya membahas topik “Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?” 

Dalam talkshow ini akhirnya saya bisa terus tercerahkan bahwa pemerintah sejatinya tidak tinggal diam dalam meningkatkan taraf hidup bagi disabilitas dan OYPMK ini. Berbagai upaya sudah dilakukan bahkan menjadi program-program perencanaan ke depannya. Namun, semua ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan masyarakat selaku orang-orang terdekat bagi disabilitas dan OYPMK.

Langkah Pemerintah dan Masyarakat

Bahas soal taraf hidup OYPMK dan disabilitas, maka tidak jauh-jauh dari pembahasan kemiskinan. Penderita kusta, yang sudah sembuh dari kusta di berbagai daerah di Indonesia masih tidak mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara. Kesempatan bekerja pun sangat kecil karena dianggap mampu menular di sekelilingnya.

Tercatat ada kasus kusta sebanyak 13.487 per tanggal 24 Januari 2022 dan 7.146 diantaranya adalah kasus baru. Di Indonesia sendiri ada 6 provinsi yang terdiri dari 101 kabupaten/kota yang masih memiliki warga menderita kusta. Data ini menjadikan Indonesia masih berada di posisi ketiga terbesar negara dengan penyakit kusta yang harusnya bisa hilang atau Indonesia Bebas Kusta.

Nah, mengatasi fakta di lapangan seperti ini, Pemerintah sudah melakukan berbagai pembenahan seperti:

Kolaborasi Pihak Terkait

Bapak Sunarman Soekamto, mengatakan bahwa pemerintah daerah, lembaga perubahan dari OYPMK sendiri serta pihak asing bisa berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah kusta ini yang sudah menjadi permasalahan multidimensi. Oleh karena itu perlu diselesaikan juga dengan langkah multidimensi yang tidak hanya persoalan kesehatan semata.

Hilangkan Diskriminasi 

Sadar atau tidak sadar lingkungan kita memang belum mampu menerima sepenuhnya keberadaan disabilitas termasuk OYPMK. Perilaku diskriminatif masih sering terlihat. Pengabaian akan keberadaan disabilitas dan OYMPK masih terlalu jelas terlihat. Disabilitas dan OYMPK tidak diberi kesempatan yang sama dalam bertindak maupun menyampaikan pendapat, apalagi untuk OYMPK dianggap mampu memberikan bahaya tersendiri akibat penyakit kusta yang pernah diderita. Padahal penyakit ini bisa sembuh jika memang yang bersangkutan mengikuti prosedur penyembuhan dengan baik dan taat.

Edukasi dan Sosialisasi Lebih Intens tentang Kusta

Ini penting agar penyandang disabilitas termasuk OYMPK harus bangkit dan percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Edukasi dan sosialiasasi bertujuan agar masyarakat lebih mengenal kusta dan hal-hal terkait dengan penyakit yang bisa sembuh ini. Masyarakat harus membuka diri dan wawasannya bahwa kusta bukan penyakit yang mudah menular dan bisa sembuh dengan obat-obatan khusus.

Sosialisasi ini penting dilakukan di beberapa wilayah Indonesia yang masih menganggap kusta itu mengerikan sehingga perilaku atau sikap pada orang-orang OYPMK dan disabilitas tetap baik. Sikap baik ini justru biasanya menjadi motivasi bagi mereka untuk tampil lebih baik dan berdaya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Perlu diingat bahwa kusta tidak bisa menular dengan cepat apalagi jika penderita kusta sudah mengkonsumsi obat khusus begitu juga dengan keluarga yang berada di dekat penderita. Kusta hanya bisa menular jika pasien kusta kontak erat 20 jam selama sepekan berturut-turut.

Pelatihan untuk Disabilitas dan OYPMK 

Disabilitas dan OYPMK perlu diberdayakan dengan memberikan pelatihan terkait dengan minat dan kemampuan masing-masing. Namun, meski mereka diberikan pelatihan, maka kesempatan untuk mereka pun harus dibuka, begitu juga sebaliknya karena jika keduanya tidak berjalan bersama-sama pastinya upaya menaikkan taraf hidup mereka pun tidak berjalan dengan baik.

Advokasi untuk Disabilitas dan OYMPK

Pemerintah sudah menghimbau tentang adanya advokasi bagi disabilitas dan OYPMK sehingga kebijakan apa pun yang dilakukan itu benar-benar inklusif disabilitas dan OYPMK. Jadi, disabilitas dan OYPMK memiliki kesempatan yang sama karena dijamin dan diakui hak-haknya sebagaimana masyarakat pada umumnya pada setiap program dan anggaran yang dijalankan oleh pihak di mana mereka berada untuk diberdayakan.

Penyaluran Sembako yang Tepat Sasaran 

Menurut ibu Dwi Rahayuningsih, pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial dan Departemen Sosial terkait sudah melakukan pendataan disabilitas dan OYPMK untuk diberikan bantuan sembako. Ini diupayakan benar-benar yang menerima adalah termasuk kategori miskin.

Selain itu, program-program pemerintah lainnya dalam memberikan bantuan bagi disabilitas dan OYPMK pun diharapkan terus berjalan dan beberapa sedang direncanakan pihak terkait. Tujuannya tidak lain taraf hidup mereka bisa lebih meningkat.

***

Well, siapa pun kita pastinya tidak bisa tinggal diam dalam melihat saudara kita yang disabilitas dan OYPMK terhenti jalannya dalam mengembangkan potensi lain dalam diri. Mereka bukan orang yang pasrah dan ingin berpangku tangan. Mereka butuh diakui keberadaan, didukung agar terus semangat menjalani harinya karena diberdayakan.

Jadi, jangan abaikan mereka!

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *