• Arsip
  • Kontak
  • Profil
  • Skip to primary navigation
  • Skip to content
  • Skip to primary sidebar

Rahmah Chemist

Event Terbaru | Wisata Kuliner | Jalan-Jalan | Gaya Hidup

  • Blogging
  • Event
  • Info
  • Wisata
  • Articles
  • Chemist-Kimia
  • Show Search
Hide Search
You are here: Home / Event / Blog / Hilangkan Ketegangan di Atas Air

Hilangkan Ketegangan di Atas Air

Chemist Rahmah · March 18, 2015 · 14 Comments

Takut air banyak. Ya, salah satu fobia yang harus saya lawan sejak usia SD. Air memang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan tubuh pun dibangun oleh lebih banyak air dibandingkan dengan unsur penyusun lainnya. Semua orang tahu itu, bukan?! Namun, jika keberadaannya melimpah, jangan pernah tanya, kenapa saya bisa tiba-tiba pucat.

Hari itu, saya diperkenalkan kepada salah seorang teman dosen (sudah senior) yang sedang mengambil studi program doktor. Beliau seorang laki-laki yang begitu penuh semangat meskipun usia masih sudah tidak lagi bisa dibilang muda, tetapi juga tidak begitu tua 😀 *maunya apa sih, hehehe…

Sang bapak waktu itu ingin meneliti tentang ekowisata konservasi hutan rawa gambut yang ada di Taman Nasional Sebangau. Sudah tahu belum TN Sebangau itu dimana?! Saya waktu itu benar-benar “buta” karena berpikir menjangkau wilayah tersebut dari kota Palangka Raya hanya akan ditempuh dengan jalur darat. Entah itu menggunakan mobil atau bus. Dan ternyata saya salah besar.

Letak Taman Nasional Sebangau saja ada di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan, tentu saja akan menggunakan transportasi air untuk mencapainya. Inilah kalau tidak ada inisiatif bertanya dan juga tidak memanfaatkan kecanggihan informasi dan teknologi. Otomatis, perlengkapan yang “harusnya” dibawa dan digunakan saat perjalanan, sama sekali tidak terpikirkan.

Dari kota Palangka Raya, harus menempuh perjalanan sekitaran 1 jam menuju dermaga yang terletak di daerah Kereng Bangkirai. Dari dermaga menuju Taman Nasional pun ternyata tidak sebentar. Memerlukan waktu ± setengah jam menggunakan perahu motor. Dan waktu itu, saya dan sang bapak harus agak lebih lama karena terhambat oleh surutnya air. Belum lagi si nahkoda perahu motor harus mencari jalan pintas (tidak melewati sungai besar) karena jaraknya akan semakin lama dan bisa terhambat dengan ramainya transportasi yang juga hilir mudik menuju TN Sebangau tersebut.

Diam seribu bahasa. Itulah yang saya alami. Sebenarnya sejak menginjakkan kaki di dermaga, mulut saya sudah terkunci rapat. Hanya diam dan melempar pandangan ke segala arah. Yang terlihat hanya bentangan air yang banyak. Di stulah saya sudah merasakan ketegangan yang selalu berusaha saya sembunyikan dengan mencoba duduk dan menghafalkan segala macam do’a agar diselamatkan. Lebay?! Nicht! Itulah cara saya mengatur nafas yang sejatinya sudah tidak beraturan karena melihat perahu motor yang tidak begitu besar. Bahkan di dalam benak saya muncul pikiran-pikiran jelek ketika berada di datas perahu motor tersebut. Tetapi dengan hembusan nafas yang berat, mencoba meminta perlindungan dariNya agar semua itu tidak terjadi.

Di atas perahu motor, diam, kaku, wajah pucat dan berpegang erat kiri kanan menjadi gambaran kondisi saya bagi semua orang yang melihat. Pasti itu! Saya saja sudah bisa membayangkannya sendiri. Belum lagi si nahkoda mulai menjalankan perahu motor dengan kecepatan yang begitu tinggi. Jadi sangat wajar ketakutan semakin menenggelamkan saya pada kekhawatiran yang amat sangat dalam perjalanan. Ingin sekali rasanya menghubungi teman atau siapa saja untuk menghindari ketegangan tetapi sayang sekali SIM Card yang saya gunakan bukan Smartfren, jadinya signal sangat tidak bagus untuk berkomunikasi by phone di atas perahu motor yang menyusuri sungai rawa gambut. Makin manyun , deh!

Sekitar sepuluh menit perjalanan, saya kemudian disapa oleh sang bapak. Beliau kembali menceritakan hal-hal yang harus saya kerjakan saat tiba di lokasi. Karena di sana akan ada turis asing yang menjadi objek sang bapak, saya diminta menyiapkan pertanyaan dengan bahasa inggris tentunya. Selama proses mendengar “ceramah” sang bapak, saya teringat kalau di tas ada kamera. Terlintas begitu saja untuk memanfaatkan kamera tersebut untuk mendokumentasikan pemandangan sekitar sebagai bentuk menghilangkan ketegangan.

Selfie di Perahu Motor

Yah, menyentuh kamera dan selfie akhirnya mampu membuat saya bisa “tersenyum” akhirnya. Meskipun bidikan masih tidak sempurna, sudah membuatku bahagia. Namanya juga selfie dalam keadaan tegang, hasilnya pun jadinya “tegang”, hehehe…

Perahu Motor Menuju TN Sebangau
Rombongan turis dari Brazil yang juga ikut ke TN Sebangau (perahu bagian belakang)

Sesampainya di lokasi, adrenalin saya kembali diuji. Saya harus melihat pemandangan indah dari ketinggian lagi, menara yang dibangun di samping kantor TN Sebangau. Menara di mana bagian bawahnya semua air. Aduuuh, rasanya ingin pingsan saja waktu itu, tetapi tetap harus di jalani karena bagian dari kontrak saya dengan sang bapak. Hasilnya, saya bisa sampai dan menikmati pemandangan dari atas. Dan tidak lupa foto lagi sebagai penghilang ketegangan. Ah, rasanya seperti mau jatuh, pusing dan sebagainya menjadi satu.

Foto di atas Menara
Foto di atas Menara

Namun, semua itu saya nikmati. Eits, perjalanan saya kala itu adalah perjalanan terakhir dengan status lajang, lho! 😀 Soalnya beberapa hari kemudian saya dipinang oleh pria yang tidak pernah saya duga sebelumnya. So, menaklukkan ketegangan di atas air sepertinya berlanjut dengan ketegangan lain di pelaminan, hehehe…

 Banner Lomba Selfie Story

Related

Filed Under: Blog, Blogging, Event, Suara Hati

Reader Interactions

Comments

  1. Dwi Puspita Nurmalinda says

    March 18, 2015 at 8:06 AM

    wah,,,ternyata bisa ya mak..menghilangkan ketegangan di atas air 🙂

    Reply
  2. susanti dewi says

    March 19, 2015 at 8:25 AM

    kalau naik perahu kayak gitu, saya juga pasti deg2an mak… 🙂

    Reply
  3. Gustyanita Pratiwi says

    March 19, 2015 at 4:42 PM

    indah sekali ya pemandangannya, semilir angin

    Reply
  4. Adi says

    March 20, 2015 at 8:20 PM

    Kalau laju perahunya ngebut, saya pasti mabuk laut…

    Reply
  5. indah nuria Savitri says

    March 20, 2015 at 9:51 PM

    heheehe…kerasa bangeeet tegangnya maaak …tapi insya allah semua lancar kaaan…sukses kontesnyaa 🙂

    Reply
  6. Oline says

    March 20, 2015 at 10:55 PM

    Suiitt.. suiitt…
    dipinang oleh pria yang tidak pernah saya duga sebelumnya 🙂
    Sukses untuk lombanya ya

    Reply
  7. Oline says

    March 20, 2015 at 10:58 PM

    Ciyee…
    Suitt..suiitt..’saya dipinang oleh pria yang tidak pernah saya duga sebelumnya’ 🙂
    Anw sukses ya buat lombanya..

    Reply
  8. Lidya says

    March 21, 2015 at 4:24 PM

    aku phobia sih gak mak. Tapi kalau ada di laut atau tengah sungai agak seram apalagi lihat foto laut

    Reply
  9. Suzie Icus says

    March 24, 2015 at 9:21 AM

    woww makk amma, berhasil menglahkan phobianyaa..
    aku masih phobia sm bekicot nih ampe skg hiks3…
    tp kayaknya kalo usaha mengurangi kykny bisa ya..
    keren mak,,, good luck!

    Reply
  10. Mas Nuz says

    March 25, 2015 at 10:16 AM

    Itu lokasi KKN UGM tahun 1994-1995 an Mbak Rahmah. Naik perahunya sampai 2x plus jalan kaki tiada akhir. 🙂

    Reply
  11. diah kusumastuti says

    March 26, 2015 at 9:39 PM

    waw, bisa juga ngilangin ketakutan dengan selfie gitu ya, Mak 🙂
    kalo saya agak takut ketinggian…. hehehe…
    btw, sukses ya Mak kontesnya 🙂

    Reply
  12. as says

    March 27, 2015 at 10:03 AM

    aaaaakc, sekarang gak phobia lagi …hayuyuuk berenang

    Reply
  13. Afifah says

    April 5, 2015 at 10:46 AM

    aku ikutan tegang. pernah naik perahu dan itu kelebihan muatan.
    ternyata selfie bisa mengurangi ketegangan.
    salam kenal. aku juga ikutan selfie story. 😀
    http://flyingwithoutlimit.blogspot.com/2015/04/tidak-perlu-momen-penting-untuk-berfoto.html

    Reply
  14. leny says

    May 9, 2015 at 1:35 PM

    Keren bingits mbak, romantis getu loh

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Bismillah…
Nama saya Rahmah. Nama "beken" Rahmah Chemist atau Amma
Saya wanita berdarah Bugis-Makassar yang saat ini bersama suami dan anak (balita) di Surabaya.
Saya senang menulis, postcrossing, bisnis, membaca, kulineran dan jalan-jalan.

Untuk bekerja sama dengan saya bisa ke:
Email: chemist18rahmah@gmail.com
WA 0812-5209-0797 Selanjutnya

Social

  • View chemistrahmah’s profile on Facebook
  • View amma_chemist’s profile on Twitter
  • View ammachemist’s profile on Instagram

Artikel Terbaru

  • Kulineran? Ini Dia 5 Tempat Makan Pecel Enak di Surabaya yang Bikin Ketagihan
  • Berharap Usia Berkah untuk Guru yang Telah Berjasa
  • Kakek Penjual Mainan Keong
  • 7 Aksi Mengurangi Global Warming
  • [Puisi] Beda Tapi Satu

Populer Artikel

  • Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Metode Vancouver
  • Karena Semua Sudah Diatur dengan Baik
  • Contoh Resensi Buku Ilmiah
  • Cara Pembuatan Larutan Buffer
  • Sosok Kartini yang Sesungguhnya

Award




TopBlogIndonesia.com Award 2013


Komunitas

Blogger Perempuan kumpulan-emak-blogger UNTAN

Copyright © 2018 · Daily Dish Pro on Genesis Framework · WordPress · Log in