Yuk, Putus Rantai Anemia dari Keluarga untuk Indonesia!

putus rantai Anemia

“Anakmu lo itu kok pilih-pilih makanan? Apa tidak takut kekurangan nutrisi?”

Pertanyaan ini seringkali saya dengar keluar dari mulut keluarga besar, teman bahkan tetangga yang setiap hari berinteraksi satu sama lain. Apalagi di musim pandemi seperti sekarang, kesehatan anak-anak memang jadi fokus tertentu agar tidak menjadi salah satu penghuni rumah sakit akibat ada penyakit yang diderita.

Ya, memang picky eater bisa menjadi warning bagi orang tua seperti saya karena harus benar-benar memperhatikan asupan nutrisi anak tercukupi. Picky eater atau pilih-pilih makanan yang akan dikonsumsi mengharuskan ada ekstra usaha untuk mencari bahan-bahan makanan yang kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan anak.

Apalagi jika kondisi anak masih dalam proses pertumbuhan juga. Nah, untungnya meskipun pilih-pilih makanan, anak saya tidak mengalami Anemia yang saat ini menjadi sorotan penting bagi tumbuh kembang anak.

Apa itu Anemia dan bagaimana Anemia menjadi salah satu hal serius yang harus diperhatikan untuk dicegah terjadi di dalam tubuh anak-anak dan juga ibu hamil, just stay tune till the end of this article! 

Apa itu Anemia?

Pengertian Anemia itu sendiri adalah suatu kondisi dimana terjadi karena kandungan Hb yang diukur berdasarkan angka lebih rendah dengan yang seharusnya (normal) atau kurang dari 12 gram per desiliter. Hal ini bisa dilihat dari jumlah sel darah merah yang bersirkulasi pada tubuh. Oleh karenanya itu penting untuk mengecek pada tenaga medis agar bisa melakukan pencegahan dan penanganan jika memang dibutuhkan.

Yuk, Putus Rantai Anemia dari Keluarga untuk Indonesia! 1

Kriteria dan Klasifikasi Anemia sendiri ada banyak. Namun, berdasarkan kelompok umur (berdasarkan data dari WHO 2014) maka kadar Hb (dalam gr/dl) di dalam tubuh, baik normal maupun memasuki gejala Anemia, adalah sebagai berikut:

  • Lahir (aterm) Hb normal pada rentang 13,5 – 18,5 dan mulai mengalami Anemia jika Hb <13,5
  • Anak-anak usia 2 – 6 bulan Hb normal pada rentang 9,5 – 13,5 dan mulai mengalami Anemia jika Hb <9,5
  • Anak-anak usia 2 – 6 tahun Hb normal pada rentang 11,0 – 14,0 dan mulai mengalami Anemia jika Hb <11,0
  • Anak-anak usia 6 – 12 tahun Hb normal pada rentang 11,5 – 15,5 dan mulai mengalami Anemia jika Hb <11,5
  • Laki-laki dewasa Hb normal pada rentang 13,0 – 17,0 dan mulai mengalami Anemia jika Hb <13,0
  • Perempuan dewasa tidak hamil Hb normal pada rentang 12,0 – 15,0 dan mulai mengalami Anemia jika Hb < 12,0
  • Perempuan dewasa hamil Hb normal pada rentang 11,0 – 14,0 dan mulai mengalami Anemia jika Hb < 11,0

Nah, dari data di atas sudah bisa disimpulkan bahwa kehadiran ibu hamil yang harus memperhatikan kebutuhan akan zat besi menjadi tantangan tersendiri. Sebab dari ibu hamil yang sudah tidak care dengan asupan nutrisi yang mengandung zat besi akan mempengaruhi kualitas generasi berikutnya.

Mengenal Anemia dan Tantangan Lintas Generasi

Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas bahwa memang ada tantangan tersendiri mengenai Anemia ini. Apalagi dari berbagai sumber penelitian menyebutkan bahwa Anemia paling banyak terjadi pada ibu hamil, remaja dan anak-anak. Contoh sederhananya, seperti ini:

putus rantai anemia

Remaja putri yang saat proses pertumbuhannya kekurangan zat gizi lalu bertransformasi menjadi ibu hamil yang juga kekurangan gizi penting, salah satunya zat besi maka sudah pasti akan melahirkan anak dengan kondisi yang juga bermasalah dari segi kecukupan gizi. 

Tantangan inilah yang menjadi fokus pemerintah saat ini untuk menekan angka kekurangan zat besi pada ibu hamil dan juga anak-anak karena sangat rawan untuk mengalami Anemia. Padahal untuk memastikan anak bertumbuh dengan baik tentunya harus tercukupi nutrisinya mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, zat besi, kalsium dan juga mineral.

Dengan memperhatikan hal tersebut maka masalah-masalah gizi pada anak tidak akan terjadi atau bisa ditekan pertumbuhannya. Masalah yang saya maksud di sini seperti stunting yang sedang heboh dibicarakan dimana-mana pada seminar kesehatan.

Penyebab dan Jenis-Jenis Anemia

Ada banyak sekali jenis Anemia, teridentifikasi sekitar 400 jenis dan yang terjadi akibat kekurangan zat besi atau sering disebut dengan isitilah Anemia Defisiensi Besi (ADB) kasus yang paling banyak terjadi. Berikut saya tuliskan jenis-jenis Anemia berdasarkan penyebabnya:

  1. Anemia karena defisiensi zat besi, hal ini terjadi karena menurunnya kemampuan tubuh menyerap zat besi.
  2. Anemia karena kehilangan darah, biasanya terjadi karena mengalami proses operasi bedah atau sedang menjalani masa menstruasi
  3. Anemia karena kerusakan sel darah merah, kasus yang terjadi seringnya karena faktor genetik dan biasanya terjadi sejak lahir sehingga permasalahan hemolitik sudah terjadi dari dalam dan bukan disengaja. Dan ibu hamil yang memiliki keturunan dengan permasalahan sel darah merah, sudah seharusnya lebih care karena bisa diturunkan.

Bahaya Anemia

Namanya kondisi medis ya pasti ada dampak yang ditimbulkan bagi penderitanya. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK, Spesialis Gizi Klinik dari INA, pada webinar mengatakan bahwa Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi pada tubuh berefek pada tumbuh kembang anak yang akan mengalami gangguan, penurunan aktivitas fisik dan kreativitas, serta daya tahan tubuh mengalami penuruan yang akan meningkatkan risiko infeksi.

dokter Diana dalam putus rantai anemia

Kenali Gejala Anemia

Untuk mengenali gejala Anemia yang memiliki banyak variasi karena tergantung pada penyebabnya terjadinya penyakit kurang darah ini, dan secara umum bisa dilihat di bawah ini:

  • Kelopak mata pucat
  • Kulit pucat
  • Nafas cepat atau bahkan sesak nafas
  • Sakit kepala
  • Tekanan darah rendah
  • Denyut nadi berirama cepat
  • Pembesaran limpa
  • Kelemahan otot

Gejala-gejala di atas memang seringkali tidak begitu dirasakan sangat menganggu, tetapi seiring dengan bertambah parahnya Anemia yang diderita maka gejala di atas bisa menjadi warning agar segera care dengan kondisi tubuh.

Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Untuk ibu hamil sendiri sebagai orang yang rentan mengalami Anemia, bisa dilihat gejalanya seperti:

  • Wajah, bagian kelopak mata dan bibir terlihat pucat
  • Kurang nafsu makan
  • Lesu dan lemah sehingga sulit beraktivitas
  • Cepat lelah
  • Sering mengeluh pusing
  • Mata sering berkunang-kunang

Nah, dampak Anemia pada kehamilan sangat serius sehingga harus benar-benar dicegah sebelum terjadi. Karena akan mengakibatkan:

  • Pre eklampsia
  • Bayi terlahir prematur
  • Infeksi
  • Perdarahan pasca melahirkan
  • Gangguan fungsi jantung
  • Gangguan pertumbuhan janin

Dari dampak di atas memang nyata terjadi pada adik ipar saya yang anaknya meninggal dunia usia 18 hari karena lahir prematur dengan gangguan fungsi jantung. Hal ini disebabkan karena kondisi adik ipar saya yang kekurangan zat besi dan kurang cepat diketahui sehingga tidak dapat dicegah.

Gejala Anemia pada Anak

Setelah mengetahui gejala Anemia pada ibu hamil, maka berikut ini adalah gejala Anemia pada anak yang bisa dideteksi sejak dini sebelum terlambat:

  • Rewel
  • Lemas
  • Pusing
  • Tidak ada nafsu makan
  • Konsentrasinya terganggu
  • Selalu mengantuk
  • Pertumbuhan terganggu
  • Mager alias malas untuk bergerak

Nah gejala-gejala di atas, baik pada ibu hamil ataupun anak, saling bersinergi satu sama lain sehingga dampak jangka panjangnya bisa dilihat akan mempengaruhi prestasi dan daya tahan tubuh pada anak. Dan bagi ibu hamil pun akan mengalami penuruan kebugaran dan kinerja akibat Anemia.

Anemia, Menular atau Tidak?

Pertanyaan ini menarik sekali sebenarnya. Apalagi ketika diminta untuk mencegah karena selalu disandingkan dengan mengobati. Padahal untuk Anemia sendiri, khususnya defisiensi besi, itu tidak menular tetapi dapat diturunkan. Hal ini terkait dengan tantangan lintas generasi yang sedang dihadapi di Indonesia.

Kasus Anemia di Indonesia

Prevalensi Anemia pada ibu hamil dan anak-anak  dari hasil berbagai penelitian memang menunjukkan angka yang signifikan. Ibu hamil dan anak-anak menjadi “sasaran empuk” terjadinya Anemia sehingga harus benar-benar diperhatikan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) bahwa pada 2013, ibu hamil yang mengalami Anemia mencapai 37.1% dan sungguh sangat signifikan prosentase kenaikan pada tahun 2018 yang mencapai 48.9%. Dan usia ibu hamil yang mengalami cenderung 18-24 tahun.

Bagaimana dengan anak-anak? Sama. Kasus yang muncul pun prosentase anak-anak yang menderita Anemia mengalami peningkatan hingga 50% pada tahun 2018. Hal ini disebabkan bahwa sejak usia MPASI, tidak sedikit ibu yang memperhatikan asupan nutrisi zat besi pada anak mereka tercukupi atau tidak.

Kalau pun mengetahui, seringnya malah anak-anak tidak doyan makan makanan yang mengandung nutrisi tinggi akibat rasa yang tidak enak. Padahal 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi golden age yang sayang sekali jika tidak diupayakan sedemikian rupa untuk tercukupi segala kebutuhan gizi. Karena jika dibiarkan begitu saja, mau jadi apa Indonesia 10 tahun yang akan datang?

putus rantai Anemia

Ayo Kita Putus Rantai Anemia!

Kalau sudah membaca dengan saksama tentang Anemia dan akibat yang ditimbulkan, maka apalagi yang kemudian menghalangi untuk bergerak dan mengubah pola hidup kita? Jangan sampai ada penyesalan kemudian yang sudah tiada guna. Nah, salah satu langkah untuk memutus rantai Anemia adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi cukup, baik dari nabati maupun hewani.

Selain itu, memperhatikan produk-produk makanan yang beredar di masyarakat. Mulai dari air minum, makanan pokok hingga pada camilan yang mungkin saja dilakukan setiap hari meskipun sembari melakukan mindful eating. 

Danone Indonesia dan Komitmen One Planet One Health

Bicara soal produk makanan dan minuman, semua pasti sudah mengenal Danone Indonesia. Melalui informasi dari Bapak Arif Mujahidin, selaku Corporate Communications Director Danone-Indonesia, memberikan penjelasan mengenai Danone sebagai pionir industri makanan di Indonesia yang sudah memiliki lebih dari 20 pabrik dengan 15.000 pegawai dan produk yang dihasilkan sudah mencapai 15 merek.

arif mujahidin dalam putus rantai anemia

Beliau menjelaskan bahwa Danone Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan One Planet, One Health yang mana sebuah planet, utamanya bumi, dikatakan sehat jika masyarakat di planet tersebut juga sehat. Planet dan manusia sangat berhubungan sehingga berkomitmen dalam penerapan kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat.

Untuk itu, komitmen Danone Indonesia mengajak masyarakat untuk berkolaborasi dengan menjalankan strategi menjaga kesehatan planet.

Berbagai Kegiatan Danone Indonesia sebagai Wujud Komitmen

Ada beberapa kegiatan besar Danone yang selalu dilakukan sebagai bentuk komitmen menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bebas masalah seputar gizi, yaitu:

1. Isi Piringku

Sebuah bentuk edukasi pada ibu-ibu dan anak-anak usia PAUD untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

2. AMir atau Ayo Minum Air

Sebuah edukasi untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya minum air 7-8 gelas per hari yang menyasar anak-anak usia SD.

3. Aksi Cegah Stunting

Sebuah program perbaikan gizi pada daerah-daerah yang ditunjuk dan berhasil menurunkan angka stunting hinga 4.3% selama 6 bulan.

4. Warung Anak Sehat

Sebuah upaya penyediaan makanan dan minuman sehat di kantin-kantin sekolah sehingga anak-anak tidak jajan sembarangan yang akan mempengaruhi kualitas daya pikir dan juga prestasi.

Dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengedukai masyarakat agar sadar betul akan pentingnya kesehatan gizi. Tidak hanya pada ibu dan anak tetapi juga usia remaja dan usia-usia produktif. Dan Danone sudah melakukan program GESID, Taman Pintar dan juga Duta 1000 Pelangi untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Generasi mendatang tentunya ada anak-anak kita yang kelak menjadi pemimpin dan penerus bangsa ini. Maka sudah sewajarnya dipersiapkan kebutuhan untuk mewujudkannya dengan sadar gizi sejak dini. Dimulai dari keluarga hingga masyarakat yang kelak akan meluas menjadi Indonesia.

***

Well, tunggu apalagi? Jika bukan sekarang kapan lagi dan kalau bukan kita siapa lagi?

Facebook
Twitter

Related Posts

34 Responses

  1. Kalau sedang hamil, kebutuhan akan zat besi semakin meningkat yaa..
    Perlu banget asupan dari luar selain makanan yang di konsumsi.
    Memutus rantai anemia kudu banget dari kebiasaan dan pola makan yang bervariasi.

  2. Dari dulu kok Hb-ku kisaran 10 mpe 11 aja ya hiks… jebule badan sehat perkasa pun tetap bisa anemia ya. Harus mulai waspada nih ya, semoga aja kondisi ini tidak terjadi pada anak-anakku. Asupan makanan yang tinggi zat besi plus vitamin C memang koentji.

  3. Ternyata banyak ya jenis-jenis anemia. Aku sih nggak pernah ngecek HB, suka nggak merasa klo anemia. Taunya anemia itu suka gelap pas berdiri setelah bangun dari duduk.

    Musim pandemi jangan sakitlah, banyak2 minum air putih biar badan sehat dan terhindar dari dehidrasi

  4. Untung saya belum pernah merasakan gejala anemia sejak dulu, kalau saya baca tulisan ini saya jadi ingat dengan salah satu teman sekolah saya yang pernah mengalami gejala anemia. Ternyata penyakit anemia serem juga ya gejalanya dan makanya itulah kita harus terus menjaga pola hidup sehat dan makan makanan yang bergizi supaya bisa terhindari dari penyakit anemia.

  5. Kadang kurang aware sama anemia, padahal anemia mesti diwaspadi ya karena gejalanya juga nggak main-main, terima kasih sharing artikelnya jadi lebih tahu banyak tentang anemia

  6. Banyak orang tua terutama ibu yang tidak menyadari bahayanya anemia. Tugas kita bersama untuk memberi pemahaman ke masyarakat, mulai dari pola makan, menu, hingga resep yg praktis niii…supaya asupan gizi anak terpenuhi.

  7. Anemia sering banget nih terjadi pada anak dan remaja (terutama perempuan). Jadi inget dulu pas sekolah pernah dikasih tablet tambah darah yang isisnya zat besi. Tapi tentu saja makanan yang bergizi tetap yang paling utama dalam mencegah anemia.

  8. Penyebabnya anemia dengan tiga jenisnya tersebut, jadi perhatian kita agar lebih memerhatikan anggota keluarga dulu deh ya bagaimana asupan zat besinya udah tercukupi atau belum

  9. Kita nggak bisa mengatur hidup orang lain. Jadi jika ingin memutus rantai anemia memang sudah seharusnya dari unit terkecil masyarakat. Diri sendiri dan keluarga. Setidaknya, kita bisa mengatur konsumsi makanan yang bisa mencegah kita dan keluarga dari bahaya anemia.

    Sehat terus untuk kita dan keluarga Indonesia. Hingga tujuan danone tentang one planet one health bisa tercapai. Semangat…

  10. Kesannya penyakit ini sepele ya tapi bahaya kalo dibiarin. Meski tidak menular, tapi emang bener kak ini penyakit bs melalui keturunan. Jadi emang harus waspada. Cek rutin biar penanggulangannya tepat. Kurang darah ga bgs. Kelebihan jg ga bgs. Jadi ya sedang2 aja ya.✌

  11. Belakangan aku ngerasa cepet capek nih seiring bertambah usia kehamilan. Lesu, lemes, ngga nafsu makan. Pas periksa rutin dikasih vitamin n mineral penambah darah. Ternyata dari tanda2 fisik aja udah kelihatan ya, ngga perlu cek hb dulu.

    Trus aku paksain makan sayur2an n buah yang banyak aja daripada baby ku kenapa-napa.

  12. Kecukupan gizi itu memang penting banget untuk diperhatikan ya Mbak, termasuk asupan zat besi agar gak sampai kena anemia. Mana dampaknya bisa lintas generasi. Dari sekarang kudu dicegah mulai dari keluarga ya

  13. Ternyata pada tahun 2018, prosentase anak-anak yang menderita Anemia mengalami peningkatan hingga 50% kasus. Angaka segitu sudah sangat banyak…

    Semoga saja dengan peran dari pihak swasta, seperti Danone ini dapat memuntus mata rantai animea pada anak di Indonesia

  14. Terima kasih informasi lengkapnya, banyak juga ya risiko anemia sampai di angka segitu…saya sendiri nyaris kena saat remaja, biasalah, sok-sokan diet gitu taunya lemes dan kliyengan.

    Semoga berbagai usaha kita memperbaiki tingkat anemia ini bisa membantu mengurangi risikonya pada anak2 Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *