Sedikit Cerita tentang Pulau Miangas – Rasa-rasanya artikel kali ini lebih kepada mengenang masa lalu. Ya, membahas negara perbatasan Indonesia – Filipina, maka ingatan saya akan dibawa pada masa 2012 silam. Dan sangat kebetulan sekali juga terjadi di bulan yang sama, Februari.
Namun, akan sangat tidak sinkron jika membahas bagaimana saya melancong ke negeri dengan Bahasa Tagalog ini saja. Padahal ada sejarah yang terjadi di ujung utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina ini tentunya.
Pulau Miangas
Mungkin pembaca saya paham soal Pulau Miangas? Ya, Pulau yang akhirnya menjadi teritori Indonesia setelah kolonial Hindia Belanda dikalahkan. Isu-isu politik pun bermunculan sejak Pulau Miangas jatuh ke tangan Indonesia. Bahkan tahun 2005 silam, pernah terdengar berita bahwa adanya aksi pengibaran bendera Filipina, penggunaan mata uang Peso bahkan penggunaan Bahasa asli Filipina. Namun, sampai detik ini, Pulau Miangas masih milik Indonesia.
Apa yang Menarik dengan Pulau Miangas?
Kalau saat ini saya ditanya apakah tertarik jika diajak ke Pulau Miangas atau tidak, maka saya akan menjawab mau. Ingin sekali melihat bagaimana budaya masyarakat yang berada di daerah perbatasan. Ingin menyelami bagaimana masyarakat di sana menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan, salah satunya adalah bahan bakar minyak yang harganya sangat mahal. Dan saya harus siap mendengar dan melihat bagaimana keterbatasan warga Indonesia yang hidup di sana, salah satunya koneksi internet.
Potensi Pulau Miangas
Perairan Pulau Miangas menyimpan banyak spesies hewan laut. Dan yang paling terkenal adalah ada spesies seperti Kepiting yang disebut dengan Ketang Kenari. Spesies ini menurut penduduk setempat, nilai ekonominya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Lobster.
Wisata bahari pun mampu dikembangkan di daerah Pulau Miangas. Jika pemerintah sudah menunjang semua sektor, seperti infrastruktur, sarana dan prasarana, maka para penikmat wisata satu ini tidak akan tinggal diam begitu saja.
Wisata sejarah pun bisa dikembangkan di Pulau Miangas ini. Karena berdasarkan hasil penelitian seorang Arkeolog dari Sulawesi Tengah menemukan banyak peninggalan-peninggalan zaman Megalitikum, seperti patung-patung dan stone vats (kalamba) yang memiliki kemiripan dengan patung-patung yang ada di negara Laos.
Sektor budaya. Pulau Miangas bisa berpotensi sebagai wisata budaya karena memiliki adat gotong-royong (mababeo) dan kepatuhan akan melestarikan hukum adat yang berlaku (eha) yang masih kental sampai saat ini.
Mau Apa Jika ke Pulau Miangas?
Melihat foto-foto Pulau Miangas di internet, saya semakin yakin ingin berangkat ke sana. Setidaknya pandangan pertama adalah high angle pemandangan alam pulau ini. Akan sangat banyak challenges yang bisa dikerjakan di sana. Dan karena saya sedikit mengetahui ilmu kimia, blogging dan bisnis, mungkin saya mengajak mereka mengenal dunia-dunia tersebut.
Bukan tidak mungkin jika kemudian di sana lahir vlogger, blogger, ibu-ibu pengusaha yang akan mengangkat nama Pulau Miangas. Sehingga tidak hanya berita-berita yang tidak enak saja yang akan didengar dari ujung utara Indonesia.
Apakah bisa? Layak dicoba!
2 Responses
Konten postingannya keren banget. Dari sini baru bunda tau kalo ada Pulau Mangas yang sebenarnya milik Indonesia. Mau baca lagi nih postingannya, biar tambah ngerti. Sementara ini dulu deh komentarnya. Udah ngantuk, hehe…
Ayo Mbak, main ke Pulau Miangas. Pulau indah di titik paling utara Indonesia. Saia sempat ke sana tahun 2015 lalu. Sekarang bandara nya sudah diresmikan dan ada penerbangan komersil ke sana meskipun terbatas.
Oh ya, ini catatan perjalanan saya di pulau itu:
http://www.ujungmimpi.com/2016/06/miangas-adakah-kapal-yang-bersandar.html