Palangka Raya, si Kota Cantik yang Tetap di Hati – Karena hari ini sedang tidak ingin membahas zodiac maka saya akan membahas salah satu kota yang ada di Kalimantan Tengah. Kota yang sampai detik ini tidak akan pernah terlupakan, pun untuk selamanya. Karena di sana saya menemukan bahwa hidup Long Distance Marriage itu tidak lah mudah.
Namun, perjalanan menjadi seorang dosen di Universitas Palangka Raya beberapa tahun lalu, banyak cerita yang tersimpan. Bahkan kenangan ini tidak akan terlupa sampai akhir hayat. Bertemu dengan lingkungan baru, orang baru bahkan Bahasa baru. Saya yang karakternya fast learner, selalu bisa mengimbangi, bahkan tidak sedikit dari mahasiswa (i) saya dulu, masih tetap say hello ketika di media sosial atau bertemu langsung di Surabaya.
Palangka Raya si Kota Cantik
Ya, saya sependapat. Karena memang tatanan kotanya dibuat seperti itu. Pun karakter warga memang lebih banyak yang cantik dengan kebaikan hatinya pada pendatang seperti saya. Meskipun tidak bisa saya pungkiri bahwa ada beberapa mahasiswa yang sebenarnya tidak senang ketika saya masuk di kelas. Pasalnya saya mengajar lebih banyak seriusnya daripada bercanda dan seringkali memberikan tugas bejibun, haha.
Mulai dari airport saya sudah terpana. Bandara yang kecil namun aktivitas luar biasa di dalamnya membuat saya senang berada di sana beberapa jam sebelum keberangkatan pesawat saya. Lalu-lalang orang yang beraktivitas dan kalimat-kalimat khas yang terdengar merdu di telinga, membuat saya nyaman berada di kota ini.
Beberapa hal yang menarik di Palangka Raya saat tingga di sana lainnya adalah:
Museum Balanga
Di museum ini saya mengukir kenangan bersama beberapa mahasiswi saya. Mereka selalu ada waktu ketika saya meminta ditemani mengekplorasi Palangka Raya. Salah satunya adalah Museum Balanga. Museum yang memiliki ikon berupa “balanga” atau kita sering menyebutnya dengan guci atau belanga.
Di dalam museum ini saya bisa melihat banyak benda-benda khas yang menjadi ciri khas Palangka Raya, mulai dari baju adat, rumah adat, jenis-jenis topeng dan masih banyak lagi. Hingga kami tak sadar kesana pagi hari dan pulang di sore hari.
Tempatnya juga nyaman meskipun sudah lama berjalan-jalan mengelilingi gedung museum.
Jembatan Kahayan
Saya masih ingat betul bagaimana saya dan suami melakukan perjalanan pertama setelah menikah ke kota Palangka Raya ini. Atas rekomendasi mahasiswi saya, Jembatan Kahayan ditunjuk sebagai tempat untuk sejenak menghabiskan sore hari di kota cantik ini.
Di bawah jembatan Kahayan biasanya ada warga yang lalu-lalang dengan perahu kecil. Bahkan tidak sedikit yang menepi karena sekarang di malam hari justru tampak cantik. Lampu-lampu jembatan dihias dengan sebaik mungkin.
Taman Nasional Sebangau
Kalau ada yang mengingat artikel saya soal ini, pasti tahu bagaimana saya struggling dengan ketakutan. Pasalnya saya paling takut naik perahu karena sudah membayangkan hal yang tidak-tidak. Bahkan wajah saya tegang karena menyusuri sungai menuju Taman Nasional Sebangau dengan perahu kecil. Saat itu saya hanya bertiga.
Namun, setelah sampai di daerah Sebangau, saya kemudian speechless. Banyak hal baru yang saya tidak temukan selama hidup saya, tetapi di sini saya lihat langsung. Buaya, kantong semar, anggrek dengan segala jenis bahkan kehidupan para peneliti yang berhari-hari harus berada di tengah hutan dan rawa Taman Nasional Sebangau ini demi sebuah data penelitian yang akurat.
Bahkan beruntungnya, saya bisa bertemu dengan orang Brazil yang sedang melakukan shooting film dokumenter yang mengambil Taman Nasional Sebangau ini sebagai objek.
Ganderang Tingang
Bangunan rumah betang yang sangat megah. Di sini saya “menggila”. Mengeksplor semua style diri di depan lensa, haha. Kalau ingat ini mah saya jadi malu sendiri. Tetapi hal inilah yang tidak bisa saya lupakan. Belum lagi sejak berada di Kalimantan, saya bisa menempuh perjalanan berjam-jam dari Palangka Raya ke Banjarmasin lalu terbang ke Balikpapan, saat menunaikan tugas sebagai wakil dari Universitas Palangka Raya saat itu.
***
Well… itulah secuil kenangan yang bisa saya angkat ke permukaan. Sisanya biar tetap mengabadi dalam kenangan. Pastinya, saya salut sama mahasiswa (i) yang saat ini sudah silih berganti memberikan informasi kepada saya akan status mereka yang dari lajang menuju pernikahan.
Pastinya, saya tetap rindu ingin kembali kesana. Mengukir cerita baru sebab sekarang sudah ada Salfa, anak saya yang akan banyak mengambil ruang scene dalam perjalanan. Bahkan bisa jadi, bahan vlog yang mantap buat Salfa setelah berada di sana, haha.
Mari kita lihat saja ke depannya.
30 Responses
wah aku baru tahu dirimu pernah ngajar di palangkaraya, mak 🙂
aku di sana numpang hamil n lahiran anak ketiga. sibuk urus bayi jadi ga banyak jalan2 deh di palangkaraya 🙁
Bangunan rumah di foto terakhir itu cakeup Amma, pantes deh kalo pengin foto2 terus di situ 😀 Tampak asri dan bersih.
Wah Amma ternyata pernah tinggal di Palagkaraya ya. Aku belum pernah ke Pulau Kalimantan.
Ternyata Mbak pernah tinggal di Palangkaraya ya. Kayaknya sekarang Mbak tinggal di Surabaya ya? Salut deh sama orang-orang yang kuat dan tabah menjalani LDM.
Teman saya keluarganya disana dan suka posting foto-foto di socmed. Kayaknya asyik ya Palangkaraya buat vacation.
Di Palangka, begitu saya menyebutny, ink lebih kental Kalimantannya y Mb ketimbang Balikpapan
Saya 4 tahun d Kalimantan
Aku penasaran sama museum yang isinya banyak gucinya itu Mbak. Asal muasalnya bagaimana ya kok sampai mendirikan museum tsb?
Salfaaa, jgn lupa kabari klo ke Palangkaraya, tante mau mantengin vlognyaaa
Jangan disimpan pribadi donk kak sok coba di tulis kan aku kepo juga nih keseruan apa lagi selama kamu tinggal di Palangkaraya hehe.
Pulau Kalimantan adalah salah satu yang ingin saya kunjungi. Banyak banget yang ingin saya datangi hahaha… Semoga ada rezeki bisa ke sana. Wonderful Indonesia.
This is a beautiful city indeed! Aku udah pernah ke sini sekali Amma..tapi udah lama banget jadi lupa-lupa inget deh. Gotta go back here soon
wah mba ngajar sampe ke Palangkaraya mantul, btw aku baru tahu ini ada yang indah tersembunyi disana 🙂 kenangan manis banget y mba
Waah banyak tempat asyik ya di Palangkaraya, alhamdullillah beruntung ya mba Rahma pernah mengajar dan tinggal di sana, banyak kenangan manisnya
Baru tauuu..! Ternyata Mbak Amma pernah jadi dosen di Palangkaraya. Salut deh sama yang fast learned, jadi bisa dengan mudah adaptasi di tempat asing ya :))
Udah delapan tahun silam yah kak yang di foto, kepengen deh mengunjungi tempatnya juga, sepertinya asik banget apalagi ini mau tahun baru sayang budget belum memenuhi, hikss