Suka Duka Bertemu Keluarga Besar di Hari Raya – Masih belum move on dari cerita lebaran kemarin. Masih banyak yang belum tersampaikan. Dan lewat kesempatan artikel ini, saya ingin menyampaikan beberapa poin yang memberikan kesan sampai teringat hingga kini (dan mungkin di masa yang akan datang).
Saya membaginya dalam dua bagian yaitu Suka dan Duka. Tidak bermaksud untuk kemudian mengabadikan yang buruk, tetapi setidaknya tahun depan bisa jadi pengingat bahwa pada lebaran 1439 H, ada cerita yang bisa dikenang. Dimulai dari duka dulu saja ya, guys!
“Duka” Bertemu Keluarga Besar
- Jika yang jomblo ditanya perihal “kapan nikah”, maka ibu satu anak berusia 4 tahun ini ditanyai mengenai “kapan nambah adek buat Salfa (nama anak saya)”. Mengapa ini saya masukkan ke bagian duka? Karena jawabannya bisa bercabang, tergantung siapa yang menanyakan. Meskipun sudah menjawab dengan kalimat: “belum dikasih sama Allah”, tetap saja ada rentetan pertanyaan lain seperti, “apakah pasang KB?” dan lain sebagainya.
- Ada paklik yang sudah tidak bisa bergabung di hari raya bersama kami karena sebulan sebelum Ramadan, sudah dipanggil lebih dulu oleh Allah.
- Tak ada camilan fenomenal yang biasanya dibuat oleh ibu mertua yaitu Madu Mongso. Alasannya karena kesehatan ibu mertua tidak begitu fit untuk berlama-lama di area dapur.
- Tak ada acara jalan-jalan ke destinasi wisata setelah lebaran. Karena sebagian saudara ipar sedang sibuk mengurusi keperluan anak-anaknya untuk masuk sekolah.
- Anak saya bisa melihat sesuatu yang ghaib saat diajak tantenya silaturahim ke rumah sepupu.
Sedangkan
“Suka” Bertemu Keluarga Besar
- Anak saya bisa diajak kompromi untuk melaksanakan shalat Id meskipun ada posisi dimana saya harus menggendongnya saat shalat berlangsung.
- Bertemu dengan keluarga besar suami yang makin banyak perubahan
- Banyak teman yang datang silaturahim meskipun kami ke rumah mertua, bahkan teman yang sudah lama sekali tak jumpa.
- Anak saya betah bermain dengan saudaranya dan bisa beradaptasi
- Bisa kenalan dengan keluarga besar kakek dari suami yang baru pertama kali lihat dalam acara arisan keluarga besar.
- Bisa mencicipi pentol buatan saudara ibu mertua yang paling bontot karena memang sedang merintis usaha bakul pentol.
- Diajak suami berkunjung ke rumah teman-teman sekolahnya. Jadi banyak tahu bagaimana model suami saat sekolah SMA dulu.
- Tetap bisa melanjutkan pekerjaan sebagai blogger meskipun koneksi internet timbul-tenggelam.
- Ada sepupu suami yang ada di Bali akan segera memiliki anak setelah anak sebelumnya meninggal dunia dalam kandungan.
Hmm… sebenarnya jika dirinci satu per satu akan sangat banyak. Hanya saja artikel ini akan menjadi lebih panjang. Khawatir yang membacanya seperti sedang menikmati novel keluarga, haha. Pastinya selalu saja ada suka duka bertemu keluarga besar, baik di hari raya maupun bukan. Karena yang namanya berkumpul pada satu rumah dengan karakter berbeda, tentunya akan ada saja cerita yang mengikuti.
3 Responses
Wah suka ada madu mongso juga ya mbak. Ibuku juga suka buat, tapi tahun ini tidak. Karena capek bungkusinnya 😅
Madu mongso, itu kesukaanku juga.
Sama dong, beberapa tahun belakangan, ia memng semakin sukar ditemukan.
Setuju, selalu ada suka duka ya saat bertemu keluarga besar saat hara raya ^^
Waaah madu mongso memang fenomenal mbak. Ibuku juga biasanya tiap tahun bikin madu mongso, tetapi sudah 3 tahun terakhir ini nggak bikin lagi soalnya nggak sempat. Jadi kangen pingin makan madu mongso. Kayanya camilan ini emang rada-rada susah ya kalau mau beli. Rata-rata orang pasti bikin sendiri.