Berbeda. Rasa yang mencuat ketika menyempatkan raga hadir dalam sebuah event Anniversary sebuah komunitas kepenulisan (literasi). Seringkali muncul dalam sebuah pertemuan komunitas, baik itu kepenulisan maupun non kepenulisan, selalu saja ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa saya petik. Mungkin hal biasa tetapi begitu menyentuh dan semakin meyakinkan langkah untuk berani menatap masa depan.
Untuk Sahabat lebih dikenal dengan sebutan UNSA, merupakan komunitas yang isinya adalah jiwa pemula penanti masa depan. Mengumpulkan sekian banyak kepala dengan ide yang berbeda-beda bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Kecintaan untuk terus menghasilkan karya berupa tulisan bermanfaat menjadi daya tarik tersendiri sehingga komunitas kepenulisan ini ada dan telah berusia 3 (tiga) tahun.
Usia 3 (tiga) tahun merupakan usia yang masih muda. Masih banyak harapan dan cita-cita yang mesti diwujudkan bersama. Selama ini, karya-karya dari anggota komunitas UNSA ini sudah terbilang banyak. Ada yang diterbitkan secara indie dan ada juga anggota yang telah menembus penerbit mayor. Kak Dang Aji Sidik sebagai founder UNSA ini sendiri terus mengembangkan program dan visi misi untuk masa yang akan datang.
Program UNSA dalam tahun 2013 sebagai wujud beranjak besar di usia 3 (tahun) ini adalah menghasilkan karya-karya solo dari anggotanya. Sekaligus menggebrak penerbit mayor sebagai salah satu bentuk cita-cita yang harus dikejar dengan kerja pintar dan tentu saja do’a. Sebab, tak sedikit manfaat yang diperoleh ketika hasil karya kita berhasil menembus Penerbit Mayor, seperti Gramedia, Mizan dan lain-lain.
Namun, di balik semua cita-cita dan impian tersebut, UNSA kemudian diberikan motivasi dari seorang penulis sekaligus motivator (Kak Dhony), bahwa ketika akan mencapai cita-cita dan impian ada proses yang harus dilalui. Proses itu untuk dilakukan, dijalani dengan sungguh-sungguh. Menikmati proses akan menjadi lebih baik daripada instan namun tak memberikan manfaat apa-apa. So, jadilah yang berbeda dengan proses. Tak perlu menjadi yang pertama atau terbaik, sebab dalam nyata keduanya tak mungkin diraih. Maka, menjadi yang berbeda, adalah kunci kesuksesan kita sendiri. Semua orang memiliki kemampuan untuk merubah dunia dengan idenya. Tidak percaya??? Ayo, menulis dan buktikan itu terjadi…
NB: Terima kasih untuk Mbak Endang SSN yang sudah mengundang, perkenalan yang singkat untuk Mbak Ria Fariana, Mbak Jazim, Umminya Hasyim Naoki, dan seluruh anggota UNSA yang sempat hadir Ahad 27 Januari 2013 di Sari Ratu Jl. Diponegoro, Surabaya.