Ketika Perkedel Jagung Udang Jadi Pilihan

Memasak. Aktivitas yang sebenarnya menyenangkan jika digeluti dengan keikhlasan. Tetapi tidak bisa dipungkiri jika ada saja perempuan di dunia ini yang tak mampu melakukan aktivitas tersebut. Sebenarnya bukan tak bisa tetapi lebih kepada passion sehingga ada saja yang menganggapnya sebagai pekerjaan sulit. Begitupun sebaliknya bagi yang benar-benar mendapatkan feel di dalam melakukannya, memasak akan dianggap sebagai pekerjaan yang sangat mudah.

Jika kemudian diri saya yang ditanya, apakah bisa memasak? Maka jawaban saya adalah bisa. Namun, kata “bisa” di sini sesuai dengan kesanggupan saya. Karena tidak semua jenis masakan saya bisa membuatnya di dapur. Ada menu yang membutuhkan waktu lama untuk saya pelajari terlebih dahulu dan ada juga yang sekali praktek, hasilnya sudah bisa dinikmati.

Nah, berhubung saat ini posisi di rumah mertua, memasak menjadi hal yang membingungkan. Mengapa? Karena selera lidah saya (asli Bugis-Makassar) dengan keluarga suami yang berasal dari Jawa, tepatnya Kertosono – Nganjuk Jawa Timur, sangat berbeda. Jadi, kebanyakan saya yang harus mengikuti selera mereka. Meskipun tidak semua jenis makanan Jawa kemudian saya suka.

Namun, ada salah satu jenis makanan yang saya sukai dan mereka pun begitu. Makanan itu bernama Perkedel Jagung Udang. Eits, tunggu dulu. Di rumah mertua tidak mengenal perkedel jagung. Yang ada adalah Dadar Jagung. Jadi, bentuk sama tetapi nama berbeda 😀 dan karena kesamaan ini pun saya mencoba membuatnya dengan inspirasi resep dari mbak Diah Didi, Perkedel Jagung Udang Menul-Menul, lengkapnya bisa lihat di SINI

Hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 jam saja, Perkedel Jagung Udang buatan saya pun siap disantap. Memang sedikit ada perbedaan dengan perkedel jagung buatan mertua dan kakak ipar saya. Kalau saya tidak menambahkan lombok besar untuk memberikan rasa pedas. Mertua dan kakak ipar juga jarang menggunakan udang karena tidak semua anggota keluarga suka dengan jenis seafood satu ini.

Rasanya senang jika makanan yang kita masak disukai bahkan mendapat pujian yang menyantapnya, khususnya anggota keluarga sendiri. Seperti ada dorongan untuk memasak makanan lain lagi.

Cukup memperhatikan bahan makanan apa yang disukai oleh anggota keluarga dan selanjutnya mencari inspirasi di blog mbak Diah Didi. Sangat bersyukur di era teknologi semacam ini, resep masakan sangat mudah diperoleh. Terima Kasih, mbak Diah Didi…