Sarat makna hidup yang terpendam dalam. Setidaknya itu tanggapan pertama kali setelah menyelesaikan novel Yorick dengan ketebalan yang terbaca dalam dua malam. Pantas saja banyak yang kemudian mencoba untuk melukiskan kembali sosok Yorick dengan ekspektasi pribadi. Kemudian saya pun ikut mencoba menuangkannya lewat tulisan ini.
Novel Yorick yang saya peroleh dengan membelinya di toko buku, saat itu saya titip teman baik karena kondisi fisik sedang tak mungkin berjalan keluar. Betapa senagnya karena begitu tiba di tangan, tak pernah ada sedetik pun waktu yang terbuang percuma, baca sampai kelar.
Beranjak dari kisah nyata dengan latar cerita berlokasi di Desa Panjalu, Ciamis, seluruh kisah hidup Yorick dikisahkan. Belajar hidup dari seorang nenek yang bernama Mak Encum, cukup membuat Yorick bisa merasakan perjalanan hidup yang nyaris luput dari titik kebahagiaan.
Sosok Mak Encum sungguh membuat saya berpikir bahwa beliau adalah pelita bagi Yorick kecil. Mengajari tentang bagaimana menjaga harga diri dan pastinya bekal-bekal yang berguna bagi masa depan Yorick sendiri. Dan bisa dipastikan, kehidupan Yorick selalu menjadi bahan caci-maki teman sebayanya. Sebut saja Yayan, Yana dan Yanu, trio cilik yang menjadikan Yorick kemudian menyulam dendam dalam hati secara tidak langsung.
Apakah Yorick melawan gangguan seperti itu? Oh, tidak! Yorick tetap bangkit dan melanjutkan kehidupannya. Perlawanan sepertinya bukan ciri khas Yorick. Baginya, kenyamanan harus dibuatnya sendiri agar tetap bisa berjalan melewati hari. Lemah dan terjatuh hanya karena gangguan sekeliling bukan bagian dalam kamus hidup Yorick. Setegar itulah Yorick kecil.
Tak hanya sampai di situ. Tantangan kehidupan terus mendera Yorick kecil. Hidupnya kemudian semakin membuatnya merasa terenggut ketika ada insiden terpisahnya Mak Encum dari dirinya. Tragedi yang kemudian memaksanya untuk terus mencari celah agar bebas dari seluruh siksaan yang dialaminya. Hidup dengan penuh badai harus dilalui dengan tegar. Jatuh bangun pun menjadi sebuah kewajiban Yorick agar tetap bertahan.
Hidup ibarat roda yang berputar…
Seperti itulah juga kehidupan Yorick. Bertemu dengan orang-orang baik dan memberikannya semangat untuk tetap bangkit, mengubah Yorick menjadi seseorang yang bisa disegani. Yorick dikarunai Tuhan dengan orang-orang yang tidak berat dalam hal membantunya menjadi lebih baik. Mulai dari pinjaman modal hingga dukungan semangat dari teman-teman dekat Yorick, membuat langkahnya semakin mudah. Sahabat terkadang tak berfungsi sebagai sahabat saja, bisa lebih dari saudara kandung.
***
“Setiap manusia punya cerita, lengkap dengan bermacam-macam bentuk, warna, juga aroma rasa, bahagia dan derita. Tapi tak semua bisa melaksanai dengan baik peran yang telah diberikan Sang Hidup.” (Hal. 173)
Membaca kisah Yorick ini cocok sekali untuk diketahui oleh seluruh anak-anak calon generasi penerus bangsa yang kini tengah mengarungi samudera kehidupan. Apalagi sudah semakin modern. Persaingan pun semakin tidak dapat terelakkan. Namun, semuanya tetap akan baik-baik saja selama sikap menghadapinya pun tetap tenang dan selalu mendahulukan pikiran positif.
Menjadikan orang-orang di sekeliling sebagai motivasi bahkan bisa jadi ajang untuk menunjukkan bahwa kita bisa bangkit meski sekeras apapun tantangan yang dihadapi.
Yorick saja yang hidupnya sebatang kara dan hanya ditemani Mak Encum dengan segala pelajaran hidup, membuat Yorick bisa tumbuh menjadi bos perusahaan besar. Betapa banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Yorick.
Novel Yorick ini memang butuh kemauan keras untuk membacanya, sebab ketebalannya boleh jadi membuat orang jadi minder duluan. Namun, bagi saya pribadi akan pantang menyerah karena semakin membaca dari satu kisah ke kisah lain, saya menemukan banyak pelajaran baru bahkan pengingat ulang akan kehidupan yang sedang saya jalani saat ini.
So, novel ini sungguh menginspirasi. Tak ada yang bisa mengubah nasib seseorang kalau tidak diusahakan sendiri. Soal hubungan asmara Yorick dengan wanita bernama Nevia, bagi saya pun misteri dan membuat saya penasaran. Yaa siapa tahu ada kelanjutan Novel Yorick dengan versi yang bisa membahas tuntas tentang hubungan tersebut. Serta tentang kedua orang tua Yorick yang sepertinya hanya dikupas singkat oleh penulis.
Kirana Kejora, penulis novel Yorick ini mampu membius saya untuk semakin jatuh ke dalam kisah Yorick. Bahkan ingin segera menyaksikan kisah visualnya karena novel ini difilmkan juga rupanya. Dan terima kasih sudah membuat saya hanyut dengan kisah perjuangan masa lalu Yorick yang kini sudah sukses dengan karirnya.
***
Well… bagi teman-teman yang penasaran dengan kisah Yorick seutuhnya, bisa baca bukunya dengan mendapatkannya di toko buku terdekat. Satu hal yang pasti, hidup yang berlalu dengan biasa, tidak akan pernah menjadikan seseorang luar biasa.
Judul Novel: Yorick
Penulis: Kirana Kejora
Penerbit: PT. Nevsky Prospekt Indonesia, Jakarta
Tahun Terbit: Cetakan III, 2018
Jumlah Halaman: 345 Halaman
2 Responses
Hatur Nuhun apresiasinya. Selamat menanti filmnya. Segera.
Tapi berputarnya hidup juga tergantung dari usaha masing-masing insan, hehehe