DIGITAL LOVE: Ketika Cinta Lahir di Dunia Maya akhirnya diposting karena habis baca buku Kancut Keblenger. Sebuah buku antologi dengan penulis yang masing-masing punya gaya menulis unik dan apa adanya mengenai digital love. Mengalir tanpa bahasa yang membingungkan.
Judul: Kancut Keblenger Digital Love
Penulis: Irvina Lioni, Anggi Tristiyono, Ahmad Firdaus, Diana Puspita, Rizky Noorahmi, Kinanti Kawuran, Mutia Han, Alitt Susanto
Ukuran/Tebal: 13 x 19 cm/196 hlm
Penerbit: Bukuné
ISBN: 602-220-101-2
Kancut. Awalnya saya sama sekali tidak mengerti arti “kancut” itu apa. Saya pun tak ingin menanyakannya ke Mbah Google karena khawatir ketergantungan semakin menjadi-jadi. Mau tahu apapun selalu saja minta Mbah Google yang jawab. Saya berniat mencari tahunya sendiri. Dan benar, saya menemukan artinya setelah membuka website kancutkeblenger[dot]com yang memasang gambar underware sebagai logonya. Ditambah lagi setelah membaca buku Kancut Keblenger, ada underware cowok di setiap akhir tulisan. Tetapi bukan itu inti dari tulisan ini yah 😀
Buku Kancut Keblenger merupakan antologi cerita mengenai cinta di dunia maya atau bahasa kerennya digital love. Serba-serbi percintaan yang lahir karena seringnya menggerayang di dunia maya, tentu tidak bisa ditepis. Bahkan kebanyakan mendapatkan jodoh karena perkenalan yang awalnya dari dunia maya. Facebook, twitter atau blog misalnya. Itu juga yang tersampaikan dalam buku Kancut Keblenger ini. Setiap penulis punya cara sendiri dalam memaknai Digital Love yang dialami dan menuangkannya dengan gaya bahasa kocak sehingga membacanya kadang senyum-senyum sendiri.
8 (delapan) penulis yang menuangkan kisahnya di buku Kancut Keblenger berhasil memberikan nuansa baru dalam pengetahuan tentang Digital Love. Ternyata memang, ada saja yang terjun di dunia maya sempat tersentuh dengan cinta. Overall, buku ini pas buat remaja muda yang sedang menjejal dunia maya apalagi sudah merasakan pinky world. Tetapi bukan berarti yang punya pengalaman buruk dengan cinta di dunia maya tidak boleh memiliki buku ini. Boleh bangeeettt! 😀
Saya juga suka dengan layout buku Kancut Keblenger yang disertai gambar-gambar pendukung. Tata letak setiap tulisan disekat dengan begitu apik sehingga rapi. Soal gaya bahasa, seperti yang saya kemukakan sebelumnya, mengalir apa adanya dan mudah dipahami karena memadukan bahasa keseharian di dalamnya.
Mengenai kekurangan buku Kancut Keblenger, menurut saya sendiri adalah kurang banyak kisah. Andai saja ada 100 lebih kisah tentang cinta dunia maya dengan segala lika-likunya, tentu akan semakin menarik. Sebab, saya sendiri yakin dan percaya kalau cerita tentang digital love setiap orang berbeda. Pasti akan ada yang lebih seru, menegangkan, menyedihkan atau mungkin berakhir dengan surprise tak terduga. Belum lagi jika ada yang KETI alias Kena Tipu sama orang di dunia maya. Tentu ada cara khusus yang dilakukan dalam menghadapinya dan bisa jadi pelajaran tak ternilai harganya… tul gak?
Jika aku menjadi salah satu Penulis Buku Kancut Keblenger: Digital Love, aku ingin menjadi @shitlicious. Mengapa? Karena, jika saya diminta untuk menulis soal Digital Love, maka saya juga akan memilih menuangkan tips online love dibanding berkisah secara panjang lebar. Sebab, para pelaku digital love membutuhkannya agar tidak salah langkah dalam menjalaninya. Terlebih lagi dalam hal “mempertahankan hubungan” jika memang niat awal mencari pasangan di dunia maya benar-benar ingin diwujudkan.
Di dunia nyata saja mempertahankan hubungan sulitnya minta ampun apalagi kalau di dunia maya yang sama sekali tidak diketahui gerak-geriknya dengan kasat mata. Hanya berupa tulisan, foto atau mungkin video yang kebolehjadian ada manipulasi di dalamnya itu sangat besar.
@shitlicious sudah berbagi tips yang bisa dijadikan acuan. Penasaran? Silakan berburu Kancut Keblenger di toko buku terdekat. Boleh jadi yang niatnya serius cari jodoh di dunia maya bisa memanfaatkannya dan akhirnya menikah.
Well, saya beri 3 bintang dari 5 bintang untuk novel Kancut Keblenger ini
2 Responses
hihi, jodohku dari dunia maya juga gak yaaa 😀
@Ila Rizky Nidiana,
boleh jadi 😀
siapatw sesama blogger juga… **lirik suami