Kebun Impian – Duh duh duh… apalah tema ODOP hari ini benar-benar bikin nangis di pojokan rumah. Lha kok lebay banget sih, Mbak? Huum… soalnya jadi keingat lagi dengan Resolusi 2018 yang pengen dicapai (baca: rumah impian). Dan soal berkebun, sangat erat kaitannya dengan tempat tinggal. Setidaknya versi saya.
Ya, memiliki kebun di sekitar tempat tinggal adalah salah satu mimpi ketika sudah punya rumah. Saya berpikir bahwa salah satu kegiatan yang bisa saya lakukan bersama anak sekaligus mengasah kepekaannya terhadap dunia tumbuhan adalah dengan berkebun. Betapa bahagianya say ajika kebun sendiri bisa dikelola tanpa harus keluar jauh-jauh dari rumah.
Hal ini terinspirasi dari masa kecil saya yang tinggal bersama nenek. Pekarangan rumah nenek sangat luas (sebelum dibangun seperti sekarang) bahkan untuk bermain bola, badminton bahkan sepedaan keliling pun bisa. Sebagian sudah ditata menjadi kebun bahkan ada bagian tertentu yang ditata menjadi kebun anggrek. Ya, nenek saya pencinta bunga pake bingits sampai sekarang. Jenis anggrek yang dimiliki dulu banyak dan beragam. Bahkan ada kunci khusu untuk masuk ke area anggrek tersebut. Kalau sore hari, saya selalu mendapat giliran untuk menyiramnya. Sejuk dan segar ketika berada di sekitarnya.
Selain anggrek, beragam tumbuhan pun dipelihara di pot-pot kecil dan besar. Ada yang digantung, ada juga yang dijejer rapi di bagian tertentu di dekat gerbang. Pokoknya nyamanlah kalau di rumah nenek. Duduk-duduk bercengkerama di sore hari bahkan malam hari pun sangat nyaman. Meskipun kadang perlu obat nyamuk untuk menghalau nyamuk-nyamuk yang haus darah, hehe.
Sekarang bagaimana rumah nenek? Tetap ada mini taman di depan rumah. Tatanannya diatur sebagaimana rumah kekinian. Maklum rumah nenek ada di pusat kota Maros, Sulawesi Selatan, jadi yaa nggak desa-desa amat. Tetapi bagi saya tetap nyaman duduk di teras ditemani pemandangan hijau sekitar.
Nah, bagaimana dengan rumah saya? Duh, sama sekali tidak ada yang bisa saya ceritakan soal kebun. Karena namanya hidup di kontrakan, semua serba terbatas. Makanya berharap segera pindah ke tempat yang jauh lebih layak sehingga bisa mengeksplor apapun yang saya bisa. Doain ya, teman-teman… !
Intinya di kebun (saat punya rumah nanti) saya ingin ada:
Tempat untuk Menikmati Tea Time
Membangun bonding dengan anak bisa dilakukan dengan tea time pada spot kebun di halaman rumah. Lumayan setelah membersihkan rumput liar, menggemburkan tanah di pot, dan menghilangkan daun-daun kering, alangkah indahnya disertai dengan tea time. Dan saya sangat menanti masa itu, di rumah idaman kami kelak.
Menanam Tanaman yang Dimanfaatkan Setiap Hari
Ya, saya bercita-cita kalau di kebun saya ada tanaman-tanaman yang buah, daun atau mungkin batangnya justru sangat dimanfaatkan setiap hari. Missal menanam belimbing wuluh buat mengasamkan lauk dan sayur, menanam cabe karena si Ayah senang dengan sambal bawang, dan berbagai tanaman lainnya yang proses perawatannya mudah dan bisa tumbuh di kebun yang kecil. Bahkan jika bisa menanam singkong, nggak masalah bagi saya, haha.
Bunga-Bunga yang Ditata dengan Memanfaatkan Barang Bekas
Hal ini terinspirasi saat saya berkunjung ke Eco Green Park di Batu, Malang. Di sana ada beragam tanaman yang kemudian di tata menggunakan barang bekas seperti botol bekas minum dari plastik. Ditata rapi dengan digantung plus sebelumnya dihias supaya tampak eye catching. Di situ rasanya saya nggak mau pulang memandang susunannya, hehe. Dan bergumam suatu saat saya membuatnya juga di rumah, di kebun impian saya.
Sejauh ini hanya bisa bermimpi sambal menyisihkan selembar demi selembar uang jajan. Kelak Allah mencukupkan hingga saatnya tiba. Sebab, tidak ada yang mustahil jika Allah sudah berkehendak, bukan?
Nah, kalau teman-teman sudah sejauh mana kebunnya sekarang?
One Response
Wah, saya juga selalu kepingin punya halaman luas untuk berkebun. Tapi sayang halaman terbatas. Jadi hanya bisa tanam2 di pot aja sementara ini. Semoga ke depannya makin ada lahan yg nyaman buat berkebun. 😀