5 Teman yang Saya Benci Saat Masih Duduk di Sekolah Dasar menjadi hal yang harus saya ceritakan hari ini. Meskipun harusnya sejak Senin lalu, tetapi karena kesibukan dan kesehatan sehingga baru sempatnya saat ini. Bahkan tadi harus menunggu tertidurnya si bayi.
Hmm, kalau ngomongin soal teman SD, pastinya saya masih punya nama-nama mereka bahkan berharap ada yang membuat WAG-nya segera. Soalnya untuk teman SMP hingga S2, saya sudah bergabung di dalamnya. Meskipun saya tidak aktif ikut chat tetapi bisa menyimak apa yang dibicarakan di dalamnya.
Back to “Teman SD”
Ada 5 teman yang saya benci saat masih duduk di Sekolah Dasar. Dan jika teman saya membaca tulisan ini, langsung WA saya saja ya untuk klarifikasi apakah itu salah atau benar, haha.
#1. Teman yang Sering Bilang Saya Pendek
That’s the fact. Tubuh saya memang tidak tinggi. Mungkin saya kurang makan sayur sejak usia bayi. Apalagi kalau sudah bertemu dengan camilan yang merupakan jajanan sekolah, pasti saya sudah malas makan nasi.
Lalu, mengapa benci? Karena waktu itu benar-benar saya minder setengah mati. Saya tidak punya kecantikan wajah, tubuh tinggi semampai (kata orang semampai ini artinya semeter tak sampai) padahal kalau diukur, lebih, kok. Serius!
Haha… bencinya juga karena sering diejek ketika misalnya saya ingin mengambil sesuatu di ketinggian, seperti kapur yang biasanya ditaruh di atas papan tulis atau saat piket kelas, saya suka manjat meja untuk membersihkan kusen jendela.
Ada yang pernah mengejek saya demikian? Hayooo, kalian ada di mana sekarang? Haha.
#2. Teman yang Mengagetkan Saya Di Saat Tidak Tepat
“Memangnya ada saat yang tepat?”
Ih, namanya juga tidak suka. Otomatis dong saya benci perilakunya. Apalagi kalau mengagetkan di saat saya sedang serius menyapu di halaman sekolah karena piket. Ya, kalau piket saya suka datang paling lambat jam 06.30 WITA sudah di sekolah untuk membersihkan ruang kelas yang terbilang luas banget. Ditambah halamannya, saya jadi butuh waktu.
Bagaimana dengan tim piket saya? Ah, kebanyakan dari anggota saya itu laki-laki, jadi bagian angkat meja-kursi, ngepel dan yang angkat ini-itu urusan mereka. Pastinya, halaman dan lantai sudah harus tersapu dengan rapi ketika itu jatah piket saya.
#3. Teman yang Mengambil Buku PR
Ini dia nih yang paling saya benci jadi anak sekolahan waktu masih SD. Seringnya disembunyiin sama teman karena dicontek. Huhuhu, keren?! Nggak, juga. Soalnya memang didikan bapak selalu ingatkan kalau ada PR jangan coba dilupakan. Apalagi dikerjakan di sekolah. Bapak paling nggak senang sama siswa seperti itu.
#4. Teman yang Saya Suka Tapi Nggak Suka Saya
Namanya cinta monyet, ye kan?! Namun lucunya, dianya tidak suka malah bersahabat sampai sekarang. Waktu SD saya benci banget sama dia karena caranya menolak rasa suka saya disampaikan ke semua teman kelas. Haha. Namanya juga anak-anak usia SD ya, sering blak-blakan dan jujur apa adanya.
#5. Teman yang Menjatuhkan Es Manis Saya
Jadi ceritanya, saya berjuang menabung untuk membeli es. Karena saya tidak tahu namanya, saya sebut saja Es Manis, karena memang manis sekali.
Teman saya itu juga tahu kalau saya berjuang agar es itu terbeli. Karena uang jajan saya tidak pernah banyak. Kepercayaan saya dulu itu, banyak uang jajan, banyak belanja dan bisa jadi bodoh pelajaran. Makanya saya ambil langkah menabung. Alhasil, pas bisa kebeli dan baru dua tiga sesap, teman menyenggol dan jatuh deh es-nya. Di situ saya menangis dan benci. Sejak saat itu, kami tidak pernah bermain bersama lagi sampai kelulusan. Entah dimana dia sekarang. Semoga sukses.
***
Nah guys, itu tadi teman-teman yang aku benci saat SD. Namanya sengaja tidak disebut karena beberapa masih kontak dan yaa namanya juga kenakalan anak SD.
Kalau kalian punya kisah apa? Cerita, dong!