Kue Kering memang sesuatu yang seringkali diusahakan ada saat Lebaran tiba. Bukan hanya untuk menjamu tamu dari keluarga besar tetapi juga untuk dinikmati anggota keluarga. Bahkan ada yaang sekadar sebagai syarat biar benar merasakan Lebaran itu nyata.
Keberadaannya pun beragam di setiap rumah meski ada beberapa jenis kue kering yang sama karena memang khas hadir sesuai momennya. Hanya saja menjadikannya ada dan bisa dinikmati pun punya cerita yang berbeda.
Saat Kecil dan Kue Kering yang Selalu Dinikmati
Saya masih ingat betul bagaimana bahagianya masa kecil ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadan. Mama pasti sudah sibuk juga memeprsiapkan segala jenis bahan kue untuk membuat kue kering dengan berbagai varian.
Nastar
Di antara semua kue kering yang ada, mama paling sering buat Classic Nastar dengan bentuk bulatan dan di atasnya diberi cengkeh sebagai pemanis. Soal rasa jangan ditanya, pasti enak karena mama masuk sebagai salah satu kader Dharma Wanita yang diajari tentang kue kering enak.
Bahkan mama punya riwayat khusus mengikuti berbagai kursus atau pelatihan membuat kue kering. Makanya saya tidak heran jika mama membuat Nastar dengan rasa yang unik dan pastinya enak.
Kastangel
Dulu, saya benci dengan kue ini. Soalnya pertama kali kenal, kue ini sangat rapuh dan menurut saya jadi pemancing semut datang karena serbuk rapuhannya itu. Rasanya pun asin sekali karena yaa namanya juga dibuat dari mostly keju sehingga asinnya mengikuti.
Namun, semakin dewasa akhirnya saya menemukan celah untuk mengkonsumsi kue kering satu ini tanpa keasinan atau rapuh di tangan.
Kalau mama sendiri jarang membuat Kastangel karena di rumah cuma ada saya yang suka. Seringnya kue kering manis saja karena anak-anaknya yang lain sangat antusias.
Choco Chip Garpu
Awalnya saya tidak tahu nama kue kering ini. Cuma menyebutnya dengan kue Choco Chip saja karena memang berlimpah cokelat bulat kecil dalam adonannya. Bahkan ada yang membuat dengan menampakkan Choco Chip hanya di permukaan dan dalam adonan menggunakan cokelat bubuk atau jenis cokelat yang enak sebagai bahan kue.
Diberi nama garpu karena memang ada sentuhan benda garpu yang diaplikasikan ke adonan kue kering ini sebelum dipanggang dalam oven.
Jangan tanya rasanya karena ketika sudah klop dengan satu resep, maka selebihnya akan terus mencari yang serupa dengan resep tersebut. Ya, lidah memang tidak bisa dibohongi soal rasa.
***
Well, ketersediaan kue kering memang membutuhkan bujet tersendiri. Bagi saya pribadi, jika tak mampu menghadirkannya lewat hasil tangan sendiri, membeli adalah solusi. Bantu teman juga istilahnya.
Namun, jika tak ada bujet untuk itu maka tak akan dipaksakan juga karena tidak mungkin juga karena kue kering akhirnya punya hutang dengan orang lain, bukan?
10 Responses
Kuker kenangan masa kecilku adalah Kue Semprit..eh..bener gak ya itu namanya? yang dibuat dengan alat cetak seperti corong berlubang di ujungnya itu lho.. Hmm..wanginya saat dibuat bikin nggak nahaaan..hehe..
Kalau sekarang, yg paling laris adalah Cockochip, anak2 maupun tamu2 kecil rupanya paling mengincar kue ini..hehe..
Aku belum pernah ngincipin kue semprit yang enak lho, Mbak Tanti.
Di rumah nenekku dulu, ketika nenekku masih hidup, ada kue semprit, tapi nggak wangi. Malah rasanya hambar sih. Mungkin karena yang membuatnya itu pakai bahan-bahan yang murah.
Aku karena keseringan ketemu sama kue-kue itu malah jadi muneg ngelihatnya. Pengen something yang gurih-gurih macam rengginang, emping dan krupuk udang 😅
Oya satu lagi yang khas sewaktu aku kecil dulu ada satu jajanan namanya madu mongso. Isinya ketan hitam gitu. Uenak itu, tapi sekarang udah nggak pernah nongol lagi.
Di rumah lengkap, alhamdulillah segala ada. Karena memang si mamah buat sendiri. Tapi memang kue kering ini terasa enak dimakannya beberapa hari setelah lebaran. Seperti cemilan lagi. Kalau saat lebaran, aku suka ngerasa ‘enek’ makan yang manis-manis gini.
Lebaran emang identik dengan kue kering ya mbak
Kalau trio kue kering yang selalu ada di rumahku setiap lebaran adalah nastar, kastengel dan Puteri salju.
Selamat lebaran ya mbak Ammah, mohon maaf lahir dan batin
Sama dong Mbak Rahmah, aku juga buka tim yang mengandalkan tangan sendiri dalam menghasilkan kue kering lebaran. Aku lebih baik membeli yang jelas merk atau ada beberapa saudara yang jelas suka buat kue dan bisa icip-icip saat silaturahmi hihi.
Tidak lengkap rasanya hari raya tanpa toples penuh nastar. Dengan adanya Nastar, segalanya jadi tampak berbinar-binar
Nsstar itu bisa jadi masuk kategori makanan yng wajib ada di waktu lebaran, selain opor dan ketupat tentu saja
Alhamdulillah,
Setiap Lebaran tuh selalu adaaa aja rejeki buat ruang tamu biar tak tampak kosong. Hehhee, kemarin dapat kiriman dari Mamah mertua, sekalian memberikan THR untuk anak-anak. Lalu beberapa hari kemudian dapat parcel dari kampus tempat suami mengajar.
Memang seneng kalau ada kue cantik-cantik di meja tamu.. Meski tamunya anak-anak, suami dan aku sendiri. Huhuu~
Taqaballahu minna wa minkum, kak Amma.
Yup gak nolak drngan 3 kue yang bener-bener nyaris ada di rumah-rumah yang aku kunjungi kemarin.
Sampai pada titik aku bikin perbandingan rasa pada setiap kue yang aku cicipi dengan jenis yang sama. Di rumah, khususnya nastar menjadi bahan obrolan kami. Menyampaikan tentang bagaimana rasa nastar ini dan itu.
Akhirnya memilih mana yang lebih worth it. Yups, aku pun tak suka castangel karena ada kejunya tapi semakin dewasa aku enjoy saja menikmati kastangel hehehe..
Kadang, kue-kue tertentu ini bisa menjadi memori berkesan bagi kita apalagi jika dibuat dengan tangan sendiri bersama keluarga. Suasananya itu lho yang memorable.
Ahhh aku bete banget udah keliling kemana-mana gak nemu kue kering yang aku suka banget, sampe rela kerumah tetangga-tetangga yang belum terlalu kenal hanya demi kue itu hha.. Aku lupa namanya tapi bentuk dan rasanya inget 😀
Tapi kue-kue yang disebutkan diatas beberapa ada sih, walaupun gak semuanya ada dalam satu rumah hhi , udah nyicipin :v