Search
Close this search box.

Melestarikan Budaya Artinya Ikut Menjaga Lingkungan

Melestarikan Budaya Artinya Ikut Menjaga Lingkungan – Bicara soal budaya, saya jadi melihat ke diri dan keluarga yang merupakan perpaduan dua budaya yang berbeda. Bugis Makassar bertemu dengan Jawa memang bukan hal baru tetapi beberapa waktu lalu sempat menjadi bahan pergunjingan mengapa pasangan saya dari Jawa bisa meminang gadis Bugis Makassar. Bahkan terbilang mudah dan tidak memerlukan waktu lama proses pernikahan bisa berlangsung.

Saya sangat bahagia karena yang terjadi pada kehidupan saya sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya yang menjadi kewajiban setiap warga negara, bukan? Saya memang tidak bisaikut berperang melawan penjajah agar Indonesia tetap merdeka. Namun, adanya keragaman budaya hanya dari dua suku saja membuat #IndonesiaBikinBangga. Bagaimana dengan suku-suku lainnya yang pasti memiliki value tersendiri sehingga tetap ada di Indonesia dengan segala keunikannya.

Mengapa Harus Melestarikan Budaya?

“Bun, memangnya kenapa kita harus melestarikan budaya?”

Pertanyaan ini muncul dari anak sulung yang beberapa kali mengikuti cara kami memperkenalkan budaya berbeda kedua orang tuanya. Maka jawaban kami pada saat itu adalah budaya Indonesia itu beragam dan sangat unik, kalau tidak dijaga maka bisa diambil orang. Sudah jadi tugas kita untuk menjaga dengan terus melestarikannya. 

Melestarikan Budaya Artinya Ikut Menjaga Lingkungan

Namun, melestarikan budaya lebih detail bisa dijelaskan dengan alasan sebagai berikut:

1. Warisan Nenek Moyang

Ya, budaya itu warisan yang diberikan oleh para pendahulu. Sudah sewajarnya kita melestarikan dengan terus mempertahankan dan menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Memang sih ada budaya yang semakin tergerus dengan budaya asing melalu media sosial.

2. Setiap Budaya Memiliki Nilai Luhur

Pastinya budaya yang berkembang di Indonesia memiliki nilai luhur yang menjadi karakter bangsa. Bangsa Indonesia yang majemuk dimana Bhinneka Tunggal Ika menjadi pemersatu, tentunya menjadikan kita untuk benar-benar mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut agar tidak goyah dengan budaya asing yang masuk. Filterisasi budaya akan menjadi tameng tersendiri bagi kita sebagai warga negara Indonesia sehingga meskipun suka dengan budaya asing, tidak menghapus rasa cinta tanah air karena #IndonesiaBikinBangga dengan segala hal yang berhubungan dengan budayanya.

3. Pondasi Karakter Bangsa

Dalam setiap budaya yang ada di Indonesia pastinya mengemban nilai luhur seperti gotong-royong, peduli, toleransi, ramah dan santun. Nilai inilah yang menjadikan karakter bangsa Indonesia terbentuk dan kuat. Keberagaman boleh saja ada bahkan satu sama lain sangat berbeda, tetapi persatuan Indonesia yang menjadi cita-cita para pejuang Kemerdekaan terdahulu sangat wajib untuk diteruskan.

Nah, budaya-budaya yang ada di Indonesia menjadi pondasi kuat untuk menunjukkan karakter bangsa. Untuk itu, sangat wajar jika banyak yang membuat #IndonesiaBikinBangga

Budaya yang Melekat dalam Keseharian

Sebagaimana yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa saya dan pasangan berasal dari dua budaya yang berbeda. Adat istiadat yang sangat berbeda inilah yang membuat kami semakin berusaha saling mengisi, memahami dan pastinya saling menjaga budaya satu sama lain.

Contoh sederhana yang sudah kami lakukan antara lain:

1. Pernikahan Adat

Meskipun pernikahan yang kami langsungkan saat itu hanya mengikuti budaya Bugis-Makassar, acaranya tetap berlangsung dengan lancar. Tidak sedikit yang bertanya kepada saya mengenai alasan tidak melakukan adat Jawa. Sama sekali bukan karena keluarga saya yang tidak ingin tetapi memang waktu itu ada kendala pada kesehatan ibu mertua.

Tidak hanya pernikahan kami saja, semua anggota keluarga saya tidak pernah absen melakukan pernikahan adat meskipun saat ini masuk pada kecanggihan gaya hidup. Tetap saja ada nilai-nilai luhur dari pernikahan yang harus kami jaga dan percaya atau tidak sangat mempengaruhi kelangsungan rumah tangga ke depannya.

Contoh sederhananya ada pada ritual Mappassili. 

Mappassili ini merupakan rangkaian adat budaya yang harus dilalui oleh calon pengantin sebagai sarana untuk “membersihkan diri” sebelum memasuki mahligai rumah tangga. Konon, kegiatan ini harus dilakukan sebagai tolak bala dan calon pengantin bersih lahir batin sebelum menjalankan kewajiban sebagai istri/suami nantinya.

2. Ikut Karnaval Busana Adat

Kegiatan ini kami lakukan awal tahun 2021 ini karena mengikuti peringatan Hari Kartini di sekolah anak saya. Senang rasanya bisa mengenalkan anak dengan pakaian adat. Dari sinilah muncul pertanyaan yang secara tidak langsung membuat bonding antara saya dan anak semakin terbentuk.

“Mengapa namanya baju bodo?” 

Pertanyaan ini muncul begitu saja karena anak saya mungkin merasakan keanehan ketika mendengarnya pertama kali. Awalnya disangka penyebutannya itu baju bodoh. Reaksinya kaget dong ketika awal-awal saya info kalau ikut karnaval bisa pakai baju adat dari Sulawesi Selatan, namanya baju bodo.

Ya, baju bodo tidak lain artinya adalah baju pendek karena memang didesain lengan pendek. Kalau dulu di zaman nenek moyang, pakaian ini dibuat dari kain yang sangat tipis dan berwarna-warni. Namun, seiring perjalanan waktu sudah banyak desainer yang memodifikasi baju bodo menjadi lebih cantik tanpa meninggalkan makna yang tersirat akan baju ini.

3. Ajarkan Kesenian Budaya ke Anak

Saat ini anak saya yang nomor dua sedang bersemangat untuk diberi stimulasi berupa musik dan lagu. Nah, kesempatan ini kami sebagai orang tua menggunakannya dengan mengenalkan lagu daerah Jawa dan Bugis/Makassar. Alasannya lagi-lagi pada keinginan kami agar anak-anak tetap mengenal asal-muasal budaya kedua orang tuanya.

Nah, dari lagu daerah ini kami pun secara tidak langsung mengajarkan yang namanya bahasa daerah. Biasanya mengajarkan bahasa daerah itu kadang sulit, tetapi akan mudah dengan cara yang menarik

4. Percakapan Sehari-hari Mengandung Unsur Bahasa Daerah

Memang saya akui bahwa bahasa Jawa itu sulit untuk saya ikuti pelafalannya. Soalnya karakter suara dan intonasi saya sudah sangat tegas karena kebiasaan dari kecil. Bertemu dengan pasangan dengan bahasa Jawa semi halus membuat saya harus banyak beradaptasi. Apalagi saya mengenal bahasa Jawa dimulai dari bahasa Suroboyoan sehingga perlu menata kata dan intonasi agar tetap sopan di tengah keluarga pasangan.

Di dalam keluarga kecil kami, bahasa Jawa memang lebih dominan karena bahasa Bugis-Makassar tidak punya lawan bicara. Hanya bisa terjadi ketika mendapat telfon dari kampung halaman atau bercakap di media sosial dengan teman yang berasal dari daerah yang sama. Namun, anak-anak tidak menjadi bingung bahasa karena kami pun menggunakan kosakata yang mudah dipahami oleh mereka.

Setidaknya mereka terbiasa mendengar bahasa daerah ayah dan ibunya meskipun belum fasih mengikuti keduanya. Penting mereka ketahui bahwa bahasa yang orang tuanya pakai menjadi salah satu media untuk tetap menjaga budaya masing-masing agar tidak tergerus dengan bahasa asing. Meskipun memang saya dan anak sulung memiliki komitmen untuk bisa berbahasa Inggris dalam bercakap. Namun, porsinya tetap harus seimbang agar tidak membingungkan.

Budaya Lestari, Lingkungan Asri

Apakah lingkungan asri ada hubungannya dengan budaya yang lestari?

Pastinya ada dong. 

Kalau di atas saya mennyebutkan contoh-contoh budaya yang kami jaga tentunya memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu lingkungan masyarakat yang aman, tenteram dan rukun pastinya. Nah, jika demikian maka tidak sulit untuk menggerakkan dalam proses menjaga lingkungan. Tidak usah jauh-jauh dulu, lingkungan sekitar dulu, paling sederhana adalah lingkungan tempat tinggal dan bertetangga. Itu semua akan menjadi hal yang mudah diwujudkan.

Budaya bangsa yang senang dengan gotong royong, tentunya tidak akan tinggal diam dalam mewujudkan lingkungan bersih. Misalnya saja dalam lingkungan rumah, kerja bakti membersihkan kompleks atau area tempat tinggal agar terhindar dari bahaya seperti penyakit, tentunya akan sangat mudah dilakukan.

Sikap peduli terhadap sesama pastinya tidak akan membuat kondisi menjadi kaku bahkan menutup diri. Karena dengan menunjukkan kepedulian artinya kerukunan di lingkungan tempat tinggal juga akan terwujud.

Jadi, memang budaya yang menjadi karakter bangsa yang membuat #IndonesiaBikinBangga meskipun dengan keanekaragaman budaya Indonesia. Melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan asri, bukan?

***

Well, upaya kecil apapun yang kita lakukan untuk melestarikan budaya, yakinlah bahwa kita sedang berupaya untuk menjaga lingkungan masyarakat tetap hidup rukun, aman dan damai. Budaya yang terus dijaga pastinya akan semakin membuat yakin bahwa #IndonesiaBikinBangga.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *