Perjalanan menjadi narablog tidak hanya bahagia semata, tentu ada masa suram yang menjadikan waktu dan ide adalah harta berharga. Tidak semua diberi kesempatan yang sama bisa duduk di depan laptop, PC, ponsel pintar atau device apa saja yang digunakan untuk menghasilkan konten tulisan di blog. Semua memiliki “drama kehidupan” masing-masing sehingga setiap kisah perjalanan seorang narablog sejatinya adalah inspirasi.
Blogger versi Rahmah Chemist
Sebelum jauh menuliskan alasan kebanggaan karena sudah 14 tahun menjalani profesi sebagai narablog ini, saya ingin coba menggambarkan sedikit blogger sesuai dengan versi diriku.
Blogger atau narablog menurut saya adalah pembawa informasi dengan gaya pribadi. Meski tidak ada aturan baku penulisan, setiap orang berhak dengan gaya penulisannya masing-masing. No HOAX, informasi valid, bukan plagiat dan tidak menghasut dengan ujaran kebencian akan suatu hal, adalah kunci tulisan di blog.
Meski disebut sebagai blogger etalase, bagi saya tidak masalah. Selama ada pesan baik dalam tulisan tentu punya value tersendiri. Curhat dan ‘buang kata’ lewat tulisan yang hanya jadi sampah karena tidak mengandung pelajaran tidak hanya buruk bagi diri sendiri tetapi orang yang membacanya juga.
Jadi, menulis curahan hati itu enggak boleh? Ya, bolehlah. Maksud saya ‘sampah’ adalah isinya hanya sekadar menuangkan emosi tetapi tidak menyajikan pelajaran tambahan bagi pembaca.
Blogger Dulu, Kini dan Nanti
Jujur, narablog dulu itu keakrabannya tinggi. Tidak ada saling keterpaksaan ketika mengunjungi blog satu sama lain. Bahkan komentar pun tidak dibuat kaku sehingga terkesan membangun tembok batasan yang tidak menyenangkan akhirnya. Dulu, satu orang yang membuat postingan tentang kemanusiaan, lainnya ikut menuliskan dengan memberikan backlink ke tulisan narablog pertama yang menuliskannya. Tanpa diminta, sukarela.
Sekarang? Meminta komentar sedikit saja pada tulisan yang dibuat harus pilih-pilih. Jika kamu tidak disenangi, tidak bakal dikunjungi kecuali jika ikut listing blogwalking di tempat yang sama, haha. Saya pun melihat di sekitar, ketika ada yang blog atau karir di blog lebih baik, seolah sikapnya jadi berubah menjadi tidak suka. Beruntung tidak semua seperti itu (semoga saja benar ya, haha) karena toh masih ada yang tetap menunjukkan kepedulian dan saling membantu.
Selain itu, narablog untuk saat ini tidak hanya harus fokus menulis saja di blog. Tahu seluk-beluk performa blog seperti apa dan harus menguasai skill seputar blog itu penting sebenarnya. Misalnya, setelah sekian lama menjadi narablog harus memastikan blog jauh dari broken link, parameter blog tetap baik dengan istilah-istilah yang tentu sudah diketahui.
Bagaimana dengan nanti? Hmm, pastinya harus memiliki kemampuan tambahan seperti menguasai aplikasi-aplikasi pendukung tulisan di blog. Misalnya desain grafis, optimasi blog dan semisalnya. Jika tidak, maka akan semakin tertinggal.
Supaya tidak tertinggal, bisa bergabung dengan Komunitas Bloggerrony Indonesia. Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional.
Saat ini Bloggercrony memiliki banyak program untuk pemberdayaan blogger. Sehingga #BanggaJadiBlogger tak sekadar perihal cuan, cuan dan cuan semata. Wawasan juga harus digali dan sebagai komunitas yang menyatukan Blogger Indonesia dari seluruh wilayah Indonesia tentunya memiliki aturan yang harus diikuti. Tujuannya agar tetap disiplin dan menjadi lebih beradab.
Pengalaman saya selama ini sejak bergabung, tidak hanya mendapatkan manfaat berupa materi karena beberapa kali ikut campaign, tetapi juga banyak ilmu yang diberikan melalui program Blogger Hangout dan Blogpreneur. Ya, sejak awal pandemi benar-benar ilmu yang diterima sangat mudah melalui online dan bantuan usaha sehingga saya dan suami tetap survive setelah finansial porak-poranda waktu itu.
Blog Kebanggaanku
Bangga dengan blog domain TLD yang dibangun sudah 11 tahun pasti boleh dong. Apalagi dua bulan terakhir ini sudah berusaha memperbaiki performanya dengan menggunakan salah satu tools yang orang-orang menyebutnya ‘kodok teriak’. Mulai dari error codes yang sudah ribuan jumlahnya hingga mempelajari dengan lebih intens lagi soal SEO, pastinya berharap blog ini tetap eksis dan memberikan manfaat lebih banyak.
Tidak hanya manfaat berupa uang tetapi juga jadi jalan kebaikan secara tidak langsung bagi pembaca. Meski isinya secara kasat mata bukan ayat-ayat kitab suci, semoga selalu menebar kebaikan dan menuai pahala di setiap kata.
Peristiwa Tak Terlupakan selama menjadi Blogger
Banyak peristiwa tak terlupakan sejak awal menjadi narablog sampai sekarang. Mungkin bukan hal istimewa bagi semua orang tetapi bagi saya sungguh nikmat yang menuliskannya pun tidak akan cukup satu tulisan saja. Beberapa di antaranya:
Bertemu dengan Narablog dari Sabang sampai Merauke
2011 dulu ada perhelatan akbar yang mempertemukan blogger dari Sabang sampai Merauke. Kopdar 1000 Blogger Nusantara menjadi nama dari kegiatan tersebut. Beruntung bisa menjadi salah satu peserta yang terbang dari Palangka Raya ke Sidoarjo. Ya, dihelat di Sidoarjo tepatnya di hotel Sun City.
Di situlah saya mulai berkenalan dengan berbagai karakter narablog dan dekat satu sama lain. Tidur di GOR yang disulap seperti perkemahan membuat orang selalu rindu dengan event ini. Ya, jika ada yang mengikutinya dan sampai sekarang masih menulis di blog, mari kita toss!
Bisa Meliput Star Cruise di Resort World Manila
Awal tahun 2012 saya bisa keluar negeri dengan paspor yang sama sekali tak pernah terbayangkan akan memilikinya. Melihat bentuknya saja ketika paspor itu selesai plus wajah yang sedikit bengkak karena sehari sebelum foto di kantor imigrasi ada masalah pribadi hingga menangis jadi pelampiasan.
Berangkat ke Manila dengan dibantuk agensi blogger bernama IdBlognetwork waktu itu pun adalah pertama kali saya naik pesawat keluar negeri dengan durasi waktu sekitar 5 jam di atas pesawat. Tidak pernah terpikir sama sekali karena posisi saya saat akan berangkat pun sedang tidak di kampung halaman alias merantau di tanah Borneo, Palangka Raya.
Lebih kurang sepekan berada di Manila cukup membuat saya speechless. Bahkan ada kisah nyaris makan makanan non halal karena pihak pelayan keliru menyediakan hidangan yang harusnya menu vegetarian. Saya juga masih ingat pandangan orang-orang di Resort World Manila karena pakaian berhijab harus melewati Casino saat menuju resto yang sudah ditunjuk untuk makan malam.
Takjub dengan Star Cruises School yang kami kunjungi. Pendidikan yang benar-benar paripurna untuk berada di kapal pesiar khususnya bagian penyedia makanan.
Ah, rasanya banyak sekali yang ingin diceritakan dan semua tetap indah dalam ingatan dan kenangan. Begitu juga ketika harus bolak-balik ke minimarket untuk membeli mi instan karena perut masih lapar dan harus makan lagi di dalam kamar, haha.
Menikah dengan Blogger
Mungkin yang mengikuti event Blogger Nusantara tahu kisah saya dan suami. Ya, suami di event tersebut adalah Wakil Ketua Panitia yang Ketuanya kini sudah tiada, Allahu yarhamu. Namun, kami tidak sempat berbincang panjang lebar. Hanya berkenalan dan setelahnya aktif dengan kesibukan masing-masing di acara.
Singkat cerita, tahu-tahu setelah event ini selesai beliau menyatakan keseriusan dan dibuktikan dengan menemui mama saya di Maros, Sulawesi Selatan. Ketika melangsungkan niatnya tersebut, saya sedang berada di Manila waktu itu. Saya kaget terlebih mama karena tidak pernah sekalipun mengenalkan seseorang padanya, tiba-tiba ada yang datang tanpa basa-basi langsung melamar. Padahal kami pun belum begitu kenal satu sama lain.
Namanya jodoh ya, ada-ada saja jalannya. Bersyukur dipermudah prosesnya yang terbilang cepat hingga saya kini resmi jadi istri orang Jawa asli.
Menjadi Narasumber di Seminar Kampus tentang Penulisan Blog
Setelah menikah dan tinggal di Surabaya, semangat ngeBlog terus ada. Bukan hanya karena ada suami yang mendukung blog dari sisi teknis di belakang layar, tetapi juga mata pencaharian saya juga datang dari blog. Konsistensi itu akhirnya membuat saya dikenal, meski pendatang di tanah Jawa.
“Kak, nanti bawakan materi seputar blog ya. Maafkan jika fee belum banyak karena ini bukan acara komersil.”
Awalnya mengenal adik ini dari teman narablog. Tidak pernah menyangka dilamar menjadi narasumber di kampus sementara saya waktu itu baru saja resign dari pekerjaan sebagai dosen. Ah, rasanya memang nano-nano sekali. Kemampuan public speaking masih seujung kuku lalu diminta ngomong di depan orang yang jauh lebih banyak dibandingkan mahasiswa saya dulu. Namun, demi profesional dan juga membangun kembali percaya diri (sempat merasakan useless karena resign sebagai pengajar di kampus) saya terima dengan bahagia. Alhamdulillah berjalan lancar dan mereka tertarik dengan pengalaman saya yang waktu itu baru sekitar 4 tahun tetapi sudah bisa menghasilkan uang dari blog.
Sosok Ini Membawaku menjadi Seorang Blogger
“Kamu menulis di sini. Puisi dan cerpenmu bagus, sayang kalau cuma saya dan kamu saja yang baca.”
Lebih kurang seperti itulah Kak Opan ketika ‘menjerumuskan’ saya ke dalam dunia blogging. Dia pun tidak menyangka bahwa konsistensi menulis di blog bisa berjalan hingga sampai saat ini. Soalnya dia tahu kalau karakter saya mudah bosan dan seringnya terlalu banyak terdistraksi dengan aktivitas lain.
Makin heran ketika dia mengetahui anak saya sekarang sudah tiga tetapi tetap berusaha update tulisan di blog. Tidak hanya itu, dia tahu kalau bukan hanya blog ini yang sedang dirawat, banyak ‘blog-blog anakan’ tetap tumbuh dengan berbagai perjuangan juga membangunnya. Bahkan dia sempat membantu menyiapkan satu domain lagi karena kebetulan sekali suami sedang repot sehingga meminta bantuannya lagi.
Apakah sekarang Kak Opan masih ngeBlog? Hmm, sayangnya tidak. Kesibukannya di tempat kerja membuat kesempatan menulis menjadi tidak teratur. Awalnya saya menawarkan ke suami untuk mengakuisisi domainnya, tetapi waktu menulis pun semakin berkurang karena ada 3 malaikat kecil yang harus dibesarkan dengan baik sehingga prioritas tetap anak-anak. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa blog yang ada menjadi sumber pendapatan juga untuk membiayai mereka.
Apakah ada sosok lain? Lebih tepatnya, komunitas. Ya, dulu saya bergabung di Komunitas Blogger Maros yang di dalamnya memiliki motivasi berbeda mengenai blog. Apa pun itu, motivasi mereka yang tetap menjadikan saya tetap konsisten sampai detik ini. Meski jarang terdengar nama komunitasnya karena memang mati suri, tetapi orang-orangnya masih sering bertegur sapa di WhatsApp Group dengan topik diskusi yang random.
Tulisan Blog yang Mengubah Duniaku
Jujur, banyak tulisan yang membuat wawasan bertambah dari teman-teman narablog. Meski mayoritas tulisannya berlabel sponsored post, tidak sedikit yang memaksa diri ini merenungkan berbagai hal. Di antara semuanya, tema parenting yang paling banyak membentuk pola pikir saya selama ini.
Memang sih blog ini tidak fokus pada satu niche dan isinya pun bukan inti sari dari berbagai tulisan blog yang pernah saya baca, tetapi sedikit banyaknya ada gaya penulisan yang sudah mulai membaik dari tahun-tahun awal memulai kisah sebagai blogger.
Saya paling ingat pesan salah seorang narablog muslimah yang sudah lebih dahulu berpulang, Mbak Ajeng rahimahullah, bahwa tulisan di blog jangan semata-mata untuk ditukar dengan sekian nilai rupiah semata, melainkan ada pesan positif yang selalu disisipkan sebagai bentuk dakwah sederhana. Dakwah yang tidak menggurui dan membuat orang akhirnya merasa tidak nyaman membaca tulisan-tulisan kita di blog.
***
Well, setiap orang memiliki kisah perjalanan masing-masing menjadi seorang narablog di berbagai platform, maka pastikan kisah tersebut yang memotivasi untuk tetap menuliskan kebaikan.
***
More info tentang Bloggercrony, bisa cek:
- Instagram: @bloggercrony
- Twitter: @bloggercrony
2 Responses
MasyaAllah Mbak Amma senior banget ini sampe 14 tahun, eh nikah sama blogger juga. Keknya udah nempel yah sama blog, susah pindah ke lain hati.
Btw seruuuu itu sampe Naik kapal pesiar di Filipina!
seru banget pengalaman mbak Rahmah sampai-sampai bisa ke Manila
aku sendiri selama jadi blogger juga banyak belajar daritemen-temen yang lain soal optimasi blog, teknisnya juga
nggak nyangka bertahan sampe sekarang