Ujian sudah di depan mata. Waktu selama lebih kurang tiga tahun di SMP/SMA sebentar lagi akan berkahir. Semua kemampuan dan ilmu yang pernah diterima oleh guru di sekolah atau tentor di Lembaga Bimbingan Belajar menjadi senjata perang di meja ujian, Ujian Nasional (UN).
Mungkin tidak sedikit siswa (i) yang dibuat tertekan atau stress. Mengingat bahwa pelajaran yang harus dikuasai sejak duduk di kelas I harus kembali diingat. Tidak saja diingat tetapi diaplikasikan dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional nantinya. Pertanyaannya, apakah semua siswa (i) sudah siap? Tentu saja, siap atau tidak, Ujian Nasional tetap harus berjalan sebagaimana yang sudah dijadwalkan.
Sebagai siswa (i) tentu mempersiapkan strategi menghadapi Ujian Nasional tersebut. Tentu semua ingin mendapat predikat LULUS dengan nilai yang memuaskan atau bahkan sangat memuaskan. Sebab, semua menjadi salah satu syarat untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Segala macam usaha dilakukan, mulai dari mengikuti les di sekolah atau masuk di lembaga bimbingan belajar setiap hari. Apakah itu saja sudah cukup? Kalau menurut pengalaman saya sendiri, belum.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh seluruh yang berpredikat siswa (i)yang akan mengikut Ujian Nasional, antara lain:
- Bersihkan hati dan niat. Hati yang bersih akan mampu memahami soal dengan baik.
- Minta maaf kepada orang tua. Saya sendiri merasakan betul betapa ridho orang tua sangat manjur. Usahakan hati dan perasaan orang tua tetap nyaman. Tentu saja dengan berperilaku yang baik setiap hari (tidak hanya karena menjelang Ujian Nasional, yah!).
- Ikuti dengan baik les tambahan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Sebab, soal-soal yang dibahas tentu tidak akan jauh dari soal-soal yang akan muncul di Ujian Nasional. Guru akan memperlihatkan prosentase kemunculan bab-bab mata pelajaran sehingga bisa diikuti sebagai acuan agar lebih dipahami.
- Les tambahan. Hal ini bisa dilakukan, namun jika memberatkan orang tua sebaiknya tidak usah, karena biasanya biayanya sedikit lebih besar. Harus pandai melihat kondisi keuangan keluarga juga. Kalau tidak mampu ikut bimbingan, bisa meminjam buku teman-teman yang ikut atau memanggil mereka untuk belajar bersama di rumah.
- Perbanyak latihan soal. Latihan soal bisa dilakukan di sepertiga malam setelah shalat tahajjud (bagi yang beragama Islam) karena daya serap otak di sepertiga malam sangat baik (menurut pengalaman).
- Tinggalkan niat untuk menyontek. Jika mental menyontek sudah melekat di benak siswa(i) maka siap-siap saja akan kecewa atau gigit jari. Sungguh tidak baik karena menyontek belum tentu mampu memberikan jawaban yang benar.
- Percaya pada kemampuan diri. Ini yang lebih baik. Bukan berarti sombong tetapi alangkah bagusnya jika berusaha dengan kemampuan sendiri.
- Perbanyak doa dan ibadah sunnah. Doa dan ibadah sunnah akan membuat hati dan pikiran tenang, sehingga tekanan atau ketegangan dalam mengikuti Ujian Nasional bisa berkurang.
- Jangan tergoda orang-orang tidak bertanggung jawab yang memberikan kunci jawaban palsu dengan imbalan rupiah. Sebab tidak ada jaminan bahwa jawaban tersebut benar adanya.
- Siapkan sejak dini perlengkapan untuk mengikuti Ujian Nasional, seperti pensil 2B, penghapus, penggaris dan perangkat lainnya.
Semoga Ujian Nasional bisa dilalui dengan baik dan tentu saja hasilnya maksimal, alias LULUS.