SEJUMI Wujudkan Anak Batas Punya Wawasan Tanpa Batas

Mendengar Pulau Sebatik, ingatan saya langsung ke area Kalimantan bagian Utara. Soalnya, saya pernah beberapa lama di Kalimantan meski bukan di sana, tetapi bayangan saya sudah ada pada sebuah keterbatasan. Betapa tidak, di Kalimantan Tengah saja tempat saya mengadu nasib, semuanya terasa terbatas. Apatah lagi yang benar-benar berada di daerah perbatasan.

Lebih Dekat dengan Pulau Sebatik

Terletak di daerah perbatasan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Pulau Sebatik termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sebatik, yaitu kecamatan paling timur di kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

Secara geografis, Pulau Sebatik terbelah menjadi dua, yaitu:

  • Bagian Utara; luasnya 187,23 km² merupakan wilayah Kota Tawau, di negara bagian Sabah, Malaysia
  • Bagian Selatan; luasnya 246,61 km² masuk ke wilayah Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Negara Indonesia.

Terdapat 5 Kecamatan dan 19 Desa yang saat ini sedang dikembangkan menjadi DOB (Daerah Otonomi Baru). Pulau Sebatik terbilang unik karena menjalankan kehidupan transaksi perekonomian dengan dua mata uang, Ringgit dan Rupiah. Bahasa pun ada yang masih menggunakan bahasa Melayu karena memang berbatasan dengan Malaysia.

Memang kalau dipikir, anak-anak di daerah perbatasan harusnya memiliki banyak wawasan karena daerahnya terapit dua kawasan. Namun, tidak semua mengalami keberuntungan seperti itu. Anak-anak di Pulau Sebatik demikian adanya. Akses untuk membuka wawasan lebih banyak ternyata terhalang.

Berada di wilayah 3T memang sangat tidak nyaman. Anak-anak tidak mampu mengakses informasi menggunakan internet sebagaimana bebasnya kita saat ini. Mau cari informasi apa saja, cukup pakai ponsel saja. Semua informasi akan muncul sesuai dengan harapan. Sayangnya, kemudahan ini tak dimiliki anak-anak Pulau Sebatik.

Kondisi inilah yang menjadikan pemuda bernama Suprianto Haseng mencari cara agar kondisi tersebut tidak berlarut-larut. Keberuntungannya bisa bersekolah di Jakarta dan mengenyam pendidikan tinggi, membuat Suprianto merasa tergerak untuk membuat gebrakan agar anak-anak mampu membaca juga.

Pegiat Literasi SEJUMI

Akses pendidikan di tempat tinggal Suprianto masih terbilang sulit. Sangat terbatas jumah buku untuk bahan bacaan. Selain itu, banyak sekali permasalahan sosial yang timbul sehingga menghambat perkembangan dan mimpi besar anak-anak di Pulau Sebatik.

Itulah kemudian Rumah Baca yang didirikannya tahun 2017 silam dinamakan sebagai “Teras Perbatasan”. Meski ada di perbatasan, Suprianto tidak ingin anak-anak juga memiliki keterbatasan mengakses ilmu. Harus ada yang memulai dan mewujudkannya.

Antusias anak-anak dengan keberadaan Teras Perbatasan sebagai rumah baca sangat tinggi. Suprianto pun awalnya tak percaya jika akan semenyenangkan ini melihat anak-anak antusias untuk membaca. Akhirnya dengan percaya diri membentuk komunitas yang dinamakan Sejuta Mimpi Anak Batas yang kemudian dikenal dengan SEJUMI.

Kegiatan SEJUMI di Pulau Sebatik 

Jangan dibayangkan bahwa SEJUMI membuka rumah baca, kemudian anak-anak di wilayah tersebut dinantikan kehadirannya untuk datang dan membaca. Tidak!

Anak-anak yang tergabung di SEJUMI justru membawa buku-buku itu berkeliling ke desa-desa yang ada di Pulau Sebatik. Hal ini yang kemudian memnacing anak-anak di sekitarnya untuk termotivasi membaca yang awalnya mungkin masih malu-malu dan sungkan.

Namun, perlahan anak-anak pun mengenal buku dan sangat senang jika ada bantuan atau kiriman buku lagi dari berbagai daerah. Tim SEJUMI yang akan mengatur buku-buku tersebut sesuai usia dan menyusunnya sehingga bisa mengajak anak membaca dengan melihat usia dan perkembangannya.

Kegiatan Menulis

Tak hanya membaca saja, anak-anak juga diajarkan keahlian lain seperti menulis dan kreativitas lainnya. Semua tidak lain karena anak-anak sangat membutuhkan untuk masa depannya lebih baik. Dan SEJUMI melakukan semampunya sesuai dengan kebutuhan anak di wilayah tersebut.

Masa depan anak-anak bisa kemudian pelan-pean disusun oleh anak-anak karena keberadaan buku-buku yang mencerahkan. Kalau dulu, tidak ada perhatian sama sekali terhadap mereka. Harapannya kegiatan SEJUMI ini juga bisa ditiru oleh daerah-daerah yang termasuk di wilayah 3T.

Kita tidak perlu takut dengan memulai karena setiap kebaikan pasti akan mendatangkan kebaikan lainnya. Jika ada tantangan, anggaplah sebuah upaya untuk sukses lebih tinggi di masa depan. Anak-anak di Pulau Sebatik sudah sangat antusias dengan gerakan literasi yang kami lakukan. Meski ada di perbatasan, pendidikan tidak boleh terbatas. Sebab itu semua adalah hak setiap anak-anak bangsa.

Apresiasi SATU Awards ASTRA 2023

Membuat anak-anak jadi makin cinta dengan membaca, wawasan anak bertambah dan punya skill sederhana yang bisa dikembangkan, membuat Suprianto sangat berhak diganjar dengan SATU Indonesia Awards dari Astra di tahun 2023. Menggerakkan teman-temannya di bawah payung SEJUMI, memang menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi pemuda lainnya di wilayah Indonesia di luar sana yang bisa jadi punya cerita kondisi lingkungan sekitar yang sama.

Suprianto pun mengatakan bahwa apresiasi ini tidak lain untuk mereka, anak-anak yang tidak mau mengenal lelah dalam hal belajar apa saja. SEJUMI menjadi bukti bahwa anak-anak selalu menantikan bantuan buku untuk mereka baca dan amalkan. Sebab, kehadiran buku-buku yang berdatangan ke Pulau Sebatik seperti oase di tengah gurun pasir ketidaktahuan yang harus segera dihapuskan.

SEJUMI

***

Well, apa yang telah dilakukan Suprianto di tanah perbatasan Sebatik, tentu tidaklah mudah. Namun, keberadaan kita yang selalu mendukungnya dengan menggaungkan apa saja yang menjadi gebrakannya, itu sudah salah satu bentuk bantuan kecil kita. Jika memang sulit meyumbangkan buku ke sana, setidaknya dukung dengan menyiarkannya juga di kanal media sosial kita.

***

Referensi:

  1. Instagram Suprianto Haseng; https://www.instagram.com/suprianto_haseng/, diakses tanggal 30 Oktober 2024
  2. Instagram Sejumi, https://www.instagram.com/gerakan_sejumi/, diakses tanggal 30 Oktober 2024
  3. Komunitas Sejumi; https://www.radioidola.com/2023/mengenal-komunitas-sejumi-dari-pulau-sebatik-kaltara/, diakses pada 31 Oktober 2024
  4. Majalah ASTRA; https://astramagz.astra.co.id/, diakses 30 Oktober 2024
Facebook
Twitter