7 Pelajaran Saat Pandemi yang Tak Terlupakan

pelajaran saat pandemi

Pandemi, entah kapan selesainya tetapi memberikan pengalaman memaafkan diri sendiri yang berbeda dari biasanya. Pelajaran saat pandemi membuat hidup jadi terasa sangat berarti dan sayang untuk disia-siakan begitu saja. Namun, banyak sekali orang yang berdiri pada posisi yang tidak percaya sehingga kadang menggoyahkan hati juga.

Apalagi jika berkaitan dengan kebutuhan hidup dan kesempatan yang konon tidak datang dua kali. Apa boleh buat, tetap harus percaya bahwa semua punya hikmah atas apa yang terjadi. Tidak ada yang sia-sia Tuhan berikan di muka bumi ini. Hanya saja manusia yang berpijak di atasnya, harus siap memahami.

Pelajaran Saat Pandemi bagi Diri

Lalu, sejak 2020 apa saja yang sudah terjadi? Selain kematian yang mencapai angka fantastis bahkan orang-orang ternama pun berpulang di masa pandemi, tentunya banyak pelajaran yang bisa dipetik pada kondisi ini:

pelajaran saat pandemi

1. Diajak untuk Lebih Bersabar

Siapa yang tidak menangis ketika kondisi finansial keluarga porak-poranda dan harus menanti keajaiban setiap hari? Sebuah kondisi yang memang semua orang merasakannya, hanya saja hati terlalu rapuh sehingga air mata mudah jatuh dini hari. Menganggap sudah begitu kuat ternyata masih ada titik kerapuhan dalam diri.

Ya, pandemi memang membuat saya harus belajar lebih banyak tentang sabar. Sabar tak bertepi tidak seperti laut yang punya tepi bernama pantai.

2. Ikhlaskan yang Hilang

Sempat mengalami juga yang namanya harus “kehilangan” banyak dana karena ada urusan pekerjaan suami. Ya, namanya pebisnis, otomatis ada modal yang harus dikembalikan. Sayangnya jatuh tempo di saat pandemi seperti ini. Tidak ada yang menyangka dan akhirnya harus mengikhlaskan saja.

3. Hidup akan Dicukupkan

Pernah dong saya dan suami debat hebat hanya persoalan “besok makan apa jika tak pegang uang” karena memang selembar pun tak ada uang di tangan. Angka di rekening pun kadang membuat tangan otomatis menyapu dada. Padahal ketika saya mau tenang seperti suami (yang di depan mata tampak santai tak berbuat apa-apa) ternyata jauh lebih baik. Toh sampai saat ini masih dicukupkan meskipun kadang tidak bisa terbayangkan besok akan terjadi apa jika tak bisa makan.

Bahkan tak bisa makan pun, Tuhan masih mampu menegapkan tubuh untuk tetap bisa beraktivitas seperti biasa karena memang sedang puasa. Ya, Dia selalu cukupkan semuanya. Saya saja yang terkadang panik ketika tergoda lagi dengan kenikmatan dunia.

4. Lebih Menjaga Kebersihan

Virus Corona memang mengajarkan hidup agar lebih menjaga kebersihan. Tidak ada lagi kata “nanti dulu buang sampahnya”. Pokoknya setiap hari harus buang sampah dan tidak perlu menunggu besok lusa. Kebiasaan cuci tangan juga tidak bisa terlewatkan. Apalagi di rumah ada dua anak yang masih kecil-kecil, otomatis perlu diajarkan juga kebersihan sejak dini.

5. Ibadah Lebih Ditingkatkan Lagi 

Nah, ini juga tak kalah penting sebagai pelajaran yang datang saat pandemi. Lebih banyak merenungkan ibadah yang kadang tidak semangat mengerjakannya padahal sudah jelas nyata akan dimintai pertanggungjawaban nanti. Kalau sunnah kadang masih dianggap sepele, di masa pandemi malah diperbanyak. Soalnya sudah tawakkal dengan kondisi. Berharap pandemi selesai dan usia masih tetap ada untuk melihat anak-anak tumbuh hingga berkeluarga juga.

6. Tahan Jari dari Asal Share 

Saking banyaknya hoax yang bermunculan semua berawal dari jari. Terlalu ingin dianggap punya banyak informasi, jadinya share apa saja yang diperoleh. Padahal perlu dipilah terlebih dahulu. Informasi baik dan positif sekali pun menjadi hal untuk kita agar was-was dan menyelidiki dulu kebenarannya.

Ibarat hadits, perlu dicek sanad dan perawinya apakah shahih atau palsu. Tidak sedikit akhirnya orang beragama dengan pemahaman hoax lho sejak pandemi ini. Belum lagi langsung asal main mengharamkan ini dan itu. Belajar agama baru sejujung kuku bahkan sudah mampu berkacak pinggang seolah paham semuanya.

Yuk, tahan jari dan lebih banyak diam. Saring sebelum sharing adalah motto yang pas.

7. Tidak Ada yang Abadi 

Seperti halnya pada kondisi yang sudah saya sampaikan di atas ketika tidak punya uang padahal tidak pernah terpikirkan. Sebelum pandemi datang, bisnis suami berjalan lancar dan begitu pun jasa foto produk saya. Sekarang, yang datang tidak sebanyak dulu bahkan beberapa bulan tidak ada sama sekali.

***

Well, jika kamu belum merasakan kesulitan selama pandemi ini, selain merasa ribet dengan masker dan protokol kesehatan lainnya, bersyukurlah. Sebab, berada di posisi yang sangat tidak nyaman itu butuh kekuatan lahir batin agar tetap bisa survive. Berempatilah pada sesama. Jangan asal bicara sebelum dipikirkan dengan matang karena ketika mereka semakin tersakiti dengan ucapan dan tingkahmu di sekitar mereka, jangan lupa doa mereka mustajab.

Facebook
Twitter

Related Posts

10 Responses

  1. Wah bener banget sih kata mb Rahmah, selama pandemi ini memang harus selalu bersabar banget, walaupun banyak hal-hal yang tidak terduga hilang begitu saja dan yang terpenting tetap selalu berdoa agar selalu diberikan rezeki yang cukup, dan kesehatan. Nah dirumah aja inilah jadi bisa lebih survive lagi mencoba hal-hal lainnya.. Semngat selalu!

  2. Mungkin memang saat ini kita disuruh istirahat dari segala kesibukan, ya. Disuruh “pause” dulu, Disuruh introspeksi dan memperbaikin diri. Semoga kita sehat selalu ya, Mbak.

  3. Memang jadi pelajaran hidup yang sangat baik. Banyak yang harus diikhlaskan dan banyak yang harus disabarkan. Setelah semua ini berakhir kita benar-benar jadi manusia yang baru.
    Semangat selalu, Mbak.

  4. Sepanjang baca bikin speechless.

    Sometimes we never know whats life bring to us ya Mba. Ada masa di atas ada masa di bawah, kalau kata orang sih mirip roda pedati.

    Pada akhirnya masa pandemi ini masa paling hanyak disyukuri, apapun yang terjadi.

  5. Yang kerasa beda banget ini bagian menjaga kebersihan mbak, ada baiknya sih kita sekarang jadi terbiasa apa apa cuci tangan dulu, abis melakukan sesuatu juga cuci tangan lagi. Padahal ini harusnya kita dah lauin dari dulu, tapi sering mengabaikan. Semoga pandemi cepet kelar, tapi kebiasaaan baik kita tetep lanjut ya mbak

  6. Pandemi memaksa kita semuanya untuk berubah dalam berperilaku dan bersikap, tidak lagi meremehkan aturan prokes yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, Harus bersabar diri untuk tidak berpergian, apalagi sampai mudik ke kampung halaman, dan berkunjung ke tempat wisata. Pandemi mengajarkan kita untuk bersabar dalam menyikapi segala sesuatunya, ya meskipun terkadang emosi juga ketika melihat berita korupsi bansos.

    Pandemi memberi banyak pelajaran dan kesempatan bagi kita semua untuk berbenah, yang dulunya tidak peduli dengan kebersihan, dengan adanya pandemi, jadi lebih waspada dan menjaga kebersihan keluarga. dan sebagainya.

  7. Bener banget, Mbak. Dari sisi lain pandemi ini. Kita juga bisa mengambil hikmahnya yang lebih baik. Semua kebiasaan kita diubah, berusaha menjadi lebih bersih dan mengontrol diri.

  8. Luar biasa ya mba masa pandemi ini mengajarkan banyak hal banget. Salah satunya kita lebih aware sama kebersihan sih. Apalagi pas awal-awal pandemi tuh kalau habis dari luar rumah pokoknya harus mandi dan ganti baju deh. Pokoknya kalau mau apapun cuci tangan dulu deh takutnya habis pegang apaan gitu kalau ke makanan jadinya gak bersih deh.

  9. Untuk menjaga kebersihan, aku sebenarnya udah terbiasa karena ajaran bapakku sejak kecil. Nah tentang rejeki itu udah terbiasa juga ketika ngalamin krismon tahun 1998 kali gak salah. Alhamdulillah pandemi mengubah kebiasaan kembali ngumpul bersama keluarga. Ini yang paling aku syukuri, jadi rajin masak lagi karena sebelumnya terlena go food

  10. Memang tak ada yang abadi di dunia ini yaa, Mba, termasuk pandemi ini. Namun dengan kemunculannya, banyak hikmah yang bisa dipetik, yang paling terasa adalah kita jadi lebih aware dengan kebersihan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *