Defenisi Makanan
Makanan jika dilihat definisinya melalu wikipedia berarti: bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Oleh karena itu makanan sangat dibutuhkan manusia setiap hari.
Makanan yang Baik
Di dalam semua agama, makanan yang baik dan bermanfaat pun diatur. Tidak semua jenis bahan nabati dan hewani yang ada di muka bumi ini bisa dijadikan makanan. Tentu saja ada faktor penentu bahwa jenis bahan tersebut boleh dimasukkan ke dalam kelompok makanan. Beberapa syarat makanan yang baik untuk dikonsumsi antara lain:
- Halal; tentu saja hal ini paling utama. Tidak hanya halal akan bahan makanannya saja, tetapi sumber mendapatkan makanan tersebut juga perlu diperhatikan. Meskipun makanannya baik tetapi cara memperolehnya dengan jalan yang haram, tetap saja bukan makanan yang layak dikonsumsi.
- Bergizi; makanan tanpa gizi juga akan percum untuk dikonsumsi. Sebab tubuh memiliki kebutuhan akan nutrisi dari makanan yang dimakan. Nutrisi makanan haruslah yang seimbang sehingga tubuh juga tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat tentu saja.
- Nutrisi lengkap; karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin setidaknya tercakup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari. Jika salah satunya berlebih tentu saja akan berdampak kembali pada kesehatan.
- Bersih; kebersihan makanan juga menjadi faktor makanan tersebut baik dikonsumsi.
Syukuri Rezeki Makanan
Tidak ada manusia di bumi ini hidup tanpa rezeki. Tuhan sudah mengaturnya sedemikian rupa. Termasuk dalam hal makanan. Makanan adalah salah satu dari sekian banyak rezeki yang Tuhan berikan pada manusia. Untuk itu, sebagai hamba (manusia ciptaan Tuhan) tentulah sangat dianjurkan untuk bersyukur atas makanan yang diperoleh. Mengapa perlu bersyukur? Karena coba lihat ke bawah, masih banyak saudara-saudara kita di luar sana yang sulit mendapatkan sesuap nasi.
Tak sedikit yang harus bekerja sekuat tenaga hanya untuk sebuah nasi bungkus. Tidak jarang terlihat di sudut-sudut jalan, banyak yang mengemis hanya untuk membeli makanan. Bahkan ada juga yang harus melakukan kejahatan dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan “kampung tengah”.
Dan Anda, saya, kita semua yang masih bisa menikmati makanan tanpa harus bersusah payah seperti itu, sudah sangat patut untuk bersyukur tiada terhingga atas rezeki-Nya. Cara bersyukur atas makanan yang diperoleh tidak hanya terucap di bibir saja. Tetapi benar-benar diucapkan dan diamalkan. Seperti contoh, tidak membuang-buang makanan, tidak sengaja menyisakan makanan (sebaiknya makanan dihabiskan), berlebihan dalam makanan serta pelit terhadap makanan yang diperoleh (enggan bersedekah makanan pada sekitar).
Sumber: twicsy.com
Jika ingin membuang makanan (yang masih layak konsumsi), coba kembali ingat masih banyak yang sulit mendapatkan makanan. Berlebihan dalam makanan pun tidak dianjurkan karena justru memberikan mudharat bagi diri sendiri. Salah satu contoh berlebihan adalah makan tidak sesuai dengan porsi yang seharusnya. Jika kesanggupan tubuh hanya sepiring nasi, tidak usah dipaksakan hingga dua atau tiga piring nasi. Bukan sehat yang diperoleh, akan tetapi sakit karena organ dalam tubuh dipaksa bekerja di luar batas kemampuannya.
Makan apa yang ada. Maksudnya, tidak usah melihat makanan orang lain yang mungkin lebih “bagus atau mahal” dibanding yang kita miliki. Syukuri saja yang Tuhan beri hari ini. Jika hari ini hanya mampu makan dengan nasi, sayur dan lauk tempe, tidak usah memaksakan diri untuk makan ayam atau daging.
Jika hanya bisa makan di warung pinggir jalan, tidak usah memaksakan diri untuk makan di restoran mewah. Karena sekali lagi, itulah rezeki Tuhan yang diberikan pada kita hari ini.
Menikmati Makanan dengan Baik
Dulu waktu SMP, guru Biologi saya mengatakan bahwa makanan harus dikunyah setidaknya hingga 36 kali. Hal tersebut karena berhubungan dengan proses pencernaan yang juga memiliki batas tertentu dalam melakukan tugasnya. Mengunyah dengan baik (agak lama) makanan sebelum ditelan itu jauh lebih baik. Dan rasanya juga lebih nikmat, bukan? Coba bandingkan jika makan sesendok nasi langsung ditelan tanpa dikunyah. Rasanya tentu akan sakit di tenggorokan dan membuat acara makan menjadi tidak nikmat. Betul atau benar?! 😀
Jadi, menikmati makanan tidak harus dengan membuat tatanan meja makanan atau suasana ruang makan menjadi lebih indah. Menikmati suap demi suap itulah kenikmatan yang sebenarnya.
Hmmm… makan apa Anda hari ini? Sudahkah bersyukur dan menikmatinya sebagai rezeki dari Tuhan? *Selamat makan*
#10HariNonStopNgeblogGizi
5 Responses
Artikelnya menarik, mba… Salam kenal…
KerON.. Salut dalam cara penyampaiannya, mudah dipahami dengan bahasa yang sederhana…
Mari berkunjung ke blog saya yang lainnya
Terima Kasih karena sudah berkunjung juga di blog ini 🙂
Hari ini makan coto 😀
cek reply komentar
Waaaahhh, bagi dunk COTO-nya 😀