Ikut Mendukung Campaign #SaveLaguAnak

Ikut Mendukung Campaign #SaveLaguAnak

Ikut Mendukung Campaign #SaveLaguAnak – Rasanya Teteh Ani Berta bisa membaca pikiran saya soal tema satu ini (Ge-eR diki boleh kan ya…), karena kebetulan sekali saya baru saja asik menikmati cerita project mantan artis cilik, Joshua dalam Diary Jojo. Dan saya sendiri senang meihat video kumpulan beberapa artis cilik yang tergabung dalam project #SaveLaguAnak tersebut.

Ikut Mendukung Campaign #SaveLaguAnak

Terlepas dari kemunculan video seorang anak kecil yang menyanyikan lagu berlirik tidak pantas untuk usianya, bahkan untuk orang dewasa sekalipun, sebenarnya sudah sejak dulu keresahan saya pribadi tentang lagu anak sudah. Keresahan itu dimulai dari kurangnya tayangan untuk anak-anak. Yap, saya merasakan betul semakin saya beranjak dewasa (ceile… dewasa nih yeee), TV perlahan saya tinggalkan. Tayangan yang muncul kebanyakan hanyalah penggemuk pihak yang memang sengaja mencari keuntungan dalam bidang pertelevisian. Bahkan siaran komedi pun kini seringkali sarat dengan lawakan dengan umpatan-umpatan yang tidak mendidik.

Sejak saat itu TV sudah tidak lagi ramah dengan anak tanpa pengawasan ketat orang tua. Saya pun dan suami akhirnya tidak menyediakan TV sebagai barang rumah tangga. Bukan kami tak sanggup membeli, tetapi lebih kepada menjaga sejak dini agar kelak anak-anak kami tidak lebih mengenal TV daripada dunia anak-anaknya sendiri. Kalaupun nanti akan membeli TV, setidaknya saat usia mereka sudah mampu menerima nasehat dan masukan dari orang tuanya tentang disiplin menonton TV.

Pengalaman saya pribadi yang kini sedang mengasuh anak usia 2 tahun, memperkenalkan lagu anak-anak menjadi salah satu cara untuk melihat kecerdasan musikalnya. Namun, untuk mengaksesnya saya mengandalkan kemampuan koneksi internet alias mencarinya di youtube. Ada banyak sekali lagu anak-anak pada saat saya kecil kemudian didaur ulang dengan penyanyi cilik berbeda. Bahkan dibuat dengan editing video sederhana. Lirik lagunya pun ada, sehingga lagu anak yang sempat terlupakan liriknya masih bisa kembali untuk dilafazh dan dilafalkan.

Apa yang digagas oleh Joshua dan penyanyi cilik lain membuat saya terharu sekaligus akan ikut berdiri di garda terdepan. Soalnya saya sendiri merasakan bagaimana resahnya hati saya ketika Salfa, anak kami, dengan mudahnya meniru apa yang didengarkan. Baik itu lagu maupun perkataan dari orang-orang sekitarnya, tak terkecuali kami sebagai orang tuanya. Campaign #SaveLaguAnak sudah sepatutnya didukung oleh semua masyarakat, khususnya para orang tua yang kini sedang bersama putra-putri mereka yang masih balita.

Hmm… andai ada yang membuat giveaway menyanyikan lagu anak-anak, mungkin saya akan ikut berpartisipasi. Setidaknya saya ikut menyumbang konten positif lagu anak di dunia maya. Ini pun sebagai tanda ikut mendukung Joshua dan teman-temanya dalam campaign #SaveLaguAnak Indonesia. Dan menurut saya ini beberapa cara kita sebagai blogger untuk ikut mendukung niat dan mulia tersebut antara lain:

  • Memperkenalkan dengan anak-anak kita sendiri dengan lagu ceria saat masih anak-anak dulu
  • Menyebarkan setiap konten yang dibuat oleh Joshua dan kawan-kawan
  • Menuliskan artikel atau konten positif senada dengan #SaveLaguAnak, salah satunya dengan ODOP (One Day One Post) hari ini
  • Membuat lomba menyanyi lagu anak-anak (baik berupa giveaway ataupun kuis) dan diunggah di youtube
  • Mengikuti lomba yang saya sebutkan di poin sebelumnya
  • Dan masih banyak lagi hal positif lain yang bisa dilakukan (teman-teman bisa menambahkannya di kolom komentar nanti).

Nah, inilah sekelumit isi pikiran saya soal bagaimana menyuarakan isi hati soal kondisi lagu anak yang sangat memprihatinkan. Bahkan saya masih ingat ajang pencarian anak berbakat di bidang vokal pun justru tidak mengembangkan lagu anak-anak. Lagu orang dewasa yang kemudian diaransemen tetapi musik tetap sama. Secara otomatis anak-anak akan membandingkannya dengan lagu aslinya tanpa disadari.

Yuk, kita bergandengan tangan dalam menyukseskan campaign #SaveLaguAnak ini. Jangan jadikan anak-anak dewasa sebelum waktunya dengan kalimat-kalimat yang belum pantas diusianya karena mencontoh dari lirik lagu.

Facebook
Twitter

Related Posts

10 Responses

  1. Tantangan bener ini uat para pencipta lagu anak ya mbak. Bikin lagu yang mudah didengar serta mengedukasi

  2. Ini adalah tantangan bagi kita semua, padahal lagu anak-anak kalau diplay itu dengernya rasanya nyaman dan berapi-api semangatnya tumbuh kembali hehehe

  3. Semoga tak lama lagi, lagu anak-anak akan bangkit kembali ya mbak. Biar Salfa bisa merasakan indahnya masa kanak-kanak seperti masa emaknya dulu 🙂

  4. Yuk, mulai mendukung lagu anak-anak dengan rutin memperkenalkan anak-anak dengan lagu yang sepatutnya mereka dengar. *Cari Anak* 😀

  5. Alhamdulillah, bunda masih ingatlah beberapa lagu anak-anak yang bisa bunda ajarkan kepada cucu-cucu bunda. Bunda baru mulai ikutan ODOP pada hari ketiga, jadi gak ada tulisan tentang ini, padahal menarik banget tuh temanya.

  6. Mbak Rahmah,
    Saya pribadi ngerasa dlm hal ini peran pemerintah penting banget. Baik daerah maupun pusat.
    Dengan bikin kompetisi membuat lagu anak misalnya, yang hadiahnya gede biar pada semangat.
    3 pemenang akan dibuatkan album dan dipasarkan.
    Poin saya, gimana mau save lagu anak kalau lagu anak saja tidak ada, masih lagu-lagu lama (walaupun anak-anak sekarang suka-suka aja).
    Atau bisa juga kerja sama dengan musisi yg ada saat ini. Yang intinya lagu anak bisa lebih banyak dan variatif.

    Regard,
    Razi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *