Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.

“Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua.” Ucap Roni pada dirinya sendiri.

“Lalu aku harus bagaimana, Mas? Mas tahu kalau Ririn paling peka jika ada yang berbohong dengannya.” Marni ikut cemas. Hasil pemeriksaan dari dr. Alex memang mengagetkan. Tak menyangkan Ririn yang harus menanggung sendirian.

“Jangan pernah menyinggung soal ini. Jika Ririn tanya, alihkan pembicaraan. Titik.” Nada Roni terdengar tegas dan mantap.

Prompt#5: Dilema

credit


“Baiklah. Semoga saja Ririn tahu disaat yang tepat.” Marni memeluk Roni, adiknya. Memang, setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia, Roni, Marni dan Ririn hanya hidup bertiga. Ibu mereka meninggal dunia karena penyakit leukimia akut. Sementara Ayah mereka meninggal dunia seminggu setelah Ibunya karena depresi berlebihan ditinggal oleh sang istri. Peristiwa yang begitu membekas di dalam hati Roni dan Marni.

Kini si Ririn, adik bungsu mereka, juga menderita penyakit yang sama dengan mendiang Ibu, leukimia.

Di kamar rumah sakit…

“Kak, aku nggak bisa sembuh, kan?” Suara Ririn terdengar sayup.

“Lho, kenapa bilang begitu sayang?”

“Wajah kak Roni dan kak Marni nggak bisa bohong soalnya. Aku sakit apa, kak? Rambutku rontok seperti Mama dulu.”

Roni spontan mengucurkan air mata. Ia sepenuhnya sadar kalau Ririn sudah bertambah besar dan bisa mengamati apa yang terjadi dalam diri dan sekelilingnya. Marni juga tak tahan menahan air matanya hingga memilih keluar dari kamar tempat Ririn dirawat.

“Sayang, nggak usah berpikir macam-macam. Istirahat saja yah.”

“Kak, ingat nggak kakak melarang aku berbohong dalam kondisi apapun?”

“Ingat.”

“Nah, sekarang jawab pertanyaan Ririn tadi. Aku sakit apa? Apakah sama dengan penyakitnya Mama?”

Roni diam sambil menggenggam erat tangan mungil adiknya. Tak mampu membahasakan dengan apapun karena belum cukup setahun mereka kehilangan kedua orang tua, kini mereka dihadapkan pada kondisi adiknya yang semakin hari semakin parah dengan leukimia. Roni bingung hendak mengatakan apa sebab saat Ririn tahu kondisi yang sebenarnya, adiknya itu tak akan pernah mau dirawat lagi. Hening.

Facebook
Twitter