Bulan puasa menyapa lagi. Ini waktunya untuk mengasah diri untuk lebih baik lagi. Banyak hal yang telah terlewati setahun berganti. Selalu ada cerita yang tak akan pernah terlupakan bahkan terpatri di hati. Saya pun kembali mengingat bahwa sudah 9 tahun lamanya menjalani puasa Ramadan tanpa alm. Bapak lagi.
Namun, saya tentunya tidak boleh bersedih terlalu lama. Banyak hal yang bisa saya lakukan untuk kebahagiaan alm. Bapak di alam sana. Salah satunya adalah memanfaatkan waktu untuk terus bisa beribadah dan menyebutkan namanya untuk alirkan pahala.
Saya pun jadi ingat masa-masa puasa bersama alm. Bapak selalu ada menu buka puasa yang menjadi favorit. Bahkan sebisa mungkin beli jika ibu tidak sempat membuatkannya di rumah karena waktu yang sempit.
Dan berikut ada 5 menu buka puasa khas Makassar yang saya rindukan setiap memasuki bulan puasa di tanah rantau, yaitu:
#1. Es Pisang Ijo
Menu satu ini andalan banget di rumah karena mama memang pintar membuatnya dengan rasa yang enak. Bisa bersaing dengan yang dijual di warung-warung kue ternama lho. Kalau nggak percaya, coba saja ke rumah saya di Maros dan minta mama membuatkannya, dijamin kalian bakalan minta nambah bahkan pesan lagi untuk keperluan hajatan.
“Ih, segitu amat PeDe-nya.”
Hmm… memang iya kok. Silakan saja dibuktikan.
#2. Barongko
Memang ini biasanya banyak muncul di acara-acara mantenan tetapi biasanya mama juga sering menyajikan kue satu ini. Dibuat satu atau dua hari sebelum puasa dan disimpan di dalam lemari pendingin. Sungguh nikmat disantap saat berbuka puasa.
#3. Es Cendol
Kalau di Jawa namanya Dawet. Terkadang aku lihat bentuknya sedikit berbeda dengan yang sering saya makan di tanah kelahiran. Bisa jadi karena memang bahan membuatnya pun berbeda. Tetapi seingat saya cendol di Jawa jarang yang menggunakan gula merah. Kebanyakan dicampur dengan sirup atau gula putih dan santan saja.
#4. Jalangkote
Nah, kalau ini pasti mama selalu pesan ke temannya yang buka usaha kue. Apalagi di daerah tempat tinggal saya ada kios terkenal yang menjajakan Jalangkote dengan berbagai varian isi serta ukuran. Bahkan selalu dijadikan oleh-oleh bagi keluarga saya yang akan balik ke tempat perantauan. Kalau di Jawa sih ngomongnya Pastel. Tetapi tetap saja ada perbedaan soal adonan, rasa dan isi.
#5. Pisang Epe’
Menu yang satu ini juga mudah buatnya. Saya pun kalau ditinggal mama buka puasa bersama koleganya bisa membuatnya di rumah. Asalkan mama sudah membuat sausnya yang terbuat dari gula merah. Oiya, sausnya ini paling enak kalau ditambah dengan potongan durian. Huhuhu… udah kebayang nikmatnya.
***
Well… dari 5 menu buka puasa khas Makassar di atas, yang paling memungkinkan untuk saya santap karena berada di Surabaya adalah Es Pisang Ijo, karena banyak yang jual dan Pisang Epe’ karena bisa buat sendiri meski sausnya tidak seenak ketika berada di Makassar. Karena gula merah di sini dan di sana sedikit berbeda.
Mungkin ada yang bertanya kenapa menu buka puasa Ramadan di atas kebanyakan menu ringan, bukan makanan berat. Yaa karena memang dari sejak saya mengenal puasa dan berbuka puasa diawali dengan menu makanan ringan seperti kue, es dan sejenisnya.
Untuk makanan berat biasanya kami santap setelah salat Magrib atau sekalian setelah pulang dari menjalankan ibadah tarawih. Itu pun kebanyakan saya skip karena tetap menjaga tubuh tetap bisa tegak beribadah. Kalau kebanyakan makan, bisa saja malas bahkan budget ikut membengkak.
Nah, kalau kalian biasanya menyiapkan menu buka puasa seperti apa? Kalau ada yang menyantap salah satu dari 5 menu buka puasa khas Makassar di atas, bisa dong sharing juga ke sini.
2 Responses
Aduuuhhh langsung pengen es pisang ijo buat buka puasa nih
Kalau khas Makassa itu apakah mirip/sama dengan untuk yang tinggal di Watampone ya Mbak? Kebetulan yang terkasih berasal dari sana, jadi pengen ngebayangin menu2 apa yang jadi andalannya, hehehe