Sudah bertahun-tahun hidup tentu melalui ragam pemilihan umum. Tak hanya memilih Presiden tetapi juga pemimpin daerah. Ya, Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah memang menjadi perayaan tersendiri ketika lima tahun sudah terlewati.
Entah itu akan muncul nama yang sama atau mungkin berbeda. Semua tergantung sejauh mana Masyarakat cerdas dalam memilih pasangan pemimpin. Bahkan ada yang sudah lanjut usia pun tidak boleh berhenti untuk memilih dan mencalonkan diri. Sebab, semua kembali pada diri, amanah atau sekadar unjuk gigi.
Lansia dan Sosialiasi Pilkada KPU Jawa Timur
Memang diakui bahwa keberadaan lansia yang masih memiliki hak pilih tentu menjadi peluang pasangan calon yang berlaga di medan pilkada. Namun, tidak semua lansia paham dengan proses pemilihan yang terjadi saat ini.
Entah karena penyakit yang diderita sehingga sudah tidak fokus lagi dengan hal-hal bersifat politik, bisa jadi juga pikun yang makin menjadi bahkan memang tidak ada informasi detil soal prosedur Pilkada.
Namun, itu semua ternyata sudah menjadi tugas KPU Jatim tersendiri karena di beberapa titik, sosialisasi pun dilaksanakan bersama para lansia. Bahkan proses sosialisasi tidak harus resmi dan juga terlalu formal.
Salah satu yang paling berkesan bagi Nanik Karsini selaku Sekretaris KPU Jatim saat melakukan sosialisasi Pilkada, banyak lansia yang hadir, salah satunya dari Paguyuban Senam Lansia Sewu Sehat.
“Suara lansia sangat berarti,” Ucapnya ketika diwawancarai oleh wartawan RRI.
Hari Pemilihan, Lansia Terpantau Eksis
Saya pun jadi teringat beberapa tetangga saya di Kelurahan Kupang Krajan dan Kelurahan Petemon mayoritas di setiap rumah punya lansia. Mereka tetap semangat berjalan kaki ke TPS bahkan diantar kursi roda bagi yang memang sudah tidak kuat berjalan. Mendung yang menyapa Surabaya area Petemon Barat saat itu tak menyurutkan langkah para lansia untuk menggunakan hak suaranya.
Harapan Lansia untuk Pemimpin Jawa Timur
“Siapa pun terpilih, jangan lupa sama orang tua seperti kita,” Ucap salah satu bapak yang usianya sudah lebih di atas 70 tahun. Meski menyampaikannya dalam bahasa Jawa, tetapi artinya kurang lebih sama.
Mereka tidak ingin dikesampingkan karena dianggap sudah tidak memiliki daya dan kekuatan untuk membangun bangsa ini. Padahal kehadiran lansia menjadi sangat penting karena suara mereka bisa ikut menentukan nasib daerah ke depannya. Bahkan kehadiran mereka sudah menjadi bukti bahwa demokrasi tak pandang usia. Ketika sudah sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur prosedur pemilih, yaa harus memilih.
***
Jadi, bagaimana lansia di kota/kabupaten kalian? Apakah suara mereka sudah digunakan dengan sebaik-baiknya ketika Pilkada Jawa Timur 27 November 2024 lalu?
#KompetisiKaryaTulisPilkadaJatim2024
#KPUJatim
#PilkadaSerentak2024
#PilgubJatimSenengBareng