Say No to These Campaigns – Kalau ditanya soal jenis campaign yang tidak saya terima untuk ditulis dalam blog, maka jawaban saya tidak hanya ada satu. Mungkin akan disangka sok suci atau sok jaga image, tetapi memang saya tidak suka dan tidak sesuai dengan branding saya pastinya, halah…

Say No to These Campaigns 1

Dan beberapa campaign itu adalah:

Underwear

Ya, meskipun saya perempuan, tetap akan merasa risih jika memajang foto-foto underware di blog saya. Khawatirnya malah menarik bermacam link yang berisi konten pornografi. Memang sih menurut suami saya, situs yang menuliskan tentang hal yang berbau sensitif seperti itu sangat cepat mendatangkan traffic. Kalau mau tergiur dengan cepat menghasilkan uang yaa beriklan dengan situs seperti itu bisa banget. Namun, lagi-lagi kami takut akan pertanggungjawaban kelak di akhirat sana. Karena semua akan di-hisab. Saya benar-benar menjaga bahwa jari ini tidak menuliskan hal yang tidak sepantasnya saja. Membayangkan neraka saja, saya sudah merinding tidak bisa tidur.

Rokok

Duh, bahas yang satu ini memang sangat galau. Karena ada orang-orang yang saya cintai masih berhubungan dengan produk dari tembakau ini. Namun, saya senang karena mereka sendiri yang memberikan dukungan untuk tidak menerima pekerjaan yang berhubungan dengan rokok. Salah satu contohnya adalah campaign rokok di blog. Bahkan saya sampai sekarang masih maju mundur untuk meliput salah spot wisata di Surabaya yang secara umum diketahui sebagai milik perusahaan rokok. Apalagi isinya adalah perjalanan bagaimana rokok bisa berkembang seperti sekarang. Huhu…

Politik

Satu topik ini sebenarnya terletak pada standar suka saya. Dari duduk di bangku sekolah, saya memang paling tidak bisa memahami politik. Pikiran saya sudah terlalu ruwet dan tidak mau menambahnya lagi dengan tema berat seperti ini. Lagipula, terkadang politik kadang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan hal ini yang sangat tidak segaris dengan prinsip saya.

***

Lantas, bagaimana cara menolaknya? Pastinya disampaikan baik-baik. Saat ini sedang membuat semacam disclosure untuk dipajang di bagian Profil agar sebelum pihak pemberi job menghubungi, mereka sudah membaca syarat dan ketentuan bekerja sama. Ngguaya sih… tetapi yang namanya prinsip ya harus dipegang.

Bagaimana kalau tawaran job tinggi? Hmm… galau? Insya Allah semoga tetap tidak tergiur. Karena hidup bukan hanya di sini, mati lalu selesai perkara. Ada ribuan waktu yang akan dijalani setelah kita dimasukkan ke dalam kubur. Dan saya tidak ingin job yang tidak sesuai dengan prinsip dan pedoman hidup yang saya pegang menjadi hal yang sesalkan dikemudian hari.

Bagaimana dengan kalian?

Facebook
Twitter

Related Posts

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *