βDo, akhirnya kita menikah juga. Aku bahagia banget.β
βAku juga, Al.β
βYuk, sekarang kita buka kado-kadonya!β ajak Alika kepada Aldo yang kini telah menjadi suaminya.
Perjuangan untuk mendapatkan Aldo memang tidak sia-sia. Lebih kurang lima tahun Alika menunggu Aldo pulang dari Australia. Studi Aldo yang tak bisa diganggu gugat membuatnya terlambat menikah. Usia yang hampir masuk kepala tiga sungguh mengkhwatirkan seluruh keluarga besarnya. Tetapi Alika berjuang meyakinkan diri dan keluarganya kalau Aldo pantas untuk ditunggu.
βBaiklah. Kita mulai dengan yang ini.β Ucap Aldo sembari mengambil kado yang berukuran besar. Lumayan berat ketika diangkat.
βHati-hati, Do. Kalau tidak kuat biar dibuka di situ saja.β
βNggak, kok. Kamu buka saja kado yang lain.β
Alika menyetujui saran Aldo dengan anggukan. Matanya berbinar memandang ketampanan Aldo. Memang tak setampan Dude Herlino, kulit putih bersih di wajah Aldo sudah cukup membuatnya berbunga-bunga. Betapa khawatirnya Alika ketika Aldo berada di luar negeri. Alika takut jika Aldo dirayu wanita bule yang menghancurkan impiannya. Tetapi kekhawatiran itu akhirnya sirna dengan pernikahannya kini.
Alika membuka kado satu per satu ditemani Aldo yang juga sibuk membuka kado lainnya. Sebuah kado berwarna hitam putih bermotif hati menarik perhatian Alika. Tak ada nama pengirimnya. Alika penasaran lalu dibukanya pelan-pelan.
βKamu kenapa Alika? Ada apa?β Aldo kaget mendengar tangis Alika. Di tangan Alika ada foto Aldo dan Arin dalam bingkai yang tidak lain isi kado tadi.
βKa…kamu pernah dekat dengan Arin. Sejauh apa, Do?β tanya Alika.
βIya. Itu masa lalu Alika. Sudahlah. Lagipula nggak mungkin Arin yang mengirim ini. Toh, dia sudah meninggal dunia setahun lalu.β Ucap Aldo menenangkan Alika.
βTetapi kamu tidak tahu kenapa Arin akhirnya meninggal, Do. Atau kamu sudah tahu?β
βLho, memangnya Arin meninggal kenapa? Kata Rio, Arin meninggal karena kecelakaan.β
βBukan… Bukan, Do. Arin meninggal karena AIDS…!β Alika akhirnya mengatakan rahasia itu padahal dirinya sudah berjanji untuk menjaga rahasia itu.
βA…apaaa? AIDS? Ah, nggak mungkin. Nggak mungkiiin… Tidaaakkk!β Aldo teriak lalu tersungkur di samping tempat tidur.
Kebahagiaan Alika diuji. Di awal pernikahan harus mengetahui kalau suaminya, Aldo, terkena virus HIV. Kejujuran Aldo seperti petir di teriknya matahari. Hanya air mata yang mampu terbahasakan dalam wajahnya. Alika ingat betapa susah payahnya menampis omongan tetangga karena terlambat menikah. Tetapi akhirnya mendapatkan suami penderita HIV AIDS, penyakit menakutkan bagi semua orang.
βAlika, aku pasrah jika kita harus berpisah. Lebih baik sekarang daripada nanti.β
βBiarkan aku berpikir. Aku mau pulang ke rumah orang tuaku dulu.β Alika meminta izin untuk menenangkan diri. Cintanya kepada Aldo begitu besar tetapi kerikil tajam menghantam hatinya.
Seminggu kemudian…
Sebuah SMS datang ke ponsel Aldo:
Aldo, maafkan aku. Cintaku begitu besar kepadamu hingga bahagia itu terlalu cepat pergi setelah tahu soal kamu dan Arin. Tetapi, aku percaya ini ujian untukku. Jemput aku besok yah… Love you…!
SMS Alika membuat Aldo bahagia. Bersyukur karena Arin mau menerima dirinya apa adanya. Di simpannya ponsel di atas meja. Lagu Too Much Love Will Kill YouΒ by Queen mengalun menemani malam Aldo.
Total: 479
25 Responses
Mbaa.. hehehe ini ngenes ya si Alika. To akhirnya happy ending. Klo boleh kasih masukan ada beberapa kata yang kurang dan lebih ya mba. Hehe maaf sebelumnya π
-usianya hampir masuk kepala…
-tapi kamu tahu tidak tahu…
@noe,
heheheh makasih banget yah π
sudah diedit.. begitulah kalau buatnya gemeteran…
@Chemist Rahmah,
Hehehhe jadi malu. Lah aku sendiri thypo tuh. Ngetik *tp* jadi *to* di koment haghaghag…
@noe,
xixixixi π
saling menyemangati kita yah…
βKaβ¦kamu pernah dekat dengan Arin. Sejauh apa, Do?β tanya Alika. —> Belum dijawab Aldo, tapi Alika seolah sudah tau jawabannya. Miris kalau ini kenyataan. Heuheu.. Saya terlalu terbawa ceritanya nih. Semoga muda mudi di luar sana tidak melakukan tindakan ini hingga mereka menikah π
@yantist,
hehehe makasih sarannya
mau diceritain tapi takutnya lebih 500 kata
insya Allah mencoba lebih baik nanti
Wah masih mau terima??? kerenn tapi gimana nasib anaknya nanti anaknya biasanya kena juga hahaha
terbawa emosi aku mbak
@hana sugiharti,
mak Hana, waduh maafkeun jika terbawa esmosi eh emosi π
#kasitissu
ahhhkkk.. knp aq membaca ini sebelum bikin punyaku sendiri -_-
udah bnyk masukan kayaknya π
sukses mak π
@sariwidiarti,
nah lho…
ayo mbak buruan biar aku baca…
ntar kalo sudah kabar2i π
uhhhfk, katanya sih setiap penyakit ada obatnyah *inimahOOT :D. suka yang hepi2 ending π *dirisendirimasihngeblank π
@fatwaningrum,
makasih mbak π
bosan sad ending π
So sweet!:))
@junioranger,
ma’aciiihhh…
Syukurlah, happy ending… π
@η©Ίγγ»γ,
makasih…
Alika….sebesar apakah cintamu pada Aldo? bener mau balik lagi?? kok aku yg rempong ya?? ^_^
@Helda,
heheheh mbak Helda ada2 saja…
Hehehe ceritanya klise ya π
Tapi alurnya lumayanlaah..
@Adi Nugroho,
saya memang masih awam soal fiksi, tidak seperti Anda yg sudah maniac…
terima kasih masukannya π
Kasian sebenernya Si Alika ternyata “Too much love nya bukan ‘banyak cinta’ tapi lebih ke ‘terlalu cinta’ ya..” (imo) π
@Rini Uzegan,
π
ini lebih ke cermin ya sepertinya π
@Istiadzah,
pemula nih mbak π #tepokjidat
sebenernya akan jadi FF yang lumayan kalau berhenti di titik ketika aldo tersungkur di tempat tidur.
lanjutan setelah itu justru membuat cerita ini jadi terasa tawar.