“Al, hari ini kamu ada acara?”

“Ada. Pameran buku di mall.”

“Aku jemput kamu.”

“Eh, gak usah. Aku pergi sama teman-teman kampus, kok.”

“Siapa aja?”

“Banyak… ada Nancy, Yuri, Steven, Oka…”

“Siapa??? Steven lagi? Aku sudah bilang ke kamu, aku tak suka kamu sering bertemu Steven.”

“Do, Plis deh… Steve itu teman kuliahku. Wajar donk kalau dia ada. Emang kenapa, sih?”

“Kamu lupa ya? Aku tidak suka cowok manapun mendekatimu.”

“Kami cuma teman, Do.”

Whatever… Pokoknya jangan keluar sebelum aku jemput.”

***

[Berani Cerita #1] Posesif

Setengah jam kemudian…

“Maaf, belum telat kan?” Aldo datang dengan mobilnya menjemput Alika.

“Belum. Janjiannya setengah jam lagi, kok.

Di tengah perjalanan…

“Eh, ini apa?” Alika penasaran dengan kotak kado di jok mobil Aldo. Bentuknya bulat kecil berwarna pink.

“Oh, itu sesuatu yang aku ingin tunjukkan padamu bahwa aku benar-benar sayang padamu.”

“Lho, tak perlu begitu juga, Do. Aku tahu kok kamu sayang banget sama aku.” Perasaan Alika mulai tak enak.

“Tenang saja.  Oiya, kita mampir di taman depan itu dulu yah.” Menenangkan Alika yang wajahnya sudah mulai pucat pasi.

“Kenapa, Do?”

“Aku mau memperlihatkan isi kotak ini padamu, sayang.”

Alika turun perlahan. Suasana taman menyegarkan tubuhnya. Tetapi alam pikirnya masih terus menebak isi kotak bulat itu.

“Alika, aku sayang padamu.” Tangan Aldo melayangkan pelukan dari belakang ke tubuh Alika. Dingin tubuh Alika dirasakan benar olehnya.

“Do, jangan sekarang! Aku ada janji sama teman-teman.” Alika mencoba melepas pelukan Aldo.

“Iya, aku tahu sayang. Nih, jus anggur kesukaan kamu. Diminum ya, sayang.” Aldo mengambil isi kotak tadi.

“Do, janjiku…” Alika kembali mengingatkan Aldo.

“Iya iya sayang, aku inget kok. Aku ingin taman ini jadi saksi kita berdua untuk cinta abadi kita.”

Alika tak ingin berlama-lama. Tak enak dengan janji kepada teman-temannya. Alika menenggak jus tersebut, disusul Aldo.

***

Dua jam kemudian, Aldo dan Alika ditemukan sudah tak bernyawa lagi di taman itu. Hening.

 

Facebook
Twitter