“Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.”

“Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.

โ€œAku akan menuruti keinginanmu dengan satu syarat.โ€ Ucap jin penjaga.

Shioban terdiam sejenak dan mengira-ngira syarat yang akan diajukan si jin penjaga. Tangan Shioban terus bermain dan terlihat kening Shioban mengernyit.

โ€œHmmm… baiklah. Asal jangan terlalu berat yah, Jin.โ€

โ€œJiaaah… mau enak kok nego!โ€

โ€œBaiklah, Jin. Nggak usah ngambek dong.โ€

โ€œOke kalau begitu. Syaratnya, setiap jam 12 malam, kamu harus membersihkan kereta kuda ini. Sebelum matahari terbit, semuanya sudah bersih dan kuda-kudanya juga sudah kenyang. Bagaimana, kamu sanggup?โ€

Prompt #10: Shioban dan Kereta Kuda
Doc. Pribadi

Shioban tertawa terbahak-bahak. Si Jin kaget.

โ€œMengapa kamu tertawa?โ€

โ€œSyaratnya terlalu mudah, Jin. Kalau begitu sih aku sanggup. Tenang saja.โ€ Shioban berkata dengan nada sombong. Si Jin kemudian mengabulkan keinginan Shioban.

โ€œTerima kasih, Jin.โ€ Shioban langsung menuju istana Kayangan dengan menggunakan kereta kuda keinginannya. Dalam pikirannya sudah membayangkan putri Syakilah akan senang melihat kereta kuda mewah miliknya.

Sesampainya di Istana…

โ€œPutri, ikutlah denganku. Aku sudah memiliki kereta kuda sebagai hadiah untukmu.โ€

โ€œShioban…โ€

โ€œAda apa Putri?โ€

โ€œAku ada syarat. Maukah kamu melakukannya?โ€

โ€œSiap, Putri. Apa pun akan aku lakukan untukmu.โ€

โ€œPergilah ke hutan dan bawa pulang bunga Tulip untukku. Aku ingin melihat kesungguhanmu.โ€

Shioban tak berpikir panjang. Ia langsung pergi memenuhi permintaan sang Putri.

Perjalanan menuju hutan tidaklah dekat. Tetapi Shioban yakin akan mendapatkan bunga permintaan sang Putri.

Hari sudah sudah malam, tetapi keretanya belum juga sampai ke hutan. Shioban lupa akan kewajibannya untuk membersihkan kereta kuda dan memberi makan kudanya. Ia asik menelusuri jalan untuk mendapatkan bunga Tulip. Sesampainya di hutan, bunga Tulip tak kunjung ditemuinya. Lebatnya hutan membuat Shioban bingung arah jalan pulang. Shioban mulai kebingungan.

โ€œApakah kamu tahu jalan untuk pulang?โ€ Shioban berbicara dengan kuda-kuda keretanya. Tetapi Shioban tak mendapatkan jawaban apa-apa.

Hari semakin kelam. Suasana hutan yang dingin dan sejuk membuat Shioban merasakan kantuk. Ia pun tertidur.

Pagi menjelang…

Shioban terbangun dan didapatinya kereta kuda telah berubah menjadi potongan-potongan kayu. Sementara tubuhnya berubah menjadi tikus. Keinginannya menjadi pasangan putri sudah sirna. Shioban sadar bahwa mengejar ambisi dan melupakan kewajiban sungguh tidak baik.

Facebook
Twitter

Related Posts

24 Responses

  1. keren banget mbak,, secara saya belum bisa bikin cerita fantasi kayak gini. duh, ada pesan moralnya lagi. sip deh ๐Ÿ™‚

  2. Wuih.. udah bikin aja nih…
    Saya masih ngintip punya yang lain dulu. Gak pandai bikin yang fantasi gini sih ๐Ÿ™

  3. Jadi kaya campuran dongeng dan FF. Suka, mbak! Tinggal penulisannya yang dirapikan lagi sedikit ๐Ÿ™‚

  4. Pesannya bagus Rahmah, keren. Cuma ada yang kurang manis nih: Keinginannya menjadi pasangan putri sudah sirna. Rasanya lebih manis kalo: Keinginannya menjadi pasangan putri sirna sudah.

    Menurut saya lho … kalo menurut Rahmah tidak, abaikan saja ya ๐Ÿ™‚

    Tapi sevara keseluruhan .. keren.
    *Jiaah kayak juri IMB saja ya hehehe*

  5. aihhh bagus maaakkk… coba kalo gak ketiduran..harusnya shioban masuk ke hutan bawa kompas yah mak *eh* hihihih

  6. Hmmmm… ini ide keren, ada pesan moral. Bagus! Eksekusi nya yang kurang mantap dikit. Mo ta remake ah… Boleh? ๐Ÿ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *