Mengajarkan Anak Puasa Tanpa Reward, Emang Bisa?

Anak Puasa apakah Butuh Reward?

Mendidik anak puasa itu bukan perkara mudah. Namun, bukan berarti sulit sehingga orangtua kemudian pasrah. Puasa adalah ibadah yang masuk ke dalam Rukun Islam, jadi mau tidak mau ketika mengaku sebagai muslim/muslimah maka rukun satu ini harus dijalankan sebagai ibadah.

“Kan anak kecil, enggak tega kalau diminta puasa terlalu dini.”

Hmm, kalau saya justru berprinsip, jika tidak dibiasakan dari kecil maka saat besar akan kesulitan. Pastinya celaka juga orangtua jika anak sudah waktunya berpuasa tetapi masih terlalu banyak alasan untuk excuse. 

Anak Puasa apakah Butuh Reward?

Lalu, apa yang harus dilakukan agar anak mau puasa?

Pertanyaan ini sering saya dapatkan. Apalagi si sulung sejak TK B sudah full puasanya meski banyak drama. Ya, mending banyak drama sekarang daripa nanti saat dewasa malah bikin mengelus dada plus kecewa.

Anak Mau Puasa, Diapain Sih?

Berikut saya berbagi pengalaman yang saya lakukan bersama pasangan agar anak mau puasa bahkan sekarang sudah kelas 3 SD, dramanya sudah berkurang:

Sambut Ramadan Suka Cita 

Anak-anak itu akan suka dengan kehebohan, kemeriahaan dan semisalnya. Nah, kalau orangtua sudah bahagia terlebih dahulu menyambut Ramadan, anak-anak pun akan merasakan bahagia juga meski tahu kalau bakalan puasa yang artinya tidak makan dan minum seharian.

Jadi Contoh Utama 

Anak akan mengikuti orangtua sebagai contoh paling utama. Maka sebisa mungkin menunjukkan semangat puasa. Jika pun harus tidur, saat waktunya ibadah lain harus segera bangkit dan menjalankannya. Jangan sampai anak bermalas-malasan dengan dalih, “Ayah Bunda juga tidur terus kok.” misalnya.

Bangun perspektif pada anak bahwa puasa itu memang akan merasakan lapar dan haus untuk peka dengan sesama. Jadi, seperti itulah ketika mereka tidak mampu makan dan minum. Untuk itu, rasa syukur kita sekarang karena bisa makan dan minum dengan mudah kita lakukan dengan anjuran puasa sebagai Rukun Islam.

Makanan Kesukaan Anak 

“Bun, saya mau buka puasa dengan es krim.”

“Bun, sahurnya nanti pakai Cap Jay aja ya!”

Masih banyak lagi kalimat-kalimat yang menghebohkan anak untuk berpuasa. Maka ketika orangtua mampu menyediakannya, lakukan. Jangan terlalu pelit untuk kebahagiaan anak selama dalam batas wajar. Anak berpuasa kemudian mengangkat tangannya berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaan orangtua-nya tentu sangat didambakan setiap orangtua di luar sana, bukan?

Lihat juga sih makanan kesukaan anak-anak itu bisa memenuhi nutrisinya untuk berpuasa seharian. Jika memang dirasa kurang, maka anak-anak diajak diskusi dan pastinya mereka menyenangi hal tersebut karena bisa menambah insight anak tentang puasa.

Kok Tidak Ada Reward? 

Sebenarnya saat awal mengajarkan anak puasa, waktu itu di TK A, saya dan pasangan sempat menjanjikan sebuah permainan lengkap yang bisa dimainkan oleh banyak orang. Sejak dahulu anak saya ingin teman-temannya main perosotan di rumah, mandi bola dan masih banyak lagi lainnya. Namun, pelan-pelan kemudian sulung kami ini belajar dari temannya di sekolah, kepala sekolah juga gurunya.

Sekarang sudah kelas 3 SD, si sulung sudah tidak minta apa-apa. Bahkan bertanya akan mudik kemana, Lebaran kapan, sudah puasa berapa hari dan masih banyak lagi pertanyaannya, tidak lagi diajukan. Bahkan sekarang punya adik (anak kedua) justru si sulung yang selalu memberi pengertian soal puasa. Bahkan terkadang begini:

“Kamu itu kalau mau makan jangan dekatnya yang puasa dong.

Belajar tentang puasa dengan bahasa yang masih sulit dicerna, yakin saja anak akan buang wajah dan mlengos pergi. Jika ada seperti ini sebenarnya kita satu langkah lebih maju. Penolakan memang akan terjadi tetapi bukan berarti anak membenci.

Anak Puasa dengan Teman-Temannya

Supaya teralihkan dengan reward, anak-anak diberikan kesempatan bermain dengan waktu yang sesuai pada masing-masing anak. Banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan orangtua dan anak sambil menanti buka puasa, misalnya. Bisa juga dengan bermain kartu Hijaiyah, Ular Tangg Syar’i bahkan ikut memasak menu buka puasa dan memasak untuk sahur.

Lalu, apakah anak saat Lebaran tidak diberi hadiah puasa?

Jawaban saya, ketika anak diberikan hadiah dengan niat puasa, artinya pahalanya hanya akan tercatat langsung pada yang memegang bentu hadiah yang diberikan Allah dan malaikatNya.

Jadi, coba berdiskusi dengan anak sehingga terbentuk mindset puasa karena memang anjuran agama, bukan karena hadiah di hari raya. Percaya tidak percaya, pendekatan yang mengena di hati dan logika anak akan membuatnya peka dan tidak akan menyusahkan ketika dibangunkan sahur apalagi diminta salat tepat waktu selama Ramadan.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *