Tak Suka BUKAN Berarti Benci – Hidup di dunia memang sangat kompleks. Ada yang membuat kita bahagia, ada juga sebaliknya. Ada yang kita suka dan cinta tetapi kadang juga kita membenci. Namun, membenci sepertinya bukan sesuatu yang perlu dipelihara dalam diri. Karena yakin dan percaya, orang yang membenci tidak akan pernah lepas pada sebuah penderitaan, meskipun itu pergolakan batin yang tidak akan selesai sampai kapanpun.
Nah, menariknya di sini karena terkadang orang yang kita tidak suka bahkan benci sekalipun justru aka nada masanya menjadi orang yang berharga dalam hidup kita. Lha kok bisa? Contoh sederhananya saya ambil contoh, dulu mungkin ada yang tidak suka dengan pola didik orang tua yang sangat kaku, diktator dan semisalnya, tetapi toh sebagian anak yang dididik seperti itu justru menjadi “orang besar” bahkan terkenal di masa sekarang.
Bagaimana dengan saya sendiri? Adakah orang yang saya tidak suka? Pastinya kalau mau jujur sih ada. Tak hanya dalam komunitas yang se-hobi saja, di lingkungan sendiri pun ada saja orang yang tidak akan sejalan dengan kita. Ujung-ujungnya jadi tidak suka, tetapi bukan benci.
Kalau dipikir-pikir, orang yang saya tidak suka sedikit banyaknya memberikan pelajaran hidup buat saya. Bisa memahami kondisinya untuk survive dalam dunia hobi yang sama, itu sudah jadi inspirasi tersendiri. Bahkan saya bisa berkaca untuk tidak memanfaatkan peluang untuk keuntungan pribadi. Menghalalkan segala cara untuk bisa melakukan apa yang disukai bahkan sikut sana-sikut sini untuk mencari eksistensi semata, itu pelajaran berharga buat saya agar terhindar dari hal tersebut.
Ada juga pelajaran yang saya ambil pada salah satu tenaga pendidik di bangku SMA dulu. Beliau hampir setiap hari akan memaksa seisi kelas untuk tampil menjelaskan tentang sistem metabolisme dalam tubuh. Caranya yang sering membentak dan suara menggelegar membuat saya benar-benar tidak suka berlama-lama. Lalu pelajaran seperti apa yang bisa saya ambil? Ada. Berani tampil di depan umum dan harus senantiasa memahami sesuatu sebelum berbicara. Karena bicara tanpa ilmu akan jelas sekali memperlihatkan siapa sosok kita sebenarnya.
Ah, saya pun yakin banyak yang tidak suka dengan saya. Sikap blak-blakan, bercanda keterlaluan dan lainnya pasti akan kelihatan bagi siapa saja yang mengenal. Namun, semoga mereka bisa mengambil hikmah dari diri saya, meskipun mungkin prosentasenya sangat kecil.