Bicara soal jenis pendidikan yang ada di Indonesia saat ini memang masih kalah jauh dengan negara lain. Ya, setelah mengupas alasan membaca buku yang akhirnya membawa jiwa flashback ke masa kecil. Dan tema ini memang sangat menarik dibahas apalagi bulan Mei memang identik dengan bulan pendidikan.
Jalur Pendidikan yang Perlu Optimalisasi
Di Indonesia sendiri dikenal dengan istilah pendidikan formal dan non formal, bukan? Bahkan ada tambahan lagi dengan istilah pendidikan informal. Nah, jalur ini bisa menjadi jalan untuk mendapatkan wawasan yang banyak dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan sebenarnya.
Saya salut dengan beberapa negara di luar sana yang sistem pendidikannya tidak berantakan seperti sekarang. Apalagi pandemi, huft banyak sekali hal yang sangat jauh dari tujuan utama mengenyam pendidikan. Hanya saja stigma masyarakat yang belum sepenuhnya memberikan apresiasi terhadap pendidikan non formal alias tidak duduk di bangku sekolah. Ijazah menjadi tolok ukur bahwa seseorang terdidik. Padahal belum tentu.
Mungkin ada yang pernah membaca atau mendengar kalimat ini:
Ijazah itu hanya bukti pernah sekolah, bukan bukti bahwa seseorang pernah berpikir
Makna kalimat di atas tuh dalem banget. Saya yang membacanya pun menjadi sangat tertohok. Memang tidak sedikit orang seperti saya yang bisa resign sebagai dosen hanya karena ingin menemani tumbuh kembang anak-anak. Saya madrasah utama anak-anak di rumah sehingga sangat tidak mungkin melanjutkan meniti karir sebagai dosen bergelar profesor.
Dan sudah saatnya membuktikan kepada dunia bahwa menjadi manusia berpendidikan bukan sekadar nilai yang tertera di buku raport tetapi juga terlihat dari tata krama yang terlihat dari perangainya serta dampak manfaat dari skill yang dimiliki.
Jenis Pendidikan yang Ada dan Diakui
Di Indonesia ada beberapa jenis pendidikan yang diakui dan dijalani oleh jenjang usia berbeda. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003:
- Pendidikan umum
- Pendidikan profesi
- Pendidikan akademik
- Pendidikan vokasi
- Pendidikan keagamaan
- Pendidikan kejuruan
- Pendidikan khusus
Tanpa saya menjelaskan di samping dari daftar di atas, apakah bisa dipahami perbedaan satu sama lain? Pastinya masing-masing memiliki tujuan khusus yang jelas untuk diraih. Contoh sederhananya, jika ingin menjadi guru teladan dengan segudang prestasi, pastinya harus menempuh jalur pendidikan profesi guru.
Tidak mungkin profesi guru kemudian akan menjadi teller bank misalnya. Semua sudah ada porsinya. Dan ini membuat saya teringat dengan sekolah tingkat menengah atas yang memiliki konsep blended learning. Jadi, di sekolah ini lebih mengutamakan skill yang bisa dibawa peserta didik ketika sudah terjun ke masyarakat.
Bagaimana dengan Mutu Pendidikan di Indonesia
Kalau ditanya mengenai mutu pendidikan, pastinya bisa melihat seberapa besar tingkat keberhasilan metode pendidikan yang sudah berjalan selama ini. Kalau boleh di bilang mutu pendidikan di Indonesia itu tidak merata. Sebab, banyak usia sekolah yang berada di daerah 3T masih membutuhkan sentuhan dalam hal pendidikan.
Apalagi pandemi seperti ini, semua berubah menjadi sekolah daring, pastinya akan sangat memusingkan bagi mereka yang keberadaan listrik saja belum sepenuhnya dirasakan. Lalu, mau bicara mutu pendidikan dari segi apa? Hmm…
Jenis Pendidikan yang Cocok di Indonesia
Ada yang mau beropini mengenai hal ini? Hmm, kalau saya pribadi lebih baik mengutamakan dulu pendidikan untuk daerah 3T agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia merata di seluruh Nusantara. Nah, jenis pendidikan apa yang cocok untuk daerah 3T ini? Hmm, sesuai dengan yang saya ketahui bahwa yang cocok yaitu pendidikan rasa kebangsaan dan teknologi berbasi potensial lokal. Artinya, mereka harus ditanamkan kecintaan yang lebih tinggi pada tanah air dan memanfaatkan teknologi untuk menggali potensi lokal yang ada di sana.
***
Well, sejauh apa pun mencari tempat untuk belajar, jangan pernah lupa bahwa orang terdidik pastinya memiliki sopan santun yang jauh lebih baik. Jangan sampai ilmu tinggi tetapi perilaku lebih hina daripada binatang.