Teman-teman blogger dimanapun kalian berada… Kali ini saya ingin membuat sedikit ulasan tentang buku yang berjudul Moonlight Waltz.
Judul: Moonlight Waltz
Pengarang: Fenny Wong
Tebal buku: 246 hlm
Buku ini saya dapatkan ketika tidak sengaja berjalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Makassar (baca: mall).
Awalnya saya hanya ingin mencari makan buat kampung tengahku yang sudah keroncongan sehabis mengajar. Karena pada dasarnya saya paling tidak bisa menahan lapar, kusiapkan saja diriku untuk menu istimewa.
Ke mall tapi tidak mampir ke toko buku, rasanya seperti ada yang tidak lengkap. Yah dengan ringannya, kulangkahkan menuju Gramedia. Gramedia selalu saja menarik perhatianku untuk mampir ketika berada di mall.
Setelah berkeliling lumayan lama di Gramedia, akhirnya mataku tertuju pada suatu buku yang berjudul Moonlight Waltz. Lagi-lagi Gagas Media yang menjadi penerbit buku yang menarik hati. Dari sampulnya sudah cukup menarik dan menurutku sangat artistik. Kuraih dan mencoba membaca sedikit isi buku tersebut pada halaman sampul belakang. Dan ternyata semua tentang Cinta.
Cinta yang datang tanpa disadarinya hingga membuat diri Arlin harus menerima bahwa cintanya pada Aldo harus terhalang oleh Liora.
Hal ini diawali dengan kepergian Arlin ke sebuah konser musik yang dimainkanoleh Aldo. Namun Arlin sungguh tidak mengetahui, jikalau Aldo adalah teman sekolahnya. Maklum saja, Arlin adalah sosok yang sangat tomboy. Arlin adalah salah satu pemain bola basket yang dikenal di sekolahnya. Mungkin karena itulah Arlin tidak mengenal Aldo karena sibuk bermain basket di sekolahnya.
Ketidaksukaan Arlin terhadap konser musik, berubah seketika melihat Aldo bermain piano dengan indahnya. Arlin pun sedikit terusik akan keasyikannya menikmati setiap alunan musik yang keluar dari piano Aldo.
Waktu terus berlalu dan Arlin semakin akrab dengan Aldo. Hingga cinta itupun tumbuh di hati Arlin terhadap Aldo. Kebersamaan yang membuat mereka sedikit memberikan keindahan cinta. Meskipun tak berlangsung lama. Dan yang lebih mengiris hati Arlin adalah Aldo ternyata hanya menganggap Arlin sebagai seorang sahabat saja. Ada orang lain di hati Aldo. Wanita yang mempesonakannya, yaitu Liora.
Liora juga satu sekolah dengan Arlin dan Aldo, tetapi berbeda kelas. Memiliki suara yang indah. Sangat cocok dengan pemain Aldo sang pianis. Arlin jelas sangat cemburu, karena Aldo selalu memberi perhatian lebih pada Liora. Arlin merasa tersisih. Seberapa keras ia menunjukkan perhatiannya sama Aldo, tetapi tetap Liora yang utama.
Arlin selalu ada ketika Aldo rapuh. Soalnya, Aldo tidak mendapat dukungan dari ibunya untuk menjadi sang pianis. Ibunya ingin Aldo bekerja sebagai dokter. Namun, Aldo tidak bisa mengabulkan keinginan sang ibu karena ketertarikannya menjadi pianis. Meskipun ibunya seringkali mengatakan bahwa menjadi pianis sangat tidak menjanjikan kehidupannya, tetapi Aldo tetap ingin menjadi pianis.
Namun, sebagai pecinta tangguh, Arlin sadar bahwa tidak baik untuk terus memaksakan cintanya pada Aldo. Ada Liora yang selalu mempesonakan Aldo.Ada Liora yang senantiasa menjadi semangatnya menjadi pianis untuk menghasilkan kolaborasi terhebat di dunia, cita – cita yang Aldo impikan selalu.
Arlin pun harus merelakan Aldo pergi menggapai cita-citanya bersama Liora. Arlin sepenuhnya sadar bahwa bahagia dalam dirinya pun ada ketika melihat Aldo, pria yang sangat dicintainya, bahagia.
Itulah Moonlight Waltz, alunan lagu yang terciptaoleh Aldo sebagai ungkapan hati pada cintanya, Liora.
Dan Arlin… hanya menanti suatu saat untuk sebuah cinta yang lain…
6 Responses
Jadi penasaran ingin membaca bukunya.
Pecinta buku juga ya, reviewnya menarik.
Indahjuli…
Silakan baca mbak…
Banyak hikmah yang bisa saya petik di buku ini…
Hehe, makasih udah baca dan enjoy Moonlight Waltz. 🙂
wah, senangnya mbak Fenny bisa ikutan komentar…
novelnya menyentuh mbak, bener… ada kisah yang serupa dengan diriku…
uppps curhat colongan…
novel nya asik dan mengharukan