Happiness is Getting Postcards from Many Countries

happiness is getting postcards from many countries

Happiness is Getting Postcards from Many Countries memang bukan sebuah ungkapan semata. Mengenal dunia yang mungkin asing bagi sebagian besar orang saat ini sejak tahun 2014, saat saya harus menepi ke desa. Ya, justru dari desa kebahagiaan kecil bagi orang lain tetapi sangat besar bagi saya.

“Apa? Kartupos? Prangko? Ini sudah tahun berapa, Amma? Move on dong ke dunia digital dan lebih canggih.” 

Pernah ada yang komentar seperti itu ke saya. Sedih? Hmm, tidak juga. Ketidakthauanlah yang membuat orang akan mengatakan demikian adanya. Padahal yang menjalani justru bahagia tiada tara. Tanpa terkecuali saya.

Postcrossing Lintas Dunia

Siapa yang tak ingin punya banyak teman di dunia? Kalau sesama kota, masih wajar saja. Kalau beda negara pastinya akan memiliki cerita berbeda. Apalagi jika berupa sahabat pena. Meski dunia digital semakin canggih, berkirim kabar dengan tulisan pena di secarik kartu pos beraneka tema memang punya cerita berbeda.

Melatih kemampuan berbahasa asing untuk menyapa semua postcrosser yang berasal dari negara berbeda-beda adalah bentuk upgrading tersendiri. Apalagi kalau harus membalas kartu pos yang datang dengan tulisan tangan yang sangat sulit dibaca jika hanya sekali. Menebak apa yang tertulis bahkan mencari makna dari kalimat bahasa asing adalah tantangan tak ternilai. Kaya bahasa, kaya teman dan pastinya kaya akan perasaan bahagia di hati.

happiness is getting postcards from many countries

Yeay, Saya Punya P.O. Box Juga!

Sejak kembali dari desa dan menjadi warga Surabaya, seringkali kartu pos terlambat sampai. Bahkan beberapa kartu pos tak sampai setahun belakangan ini. Alasannya juga tidak masuk akal bagi saya sehingga harus mencari solusi. Tidak mungkin saya membiarkan sahabat-sahabat di luar sana yang ingin menyambung silaturahin sebagai postcrosser tetapi alamat tidak dibenahi.

Akhirnya, memutuskan memiliki P.O. Box khusus bagi mereka yang ingin berkirim kartu pos atau surat ke alamat saya. Apakah kalian mau tahu juga? Maukah mencoba menyapa dengan berkirim surat atau kartu pos pada saya?

Boleh. Bisa nih kirim ke:

Rahmah/Amma

P.O. Box 1181

SB. 60000

Pastinya saya akan excited ketika mendapatkan segepok kartu pos dari kalian semua, haha.

Suka Duka Menjadi Postcrosser

Melatih Kesabaran

Namanya juga snail mail, pasti lama tiba di tujuan. Bisa berhari-hari, berbulan-bulan bahkan ada yang tahunan. Namun, itu semua melatih kesabaran. Terkadang paling ngenes kalau misal kartu pos sudah dianggap hilang dan harus mengirimkan ulang ke alamat tujuan. Tidak masalah karena di situlah seninya, menyenangkan.

Kalau ada yang ikut postcrossing tetapi kemudian tidak sabar malah selalu kepikiran kartu pos-nya hilang atau merugi, sebaiknya tidak perlu menjalankan aktivitas ini. Lama-lama malah jadi sakit sendiri.

Siapkan Bujet Prangko dan Kartu Pos

Daripada saya habiskan untuk jajan makanan online, membeli prangko atau kartu pos unik untuk dikirimkan ke sahabat pena atau postcrosser lainnya menjadi kebahagiaan tersendiri. Nominalnya aman kok karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan juga. Tidak memaksakan tergantung ke tujuan mana kartu pos akan dilayangkan.

  • Wilayah sesama Indonesia prangko cuma 3.000
  • Eropa dan sekitarnya prangko 7.000
  • Asia dan sekitarnya prangko 6.000
  • Amerika dan sekitarnya prangko 9.000

Nah, murah kan? Kalau dibandingkan jajan di mall, mahal mana hayooo…

Rajin ke Kantor Pos Terdekat

Mengirim kartu pos dengan prangko memang menantang karena harus ada jadwal rutin ke kantor pos. Tidak bisa menggunakan jasa kurir pengiriman seperti pada umumnya. Nah, Kantor Pos Kebon Rojo jadi andalan karena inilah kantor pos tertua dan bersejarah yang ada di Surabaya.

Lumayan banget bisa me time kalau ke kantor ini membawa segepok kartu pos untuk dikirimkan. Bahkan menanti setiap kartu pos itu distempel lalu diabadikan sebelum dikirim ke tujuan.

Meet Up dengan Sesama Postcrosser 

Di Surabaya ada komunitas yang menghimpun orang yang suka dengan hobi ini. Sesekali meet up untuk saling bertukar cerita mengenai kartu pos, perkembangan Pos Indonesia bahkan ada yang curhat juga karena kartu pos-nya tidak sampai-sampai. Namun, bagi saya meet up ini bukan sekadar ajang bertemu. Justru saya bahagia bisa menambah banyak teman dan bisa sejenak melepas penat dari rutinitas domestik dengan bertemu mereka.

Ragam usia, karakter bahkan pengalaman hidup membuat saya semakin kaya dengan pertemanan. Harapannya mereka akan mengenang kelak bahwa ada postcrosser yang hobi bawa anak-anaknya meet up dan sangat suka kartu pos dengan gambar Winnie the Pooh. Bahkan tidak pernah tahan jika melihat prangko dengan gambar lucu dan unik, pasti akan menabung untuk membelinya, haha.

***

Well, kebahagiaan saya memang terlalu sederhana. Bahkan bisa jadi dipandang sebelah mata bagi sebagian orang saat ini. Namun, saya percaya bahwa ketika saya dan teman-teman yang menjadikan prangko sebagai benda pos berharga untuk berkomunikasi sudah punah, maka nasib Pos Indonesia tentu juga akan mati.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *