Cara Menghargai Diri Sendiri a la Saya – Saya kemudian tercengang lagi jika ditanya soal yang satu ini. Menghargai diri sendiri memang sepertinya hal yang selalu menjadi pergolakan batin bagi diri saya pribadi. Entah karena saya tidak tahu cara menghargai diri sendiri atau tidak peka karena saking sibuknya memikirkan how to solve every challenge in my life.

Namun, ternyata sugesti yang selalu didengungkan kepada diri sendiri sangat berdampak pada perkembangan emosi dan kedewasaan kita. Semakin bisa menghargai diri sendiri, tentu hasilnya akan terlihat berbeda, pun lingkungan sekitar akan mengikuti bagaimana pola kita menghargai diri sendiri.

Cara Menghargai Diri Sendiri a la Saya 1

Saya Bisa!

Sekilas terlihat sepele, namun kata BISA ternyata memang ampuh untuk melawan rasa minder yang ada. Bahkan energi positif selalu terpancar sebagai dukungan dalam melakukan hal-hal yang bisa jadi menurut orang lain itu adalah sesuatu di luar batas kemampuan. Dan ini yang selalu saya tanamkan untuk selalu bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya saya pelajari terlebih dahulu. Maka setiap kali melihat challenge di depan mata, maka kalimat pamungkas adalah Saya Bisa!

Me Time

Sebenarnya soal yang satu ini relatif. Karena tidak semua me time saya adalah menyendiri sambil menyeruput teh dan camilan kesukaan. Apalagi nonton drama Korea dari episode satu hingga selesai. Tidak! Tidak harus seperti itu. mengikuti event di sebuah tempat yang eye catching, banyak teman baru dan objek foto, maka itu bisa jadi me time saya. Bahkan bersenda gurau dengan peserta perkuliahan di IIP pun itu bisa jadi me time saya.

Merawat Tubuh

Berusaha untuk mengkonsumsi makanan yang halalan thoyyiban adalah salah satu bentuk cara menghargai diri sendiri. Karena jika saya sakit, maka banyak hal yang akan terganggu dan itu malah semakin membuat hidup saya jadi penuh dilema. Jika bisa keluar rumah, maka saya biasanya memanfaatkan waktu untuk sekadar facial dan cream bath. Sejenak merilekskan tubuh di klinik kecantikan memang nikmat.

Berusaha On Time dalam Ibadah

Nah, ini sebenarnya jadi teguran keras buat saya. Kesibukan dunia saat ini sepertinya sudah memberikan alarm untuk seimbang. Bahkan memikirkan akhirat harus jauh lebih banyak dibandingkan dunia saja. Toh, hidup juga sementara. Dan saya rasakan betul ketika on time dalam menjalankan kewajiban ibadah ini, tubuh dan pikiran jadi lebih nyaman.

Selalu Baik dengan Orang Lain

Meskipun kebaikan seringkali disalahartikan, namun saya tetap berusaha baik dengan orang lain. Diperbincangkan di belakang atau di depan, toh itu hak mulut mereka. Pastinya saya sudah menunaikan apa yang saya anggap baik. Diterima, Alhamdulillah. Ditolak, yaa bersabar. Mudah? Oh nggak dong. Justru ini cara menghargai diri sendiri yang paling butuh ekstra mental yang kuat.

Dan masih banyak lagi sih sebenarnya cara menghargai diri sendiri a la saya. Hanya saja saya juga menghargai diri sendiri untuk tidak terlalu mendalam dalam membahas hal-hal seputar pribadi tentang saya. Pastinya, selalu positif dan tetap berjalan sebagaimana harusnya.

Facebook
Twitter