Harapan di Hari Blogger Nasional dari Ibu Rumah Tangga

Hari Blogger Nasional

Masih teringat jelas upaya yang dilakukan salah satu teman mengajar di bimbingan mata pelajaran sehingga blog ini hadir. Selalu berusaha menjaganya setiap tahun dengan menyisihkan gaji mengajar bahkan sesekali menerima tawaran translate artikel ilmiah.

Bagi saya yang waktu itu, uang untuk meneruskan biaya domain dan hosting pastinya bukan biaya sedikit. Sampai-sampai di depan teman saya terucap kalimat kelak bisa dapat pasangan yang bisa mengakomodir keperluan blogging ini. Dan ajaibnya diijabah bertahun-tahun setelahnya bahkan setelah saya lupa sudah berkata demikian. Teman saya itulah yang mengingatkan ketika menerima undangan pernikahan dan tahu kalau akan menikah dengan blogger juga.

Hari Blogger Nasional

Seiring berjalannya waktu, blog saya juga pernah menjadi salah satu awal bermunculannya donasi orang-orang yang prihatin dengan kondisi sekolah. Ya, waktu itu saya bermain ke rumah teman di kampung halaman (baca: Maros). Di dekat rumahnya ada gubuk yang ternyata itu sekolah. Sekolah itu benar-benar tidak pantas disebut sekolah karena penampakannya sangat tidak memungkinkan.

Akhirnya saya memutuskan untuk mempublikasikan sekolah tersebut dengan niat pihak berwenang tahu dan memberikan bantuan. Eh, ternyata saya nyaris diperkarakan, haha. Katanya saya posting tanpa persetujuan. Hmm, dari sinilah etika ngeBLOG saya pelajari. Tidak semua hal bisa di-publish sesuka hati apalagi itu bukan milik pribadi. Bahkan milik pribadi saja tidak berarti bisa seenaknya kita untuk posting, tetap harus tahu baik buruknya setelah jari menekan tombol publish. 

Kekuatan Blogger di Dunia Maya 

Sejak kejadian itu saya percaya bahwa ketika blogger bersatu menyuarakan sebuah campaign maka otomatis mampu mengguncang serach engine. Sejak saat itu saya makin menyukai dunia blogging dengan harapan mampu mengedukasi meski pembacanya tertentu dari skala usia dan pendidikan. Selama bermanfaat, why not?

Harapan IRT di Hari Blogger Nusantara 

Status sudah menjadi ibu rumah tangga pastinya banyak tantangan yang harus dihadapi dengan profesi blogger ini. Harus dimaklumi tetapi bukan untuk jalan agar makin menjauh dan tidak produktif. Berikut beberapa harapan di Hari Blogger Nusantara:

Untuk Diri Sendiri 

  • Tetaplah kuat mempertahankan blog ini meski badai finansial menerjang tanpa batas dan tak kenal waktu
  • Tidak perlu menjadi orang lain karena setiap orang punya timeline masing-masing. Jadi diri sendiri dengan gaya bahasa dan gaya ngonten seperti diri sendiri
  • Selalu bahagia meski tantangan luar biasa di depan mata, khususnya mengurus tiga anak tetapi tetap harus ada waktu untuk ngeBLOG.
  • Cancel Cancel Go Away bagi hal-hal yang mematahkan semangat untuk ngeBLOG. Jika sedang down maka ingat selalu upaya membangun blog ini sehingga bisa sampai sekarang dan ke depannya insya Allah
  • Percaya selalu rezeki Blog ini sudah diatur olehNya. Selalu akan ada jalan untuk mendapatkan rezeki (uang atau barang bahkan teman baru) selama percaya penuh bahwa blog ini hanyalah wasilah dan Tuhan yang menghendakinya dirawat oleh diri ini. Untuk itu, perlu keyakinan yang tinggi.
  • Ajarkan anak-anak untuk mengenal blog karena salah satunya sudah terbiasa menulis, maka diajak untuk menulis artikel blog bisa dilakukan pelan-pelan.

Untuk Umum Non Blogger

  • Tolong hargai profesi blogger ini sebagai salah satu pekerjaan yang dikerjakan dengan cara halal sehingga tidak perlu khawatir tersaingi karena semua sudah diatur olehNya
  • Jika membaca review apa pun di blog dan menemukan cela, sampaikan dengan baik. Tidak perlu diviralkan karena yang viral belum tentu hal-hal baik, bukan?
  • Beri ruang pada blogger untuk berkarya, apalagi ketika meliput event atau selainnya karena kehadiran blogger di event-event tertentu tidak lain juga ingin mensukeskan event dan lebih menebar brand awareness ke masyarakat luas.

Untuk Komunitas Emak Blogger 

  • Makin guyub selalu dari Sabang sampai Merauke pun yang ada di luar negeri karena perbedaan ini rawan terjadi perselisihan karena beda kepala beda pemikirannya
  • Buat lagi KEB Surabaya dong agar ada Arisan Ilmu lagi seperti biasanya sehingga narasumber setidaknya memiliki tempat tersendiri apalagi akan sharing ilmu yang bisa jadi diperoleh pun tidak dengan bersantai semata
  • Selalu menjaga jari agar tidak dengan mudah menjatuhkan sesama emak meski memang emak tersebut melakukan kekeliruan. Misalnya keliru menulis komentar saat blogwalking, silakan dijapri saja orangnya, tidak perlu dibeberkan di grup meski tahu maksudnya agar semua tahu tidak terulang ke teman lain. Namun, bagi saya adab menegur pun ada agar pertemanan terus langgeng dan tidak renggang karena masalah sepele. Manusia mana sih yang tidak pernah keliru? Nabi Muhammad SAW saja bisa keliru, kok. Soalnya pernah juga mendapati blogger, saya sudah komen di blognya dua kali, yang pertama kepencet sehingga komennya sangat singkat dan yang kedua sudah saya perbaiki. Eh, sesembaknya nyolot di japri dengan memperlihatkan SS komen saya yang pertama padahal di bawahnya komen saya yang kedua dan sudah edit itu ada. Lucu aja sih!
  • Ada challenge yang lebih menantang dan diberikan reward bisa ke Jakarta meet and greet dengan Pengurus KEB
  • Banyak job yang betul-betul tersebar merata sehingga baik pemula atau yang sudah sepuh bisa merasakan manfaatnya berkomunitas dengan KEB ini
  • Pengurus KEB adakan roadshow ke beberapa kota besar sambil dikemas dengan event atau program yang menarik sehingga banyak yang hadir

***

Well, ibu rumah tangga di mana pun berada, jika kalian ingin selangkah lebih berdaya maka menulislah. Pelan-pelan saja. Lama-lama akan terbiasa. Tidak perlu ekspektasi ingin langsung “kaya” karena menulis blog, tetapi niatkan saja melepas penat, mengedukasi, sharing atau apalah niatnya, pasti akan memberikan manfaat tersendiri. Mungkin bukan berupa rupiah tetapi hati dan hidup yang selalu sejahtera itu masih lebih baik, bukan?

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *