Sengkang memang dikenal dengan kain khas berupa sutera. Kain tenun ini dibuat dari bantuan makhluk hidup bernama Bombyx mori L (ulat sutera), yang menghasilkan kokon sebagai bahan penghasil benang. Proses menenunnya pun tidak singkat. Membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil kain sutera yang maksimal. Motif yang paling terkenal disebut dengan pucu’ dan cobboi. Media pembuatan kain setelah benang dari kokon jadi pun terbagi dua, yaitu menggunakan mesin “bola-bola” dan “bola”. Sekilas nama memang tampak sama tetapi metode kerjanya yang berbeda. Meskipun tak mudah, masyarakat Sengkang tetap berusaha menjaga kelestarian sutera ini sampai kapanpun. Di tengah persaingan jenis industri kain yang bermunculan, sutera Sengkang memang tetap memiliki mutu tinggi dibanding yang lainnya.
8 Responses
foto2 2 tahun lalu :D, tanggung jawab rasanya untuk blogger wajo untuk melestarikannya dengan mencoba mempublikasikannya di internet, mohon bantuan dan dukungannya kakak
@Andi Agus Salim,
Yup, sebagai salah satu orang Sulawesi Selatan, saya juga berkewajiban untuk mengangkatnya di dunia maya… salah satunya dengan postingan ini…
Selanjutnya menunggu gebrakan dari KBW, siapatw mau buat lomba blog soal sutera… saya ikutan yah dan moga menang dan hadiahnya Sutera lagi hahahaha… #modus
@nunu,
Tak hanya itu mbak, pemasaran yang masih belum dikelola dengan baik. Hal ini pernah diutarakan oleh salah seorang pengusaha sutera Sengkang.
per meternya berapa, mba? motifnya kayak tribal ya, hehe
loh aku belum ngesave blogmu ya mak
eh udah deh tapi kok aku kelewatan postingan ini ya
wah keren…pasti mahal ya mak harganya 🙂
Bagus ya kainnya, semoga bisa dilestarikan