Pernah nggak sih mengalami yang namanya burnout? Itu tuh kondisi yang secara fisik dan mental kita merasakan kelelahan yang amat sangat.
Tips Atasi Burnout sejak Jadi Ibu Rumah Tangga
Turunkan Ekspektasi
“Wah, menyerah dong namanya.”
Hmm bagi saya menurunkan ekspektasi tidak sama dengan menyerah, tidak akan sama. Menyerah berarti tidak melakukan apa-apa lagi sementara menurunkan ekspektasi masih ada harapan karena tetap berusaha.
Ekspektasi terlalu tinggi dan akhirnya kecewa bisa melelahkan jiwa raga. Jujur, saya merasakannya beberapa tahun belakangan. Apalagi terkena pandemi seperti ini, duh rasanya amat sangat membuat lelah fisik dan mental banget.
Cita-cita boleh tinggi tetapi tidak dengan memaksakan diri ketika memang tidak sanggup. Pasti ada cara lain sehingga tidak perlu memaksakan diri apalagi jika kemudian jatuh sakit. Biaya rumah sakit masih mahal, lo.
Tidur
Masa bodoh dengan pekerjaan rumah tangga yang rutin dilakukan setiap hari. Ketika merasa lelah banget dan bingung mau menyelesaikan pekerjaan yang mana, tidurlah! Bukan untuk menghindari kenyataan bahwa urusan domestik sudah ada yang urus (bagi yang punya ART), tetapi juga untuk mengembalikan stamina yang hilang.
Selepas tidur biasanya hati dan pikiran tenang asalkan tidak dibangunkan dalam kondisi yang keliru. Alias jangan dibangunkan sambil emosi atau melakukan sesuatu yang mengagetkan.
Keluar Rumah, Jalan-Jalan Sejenak
Bukan karena ingin lari dari tanggung jawab sebagai ibu apalagi istri. Ini lebih kepada memanusiakan yang namanya perempuan beranak dan bersuami. Apalagi kalau tinggal serumah dengan beberapa saudara dan orang tua. Hal ini sungguh bisa me-recharge energi kembali agar tetap sehat dan pastinya bahagia.
Bisa ke cafe, rumah teman, taman atau sekadar jalan-jalan di sekitaran kompleks sambil menikmati aktivitas orang-orang yang juga pasti memiliki cerita unik dalam perjalanan hidup mereka.
Berani Katakan “No”
Hal ini untuk meredam perasaan dan argumen dengan batin sendiri yang bunyinya: “Hey, ini tidak dibutuhkan tetapi saya tetap berusaha untuk sukses.” Tidak perlu segan atau sungkan dengan teman yang memang membawa toxic friendship.
***
Well, apapun yang bisa membuat burn out, maka jauhilah sebaik mungkin tanpa harus melukai.