Pengalaman Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain

pengalaman memaafkan

“Sampai kapan kamu simpan benci itu? Ingat, ajal semakin mendekat. Kamu mati membawa rasa benci, rugiii!”

Kalimat yang lebih kurang pernah dilontarkan salah seorang sahabat karena tahu saya menjalani hidup tidak sempurna. Bukan tak sempurna fisik tetapi jiwa yang terlalu dipenuhi dengan kebencian masa lalu. Padahal, mulut sudah mengucapkan “Iya, saya maafkan.” tetapi masih saja menjadi mimpi buruk. Pengalaman memaafkan yang sungguh bukan keinginan untuk sengaja didramatisir.

Kekecewaan yang sangat dalam memang bisa sembuh dengan waktu. Seperti itu yang saya baca di buku, novel dan di mana saja. Namun, bagi saya, percaya bahwa setiap jiwa punya waktu sendiri untuk sembuh dari kebencian itu. Seperti inilah keadaan saya ketika tidak belajar untuk melupakan rasa benci dengan memaafkan.

Banyak alasan seseorang bisa memaafkan dengan mudah. Namun, ada hal yang diperlukan agar bisa memaafkan diri sendiri dan orang lain. Apa saja itu? Just check it out!

Tips Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain

pengalaman memaafkan

Introspeksi Diri Sendiri 

Terkadang selalu ada suara egois yang muncul di sekitar telinga atau pikiran kita. Membawa pada kondisi bahwa yang kita lakukan sudah benar dan sesuai. Padahal, kita tuh manusia, lho. Ciptaan Tuhan yang tidak pernah bisa luput dari kesalahan. Ketika mencoba melihat kembali apa yang sudah terjadi, posisikan diri sebagai diri sendiri dan orang lain.

Kira-kira jika orang lain di posisi saya, akan seperti apa perasaan dan sikapnya. Begitu juga sebaliknya. Contoh sederhananya ketika antri di sebuah resto atau di mana saja. Seringnya ada kejadian yang kurang menyenangkan saat antri, apalagi kalau ada yang di posisi salah tetapi sok benar. Lihat dari dua sisi dan maafkan kondisi yang ada. Meskipun seringkali ketika bertemu dengan suami, saya ceritakan semuanya. Tak apa, biar lega saja.

Hadirkan Rasa Ingin Bebas 

Bebas di sini maksudnya adalah lepas dari beban karena tidak memaafkan. Ya, orang yang masih menyimpan benci dan belum memaafkan, hidupnya seolah membawa beban berat. Kasihan dong. Makanya selalu hadirkan perasaan ingin bebas dan bisa melakukan segala aktivitas tanpa khawatir akan dinilai ini dan itu dari oarng yang belum kita maafkan tersebut.

Yakin Tuhan Punya Cara

Ya, Tuhan selalu punya cara untuk menegur setiap hambanya yang masih menyimpan dendam, benci atau maaf yang belum tersampaikan. Bahkan seringnya akan terasa lebih nelangsa ketika teguran itu menyapa kehidupan kita. Kalau sudah seperti ini, apa pun yang dilakukan pasti tidak akan tenang dan tidak bahagia.

Nah, yakin saja Tuhan selalu ada cara untuk menghukum yang menyakiti kita, baik sengaja atau tidak. Bukankah Tuhan tidak tidur? Maka apa pun yang menurutmu tersembunyi, pasti Tuhan tahu. Bahkan daun yang akan gugur semenit ke depan pun Tuhan yang tahu karena Dia yang mengatur.

So, berhenti bersikap sebagai Tuhan yang dengan angkuh memegang kendali hidup orang lain dalam hal memaafkan atau dimaafkan.

Media Belajar untuk Langkah Selanjutnya

Ketika kita sudah pernah jatuh dalam perkara maaf dan memaafkan, mau tidak mau sikap akan menyesuaikan. Pasti jadi lebih hati-hati dalam melakukan sesuatu. Jangan sampai terulang sakit yang sama dengan kebencian.

***

Well, sejauh apa pun membenci, menaruh dendam atau memelihara rasa iri, semuanya justru tidak akan membuat hidup tenang dan nyaman. Pengalaman memaafkan akan menjadi sesuatu yang manis ketika dilakukan karena sudah yakin bahwa memang manusia pemaaf itu langka dan pasti bahagia.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *