Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan beredarnya foto/video Risna yang menghadiri pesta pernikahan mantan pacarnya, Rais. Dengan balutan busana muslimah yang sederhana namun tetap anggun, Risna membesarkan hati menjadi satu di antara tamu yang hadir di pesta tersebut.

Memang rasa cinta tidak akan begitu cepat hilang dalam hati Risna. Apalagi selama 7 (tujuh) tahun bersama sang kekasih dan menurut sejumlah berita, banyak tempat yang menjadi saksi sejarah perjalan cinta mereka yang kandas karena takdir berkata lain. Menghadiri pesta pernikahan sang mantan kekasih memang menjadi uji nyali tersendiri bagi Risna.

Untuk Risna, Rais dan Istri Rais Disana

credit

Risna yang tak kuasa melihat Rais bersanding dengan wanita lain harus mendaratkan pelukan di tengah pesta berlangsung. Bukan hanya orang-orang di pesta itu yang terkejut bahkan terharu dengan adegan itu. Saya pun ikut “ternganga” menonton videonya. Ada rasa sedih sih di dalam hati saya karena bagaimanapun orang yang kita cintai tak mampu termiliki seutuhnya. Namun, di sisi lain saya menjadi menebak-nebak perasaan “perempuan sah dalam agama” yang berdiri di samping Rais. Apakah hatinya juga sehancur Risna? Ataukah yang dilakukan Risna pada suaminya, Rais dianggap berlalu begitu saja? Saya berharap istri Rais tabah menghadapi kehidupannya bersama Rais yang notabene pernah menjalani kisah kasih bersama perempuan lain sebelumnya.

Risna…

Saat ini kehidupan mengetuk hati dan pikiranmu lebih keras. Takdir yang Tuhan berikan ternyata tak seindah yang kamu impikan bersama Rais sebelumnya. Tetapi bukan berarti bahwa kehidupanmu berhenti sampai di pelaminan Rais dan istrinya, bukan? Tuhan sebenarnya sudah mempersiapkan lelaki lain yang terbaik untuk menjadi pendampingmu. Namun, bukan berarti Rais itu buruk. Bukan! Hanya saja Rais terbai untuk perempuan lain, yang telah menjadi istrinya saat ini.

Saya sebenarnya tidak tahu dengan detail seberapa kerasnya keluargamu menolak lamaran Rais. Mungkin ada alasan yang terlalu “sensitif” sehingga Rais dianggap tak layak sebagai menantu di keluargamu. Dan itu menjadi bahan pertanyaan juga buatmu lelaki seperti apa yang diinginkan keluargamu untuk menjadi pendamping hidupmu kelak. Segala situasinya bisa dikomunikasikan. Bersabarlah dan tetap tersenyum menghadapi hari-harimu ke depan. Yakinlah, saat ini Rais sudah melupakanmu perlahan dan lebih berusaha bertanggung jawab untuk istri dan keluarganya sesuai janjinya di dalam akad nikah. So, move on yah dear!

***

Rais…

Saat ini ada perempuan yang sudah menjadi tanggung jawabmu dunia akhirat. Istri yang saat ini berada di sampingmu. Tak ada alasan untuk mengingat masa lalu (Risna) dan kemudian menjadi biang masalah dalam rumah tangga. Istrimu cemburu? Wajar! Sebab hati perempuan jauh lebih lembut dan peka terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Yakinkan istrimu bahwa kamu sudah move on dan berusaha membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah bersamanya. Buang jauh-jauh bayangan Risna meskipun saya sangat memahami itu bukan hal mudah. Tak ada kenangan yang bisa dihapus begitu saja (kecuali amnesia). Semua akan kembali berada di permukaan saat alam bawah sadar otak kembali diperhadapkan pada situasi dan kondisi yang berhubungan dengan masa lalu.

***

Istri Rais…

Lapang dada atas semua yang terjadi. Terima masa lalu suamimu (Rais) karena tidak ada seorangpun di dunia ini tanpa masa lalu. Sebab tak ada masa sekarang dan nanti jika tak ada masa lalu, bukan? Kamu juga pasti memiliki masa lalu namun tidak ada gunanya mempermasalahkan masa lalu di masa kini karena masa akan datang harus dipersiapkan.

Buatlah suamimu menjadi benar-benar bangga dan lebih mencintaimu dengan segala akhlak istri yang baik. Memang sih nobody’s perfect tetapi berusaha untuk menjadi sempurna tidak dilarang. Jangan marah akan apa yang terjadi sebab semua sudah diaturNya. Rumah tangga dijalani bukan dengan menyatukan dua persamaan tetapi justru dengan banyak perbedaan. Dan saat ini, saya pun menjalankan rumah tangga yang masih baru juga. Tidak mudah tetapi bukan alasan untuk kalah.

****

Melihat kisah Risna dan Rais, saya teringat sebuah teman mengajar yang juga datang ke pesta pernikahan mantan kekasihnya. Dengan wajah tegar serta seluruh tubuh dingin (karena deg-degan katanya) ia mencoba tersenyum di hadapan sang mantan kekasih dan pasangannya. Tak ada adegan pelukan seperti Risna ke Rais, namun sebuah tatapan mata telah menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Namun, bukankah semua itu sudah diatur-Nya?

Saya pun menulis ini bukan maksud apa-apa. Hanya ingin memberikan sedikit semangat untuk Risna agar tetap menjalani hidup. Tidak usah memikirkan hal-hal bodoh seperti bunuh diri dan lain-lain hanya karena ditinggal pria yang sangat kamu cintai. Insya Allah akan ada yang lebih baik dipilihkan Tuhan untukmu, Risna.

Istri Rais, bersabarlah. Salah satu ujian terberat menjadi istri adalah mempertahankan kesabaran untuk terus ada dalam diri, apapun duka/kecewa yang terjadi di depan mata.

Dan untuk perempuan dan laki-laki yang belum menikah di luar sana, berteman dekat (ta’aruf) boleh saja asalkan sudah dekat dengan pernikahan 😀 *itu kata agama saya*

Facebook
Twitter

Related Posts

5 Responses

  1. Nice post Mbak.. tidak menyudutkan satu pihak dengan keras.. :). Ya.. memahami 3 perasaan sekaligus memang sulit, semoga yang terbaik untuk ketiga orang itu dan untuk kita semuanya. Yuk kita jg move on dari yg ini … 😀

    1. @Riski Fitriasari,

      Hahahaha… sebenarnya sudah move on dan sedang meresapi hebohnya Tukang Sate, tetapi postingannya baru bisa keluar dari draft…
      Yaaa edisi momong anak dulu 😀

      Yuk, move on berjama’ah…

  2. kejadian ini dapat menjadi pelajarn untuk kita semua y mbak …

    bukan hanya larut di kisahnya saja, yap dunia ini nyata, kita pijak. drama kehidupannya akan memiliki dampak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *