Putu Cangkiri’ yang Tak Pernah Ada Saat Ngidam

Putu Cangkiri’ yang Tak Pernah Ada Saat Ngidam memang menjadi makanan tradisional paling butuh perjuangan. Ya, setidaknya perjuangan menahan kesabaran. Pasalnya, tidak ada yang jual di Surabaya dan butuh keahlian tersendiri untuk membuatnya agar tetap enak dimakan.

Namanya Putu pasti semua orang tahu bahan dasar pembuatannya. Tepung, kelapa dan gula merah. Sebenarnya mirip dengan Putu yang seringkali ditemui hanya saja khas Maros Makassar ini memang rasanya berbeda.

Saya masih ingat waktu kecil suka diberi sarapan ini sama nenek. Masih hangat karena baru dibeli dan sangat nikmat diminum dengan susu hangat.

Ngidam Selalu Ingat Putu Ini

Entahlah saya juga heran. Setiap kali saya hamil, ngidamnya pasti ke makanan satu ini padahal sulit mendatangkan.

Mengapa tidak buat sendiri? Hmm, peralatannya tidak ada. Memang sih kalau dilihat sekilas hanya dikukus setelah diletakkan dalam cetakan. Namun, tidak semudah itu berhasil lo. 

Bukan Sembarang Gula Merah

Selama hidup di Jawa, belum pernah saya mendapatkan gula merah yang sama dengan kampung halaman. Wanginya berbeda bahkan kekentalan dan warnanya juga banyak perbedaan.

Bagaimana dengan rasa? Ouh tentu ini sudah berbeda. Meski sama-sama manis tetapi gula merah kampung halaman sangat kuat aromanya. Makanya kalau saya nekat buat Putu Cangkiri’ dengan gula merah seadanya, saya khawatir malah mubazir. Tidak ada yang makan karena memang rasanya aneh kalau bukan bahan gula biasanya.

Ah, itu karena faktor belum bisa move on saja sepertinya. Ya, ini celetukan beberapa teman yang awalnya saya setuju tetapi lama kelamaan tidak lagi.

Bagi saya tidak semua bahan bisa diganti untuk mendapatkan rasa yang sama. Kalau bentuk yaa mungkin saja bisa sama. Namun, lidah yang sudah terbiasa merasakan yang seharusnya tentu akan bisa memberikan sinyal soal rasa.

Harganya Murah Meriah

Kalau saya tidak salah ingat, waktu kecil harganya cuma seratus rupiah saja. Sekarang sangat jauh sekali inflasi-nya. Per biji dijual lima ribu rupiah. Itu pun bentuknya tidak lagi senormal dulu.

Saya pernah merekam video pembuatan Putu Cangkiri’ ini dan lumayan banyak yang views padahal videonya tidak diedit sedikit pun

Sederhana sekali pembuatannya tetapi lihat saja alat dan bahan yang digunakan. Pastinya butuh keahlian tersendiri.

***

Well, banyak yang bilang kalau ngidam tidak perlu terlalu dituruti. Apalagi ngidam makanan yang butuh menguras dana dan tenaga.

Namun, bagi saya pribadi ngidam itu suatu bentuk keinginan yang bisa saja sudah lama terpendam tetapi dimunculkan kembali karena pengaruh hormon yang tidak stabil.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *