7 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Lebaran – Lebaran sebentar lagi Kalau dengar kata lebaran, maka seluruh ummat muslim(at) yang akan merayakan sudah tentu menyiapkan beberapa hal. Sebagaimana saya saat kecil dulu di dalam keluarga besar, lebaran adalah momen yang sangat dinantikan. Betapa tidak, keluarga yang begitu besar akan berkumpul dan saling bercengkrama satu sama lain seharian, hanya bisa terwujud di hari lebaran. Maklum, semua super sibuk dengan kerjaan dan rutinitas setiap hari. Belum lagi jika ada yang menjadi penduduk di pulau seberang, sudah tentu momen seperti itu yang dirindukan.
Meskipun setiap tahun ada saja hal yang berubah (dalam hal kondisi setiap personil keluarga), kebersamaan menjadi sesuatu yang harus tercipta. Bahkan segala kisah yang akan terukir dalam kebersamaan tersebut akan terurai kemudian kembali mengkristal menjadi bulir-bulir air mata. Salah satu contohnya saat kakek dan bapak saya yang sudah harus absen dari kebersamaan tersebut sejak 2010 silam. Tahun demi tahun setelahnya pun menjadi momen lebaran yang mengharu-biru.
Ah, sudahlah. Kok malah jadi sedih jadinya, hehe. Padahal tulisan kali ini ingin berbagi beberapa kebiasaan dalam keluarga besar saya dalam menyambut lebaran yang terangkum dalam 7 hal yang perlu disiapkan sebelum lebaran:
- Hati; seonggok daging yang memiliki peranan penting dalam diri seorang manusia. Yap, hati memang harus disiapkan lebih bersih, lebih lapang (legowo kata orang Jawa) dan tentunya lebih mudah memaafkan. Sebenarnya bukan di saat lebaran saja, tetapi tidak ada salahnya di dalam momen lebaran, hati dididik untuk benar-benar kembali suci.
- Fisik; apalagi bagi seorang bernama ibu, fisik yang kuat harus tetap ada di saat lebaran tiba. Mulai dari menyiapkan kue, masakan hingga alat shalat bagi seluruh anggota keluarganya yang akan berangkat shalat Idul Fitri di lapangan atau di halaman masjid. Belum lagi jika memiliki bayi, tentu kekuatan fisik harus ekstra dan full charge. Dan kekuatan fisik ini pun sangat dibutuhkan bagi yang mudik ke kampung halaman. Mudik bukan alasan untuk tidak puasa lho ya.
- Alat shalat; sederhana namun tetap penting. Alat shalat yang disediakan pun tidak harus selalu yang baru. Hanya saja harus benar-benar rapid an bersih untuk dipakai shalat Idul Fitri. Biasanya di kampung saya, malam lebaran digunakan untuk menyeterika alat shalat dan baju yang akan dipakai di hari raya. Sambil menikmati tayangan TV yang penuh dengan gema takbir, menyeterika menjadi lebih menyenangkan.
- Kartu Lebaran; kalau tradisi saya pribadi memang harus menuliskan kartu lebaran. Dikirim pada siapa? Hmm… Biasanya orang yang paling “berkesan” dalam hidup saya dan berada jauh dari kota dimana saya tinggal. Apakah mantan? Haha… jawabannya Big No! Eh, yang baca postingan ini dan nggak dapat kartu lebaran dari saya jangan baper lho ya. Saya mengirimkan kartu lebaran memang seringnya pada orang yang memang “menghargai” kartu lebaran itu sendiri.
- Hidangan Lebaran; keluarga besar saya di Maros, Sulawesi Selatan pasti selalu menyiapkan hidangan khas seperti Coto Makassar. Selain itu ada tambahan berupa ketupat daun pandan, buras, opor ayam dan masakan lainnya dengan berbahan dasar daging dan ayam. Keluarga besar yang berkumpul akan berama-ramai menikmati masakan tersebut saat datang bersilaturahim setelah pulang dari shalat idul fitri.
- Zakat Fitrah; jangan sampai melewatkan kewajiban penting satu ini sebelum ditunaikannya shalat Idul Fitri. Sebanyak apapun hidangan masakan yang disiapkan, sebagus apapun baju lebaran yang digunakan, seikhlas apapun memaafkan di saat hari raya, jika zakat fitrah tidak dibayarkan, hal tersebut tidak aka nada artinya. Zakat fitrah harus segera dibayarkan ke BAZIS yang biasanya sudah dibentuk oleh pengurus-pengurus masjid. Semua sudah tahu kalau setiap wajib zakat itu harus mengeluarkan sebanyak 2,75 kg beras (makanan pokok yang dikonsumsi). Dan waktu pelaksanaan zakat fitrah ini hukumnya wajib, paling lambat sebelum terbit fajar di hari raya Idul Fitri.
- Angpao Lebaran; nah ini yang paling ditunggu khususnya anak-anak kecil yang ada di keluarga. Biasanya disiapkan dalam amplop kecil bertema lebaran. Kalau ingat saya waktu kecil, uang lebaran yang diperoleh adalah uang lembaran yang masih sangat baru (rapi dan licin). Jumlahnya seberapa? Tidak ada patokan. Seikhlasnya dan semampunya yang memberi. Jangan sampai berusaha mengadakan angpau tetapi melakukan hal tidak terpuji, seperti menipu atau mencuri, sungguh hal tersebut menodai kesucian hari raya Idul Fitri.
Hmm… ngomongin angpau lebaran, maka tahun ini pun harus menyiapkannya karena Alhamdulillah ada tambahan rezeki dari nge-blog. Apalagi beberapa hari kemudian akan mudik ke rumah mertua di Kertosono. Wajah-wajah mungil yang akan ceria menyambut lebaran pun sudah terbayang di benak kami.
7 hal yang perlu disiapkan sebelum lebaran di atas mungkin ada tambahan lain sesuai dengan tradisi atau kebiasaan masing-masing orang. Kalau kamu sendiri, sudah siapkan apa menyambut lebaran yang sebentar lagi akan datang?
9 Responses
Setuju nih mbak rahmah 7hal buat lebarannya 😊
Tak sabar ingin segera lebaran heheheh
Terima kasih informasinya mbak, siap untuk melaksanakan ke-7 hal di atas hehehe
Ha..ha.. angpao… kalau di keluargaku tidak ada tradisi angpao. Paling-paling ngasih buat ponakan sendiri thok. He..he..
Aku angpau dan kartu lebaran dah lamaa banget gak pernah nyiapin. Eh angpau malah emang gak pernah buat sih
Tukar uang baru jauh-jauh hari juga penting mba 😀
Setuju banget mbak rahmah sama ke 7 hal diatas.etapiii begitu masuk pasar ituh toko baju laris banget.xixixixi…
angpaunya nih yg belum….besok tak mampir ke rumah mbak amah deh di kertosono
kalo mau ke madiun kan lewat hehehe
Alhamdulillah udah dilaksanakan jadi udah gak khawtir ada yang gak ketinggalan heheheh