Sarasehan bersama Kang Abik dan Sinta Yudisia – Hari Ahad kemarin (26 Mei 2013) yang insya Allah diberkahi oleh Allah. Sebuah acara bertajuk Sarasehan Curhat Cinta Kang Abik digelar di SMP 1 Muhammadiyah Lantai 3, Sidoarjo, Jawa Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo.
Hadirnya sosok penulis fenomenal, Habiburrahman El Shirazy yang didampingi oleh novelis wanita, Sinta Yudisia, sedikit banyaknya kembali membangkitkan semangat untuk tetap menjaga konsistensi menulis. Memang, sampai detik ini masih berkutat dengan naskah buku solo yang saya rencanakan sejak tahun 2011 lalu. Bukan hal mudah bagi saya untuk tetap menjaga “mood” agar tetap berada dalam posisinya apalagi soal “ketakutan” ketika mengajukan naskah ke penerbit.
Harus saya akui bahwa kesukaan akan menulis masih berputar pada ruang lingkup antologi. Mengirim ke media adalah usaha untuk memperluas target pembaca tetapi sepertinya masih belum berjodoh. Namun harus tetap berupaya agar tidak pernah berhenti meskipun seringkali terlampiaskan pada menulis di blog.
Nah, di sarasehan ini banyak sekali pendapat-pendapat yang menampar saya untuk kembali “sadar” bahwa menulis memang membutuhkan “kerja keras”, khususnya menjadi penulis yang sukses. Selalu berusaha memanfaatkan peluang dan menghargai diri sendiri dengan cara terus menggali potensi yang masih terbenam.
Beragam saran-saran yang membakar semangat diberikan Kang Abik dan Mbak Sinta. Mereka memiliki metode tersendiri dalam menulis hingga menelurkan karya-karya yang sedemikian bagusnya. Ada “disiplin” dalam menjalankan profesi sebagai penulis. Ada “komitmen” serta “konsisten” dalam pemilihan jalan untuk menjadi seorang penulis. Selain itu, visi misi ke depan harus jelas dengan terus bekerja keras yang disertai dengan do’a. Sebab menulis sebaiknya diniatkan sebagai ibadah agar tetap bernilai pahala di sisi-Nya.
“Hanya 3% manusia di dunia ini yang merencanakan mimpi dan hidup. Selebihnya sibuk memikirkan daftar belanja”
Mendengar kalimat tersebut, saya kembali berpikir. Semangat itu kembali hadir. Tetapi selalu saja ada banyak alasan yang mengalir. Kembali membaca sebagai
Hmmm… semua kembali pada diri sendiri. Jika tidak pernah diusahakan, tidak mungkin akan terjadi. Soal apa yang akan terjadi, itu soal nanti.
Two thumbs up untuk acara Sarasehan Curhat Cinta Kang Abik kemarin. Memang acara seperti ini sebaiknya selalu ada untuk memacu semangat yang tiba-tiba kendur karena persoalan hidup di sekeliling. Apalagi diselingi dengan ilmu-ilmu agama yang dijelaskan dengan contoh.
3 Responses
semoga benar-benar bisa membakar semangat para penulis
# Displin, Komitmen, Konsisten # Sangat sulit untuk diterapkan mbak,,
Aku baru mencari Inspirasi untuk menulis Blog kayak mbak rahma,
Gak tanggung tanggung Inspirasiku Mbah Pramoedya Ananta T.,,, heheeeee
Menjadi penulis hebat itu memang perlu kerja keras….padahal dari SD sampai sekarang kita semu belajar menulis dan buktinya tidak semua jadi penulis hebat.