arti pepatah nasi sudah menjadi bubur

Nasi sudah menjadi bubur adalah pepatah yang sudah tidak asing di telinga. Bahkan pelajar sejak saya SD pun sudah ada. Nah, kali ini mau mencoba menuangkannya pada tulisan akhir pekan. Semoga berkenan dan simak sampai akhir ya!

****

“Kamu yakin dengan tuduhan itu?” tanya Ayumi pada Nena.

Ayumi sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Nena padanya pada sebuah pesan pribadi. Tidak ada angin tidak ada hujan, Nena menuduh Ayumi merebut kekasihnya. Nena belum memperlihatkan bukti tetapi Ayumi yakin dia tidak melakukan hal tersebut. Bahkan berpikir untuk itu saja sudah tak mungkin.

Siapa Ayumi?

Ayumi tahu betul siapa dirinya. Perempuan miskin yang berusaha mendulang rezeki di kota dan sangat bahagia bertemu dengan Nena. Awalnya Ayumi hanya ingin mendapatkan jalan agar bisa hidup dengan baik dan menjalankan perannya sebagai pekerja lepas. Namun, hidup di kota ternyata terlalu sulit.

Nena hadir, seolah hadiah terindah dari Tuhan, karena mau membantunya untuk sejenak mendapat naungan dengan memberikan pekerjaan. Meskipun upah tidak banyak, Ayumi tidak mempermasalahkannya. Upah besar atau kecil kalau selalu disyukuri akan selalu cukup untuk digunakan. Nena pun mengajarkan hal tersebut.

arti pepatah nasi sudah menjadi bubur

Nena dan Ayumi menjalankan peran masing-masing. Nena selalu mendukung agar Ayumi jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan sesekali Nena memberikan informasi seputar keahlian Ayumi. Ayumi sangat menghormati itu sehingga berusaha menjaga nama baik Nena dimanapun berada.

Sesekali Ayumi mendengar hal buruk tentang Nena di luar sana, tetapi Ayumi hanya diam. Diam mendoakan teman yang sudah dianggapnya sebagai saudara. Bahkan kekasih Nena, Anton, pun sebenarnya tahu bagaimana karakter Nena. Cinta membuatnya yakin Nena bisa pelan-pelan menjadi lebih bijak. Anton pun mengenal Ayumi karena ada beberapa hal dimana mereka harus bekerja sama. Dia senang karena Ayumi gigih dalam melakukan pekerjaannya meskipun tahu kondisi ekonomi yang sulit membuat Ayumi sering beberapa langkah tertinggal untuk sementara.

Ayumi tidak memusingkan itu. Baginya, selama semuanya berjalan lancar tanpa kendala dan tetap berusaha berada di jalan lurus, dia sudah bahagia. Hingga pada suatu ketika, kehidupan Ayumi diuji. Tawaran untuk mengerjakan sebuah proyek dilakukan. Tadinya Ayumi percaya Nena akan selalu mendukung setiap keputusannya. Namun ternyata tak seindah yang dipikirkannya.

Nena tiba-tiba saja mengumumkan ke orang-orang sekitarnya jika Ayumi berusaha mengganggu kekasihnya Anton. Kalimat yang begitu menyayat hati pun dikeluarkan Nena tanpa memberikan kesempatan Ayumi untuk berbicara. Bahkan Nena memutus kontak dengan Ayumi dari berbagai sisi. Ayumi sedih bukan kepalang. Hatinya hancur karena tuduhan itu tidak benar adanya. Dia sadar siapa Anton dan Nena sehingga berpikir seperti yang dituduhkan Nena pun sama sekali tidak pernah terbesit.

Ujian Hidup Ayumi

Ayumi mencoba berbicara pada orang yang dipercayai Nena, tetapi hasilnya nihil. Semua takut pada Nena karena memang derajatnya jauh di atas Ayumi yang hanya perempuan biasa. Nena beruntung memiliki semua apa yang diinginkannya hanya sekali tunjuk ini dan itu. Semua bisa tunduk seketika. Dan Ayumi menyadari itu.

“Allah, aku tahu Engkau tidak pernah tidur. Engkau melihat apa yang sebenarnya kuperbuat. Jika memang benar yang kulakukan itu buruk, maka hukumlah aku dengan caraMu. Jika kemudian di mataMu aku tidak melakukannya, berilah saya kesabaran untuk menerima dengan lapang dada.”

Doa yang setiap malam dipanjatkan Ayumi menjelang tidur bersama tangis. Meskipun orang yang percaya pada Ayumi memintanya untuk bicara lagi dengan Nena, tetapi Ayumi memilih diam. Dia sudah menjelaskan kepada Nena bahwa semua hanya kesalahpahaman belaka. Bahkan meminta maaf atas semuanya. Namun, Nena tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Satu Tahun Kemudian

Nena menyesali apa yang telah dilakukannya pada Ayumi. Nena mencari keberadaan Ayumi dan meminta semua pengikutnya ke seluruh penjuru kota. Ternyata, Ayumi sudah pergi untuk selamanya. Ayumi ternyata selama ini menyembunyikan penyakitnya dari Nena karena tidak ingin dikhawatirkan berlebihan. Sejak dia pergi karena berselisih dengan Nena, Ayumi kembali ke kediamannya yang lama dengan segala keterbatasannya.

nasi sudah jadi bubur

Kini, Nena sangat terpukul bahwa selama ini tuduhannya ke Ayumi sangat berlebihan. Anton yang tadinya mengetahui semua kebenaran memilih diam dan sekarang juga ikut menyesali diamnya. Sama sekali tak menyangka jika Ayumi akan mengalami akhir seperti ini. Dan mau tidak mau, Nena harus menjadi tanggung jawabnya dan berusaha melakukan yang terbaik sebagai bentuk penebusan dosa atas pilihan sikap diamnya yang ternyata tidak berguna.

***

Well, nasi sudah menjadi bubur. Persahabatan kandas hanya karena persoalan yang sepertinya lupa untuk melakukan tabayyun. Padahal Rasulullah sudah mencontohkannya sejak dahulu bahwa apapun yang terjadi, cari tahu kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Jangan sampai surga tidak bisa diraih hanya karena ada orang yang kita sakiti tanpa sadar.

Lidah tidak bertulang tetapi sayatannya tidak akan pernah bisa sembuh setelah melukai…

***

Cerita fiksi karya Amma O’Chem, 14 Februari 2021

Facebook
Twitter

Related Posts

23 Responses

  1. Lidah tidak bertulang tetapi sayatannya tidak akan pernah bisa sembuh setelah melukai… >> ini iya banget deh mak, bisa bikin seseorang jadi trauma dan terluka karena sayatan dan ucapan yang menyakitkan hati ya. susah buat lupanya deh

  2. Semogaaaa bisa terjadi Rekonsiliasi.
    Sayang banget kalo persahabatan hancur lebur seperti itu.
    InsyaALLAH ada jalan keluar dari permasalahan yg dihadapi kedua perempuan ini

  3. faktual banget ini dalam hubungan apapun ya..
    konteks tabayyun itu memang harus sangat kuat dipegang sbg guide line dalam berumuamalah dan berhubungan dengan manusia lain dlm konteks apapun ya

  4. Tak ada guna menyesal juga ya…nasi memang sudah jadi bubur..ini kayaknya buburnya juga udah gak bisa dimakan deh..heheh

  5. Wah bener banget nih mbak Rahmah, tabayyun penting banget supaya nggak salah paham atau ada prasangka terhadap seseorang.

  6. Dalam persahabatan, dalam rumah tangga bahkan dalam dunia kerja pun esensi dari cerita ini bisa diaplikasikan ya mbak.. penting banget tabayyun 🙂

  7. Sedih banget bacanya, memang luka hati itu biasanya susah sembuh ya apalagi kalau penyebabnya dari orang terdekat kita..kasihan banget Ayumi difitnah…

  8. Pedih banget Mbak. Tulisan ini dpat digunakan sebagai renungan, bahwa banyak banget kejadian di dunia saat ini yang sama dengan cerita di tulisanmu, Mbak.

    Terima kasih banyak ya, paling gak, di aku juga bisa menjadi bahan renungan banget nih, apalagi di era media sosial yang seperti ini. Makin banyak berhubungan dengan orang yang gak bertemu, makin banyak celah untuk banyak celah membuat orang bersedih dan salah sangka

  9. Tabayun memang perlu ya, tapi kadang yang tau pun memlih untuk diam supaya aman. Duh Ayumi ternyata udah gak ada ya tanpa sempat mereka berbaika dengan Nena pantes Nena menyesal banget

  10. ah penyesalan selalu di akhir ya mbak
    cerita ini sangat related, banyak di dunia nyata yg seperti ini
    kadang salah paham bisa hancurkan persahabatan

  11. Ketika nasi telah menjadi bubur pasti suatu saat juga memang apa yang telah terjadi di hidup kita memang tidak dapat diulangi

  12. Kisah seperti dalam cerpen ini banyak kejadian di dunia nyata ya mbak. Ngotot merasa dirinya benar, tanpa memberi kesempatan pada pihak lain untuk menjelaskan. Saat menyadari kekeliruannya, segalanya sudah terlambat

  13. Pada akhirnya muncul penyesalan di akhir. Dari Nena dan Ayumi kita belajar untuk tidak egois. Masalah harus dipecahkan bersama-sama.

  14. kesalah pahaman itu emang nggak enak banget yaaa.. apalagi antar sahabat, bikin sia sia segala waktu yang terlewat yaaa.. aku suka nih cerpennya mba amma.. Semangat terus ya mba Ammaaaaa <3

  15. Harus sama-sama komunikasi yang baik, meski sudah jadi bubur, aku yakin kalau diolah dengan baik, akan menjadi bubur yang tetap nikmat untuk dimakan.
    Semangat untuk Nena dan Ayumi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *