“Halah, kamu ngeblog karena pengen tenar seperti Raditya Dika kan?”
Jleb. Pernyataan bernada pertanyaan ini yang mengusik saya hingga akhirnya menulis postingan ini. Memang kalimat tersebut tidak ditujukan pada saya tetapi karena saya merasa sebagai orang yang ngeblog, ikut tertarik menjawab sekaligus menekankan bahwa ngeblog BUKAN untuk mengikuti jejak Raditya Dika, selanjutnya RD.
Semua orang memang tahu kalau RD akhirnya terkenal dan menjadi seorang penulis buku bahkan seorang comic diawali dari tulisan-tulisannya di blog. Namun, bukan berarti bahwa orang yang ikut menulis di blog memiliki nasib sama dengan RD apalagi mengikuti jejaknya. Terlalu sempit pemikiran seperti itu. Sebab, jauh sebelum RD ada, banyak juga blogger yang sudah terkenal lebih dulu.
Ngeblog bukan pekerjaan SEPELE yang boleh jadi dianggap sebagai pekerjaan membuang-buang waktu karena hanya duduk berjam-jam di depan komputer, laptop, netbook atau apalah gadget yang digunakan untuk menulis di blog. Mengapa demikian? Karena pertanggungjawaban seseorang yang menulis di blog (baca: blogger/narablog) tidak hanya pada saat tulisan selesai lalu di-publish. Sampai kapanpun tulisan tersebut ada di blog dan bisa diakses oleh siapa saja pengguna maya yang mampir di blog tersebut, maka tanggung jawab atas konten (isi) dan segala hal yang berhubungan dengan postingan tersebut akan terus ada.
Terkenal karena ngeblog juga tidak serta-merta datang begitu saja. Banyak hal yang mampu mengangkat personal branding seseorang melalui blog-nya. Jadi jangan sampai terlalu picik jika orang yang ngeblog hanya ingin terkenal. Memang semua orang ingin terkenal namun terlalu banyak cara untuk itu. Dan orang yang terkenal dari ngeblog itu sudah pasti akibat tulisannya yang bermanfaat bagi kalangan tertentu dan sama sekali bukan karena mengikuti jejak RD.
Saya sendiri sangat menyayangkan intimidasi halus oleh orang-orang yang belum menekuni dunia blogging ini. Seolah-olah blogging pekerjaan sia-sia tanpa memerlukan kecerdasan. Eits, tunggu dulu!!! Justru orang yang tadinya kurang cakap dalam berbahasa lisan bisa begitu mahir berbahasa tulisan karena ngeblog. Belum lagi jika ditanya status sosial orang-orang yang ngeblog. Menurut sebagian orang tidak memberikan efek apa-apa. Hmmm… itulah jika pemikiran sempit dan hanya dicekoki pemahaman bahwa pekerjaan yang bagus adalah PNS, dokter, tentara, polisi atau semacamnya. Padahal jika saja ingin dibandingkan dari segi finansial, banyak kok blogger yang bisa jauh lebih “makmur” dibanding pekerjaan lain. Bahkan tidak harus capek-capek memikirkan bagaimana “cara untuk korupsi” meskipun hanya korupsi waktu. Justru 24 jam masih terasa tak cukup untuk dipakai ngeblog.
Sekali lagi, ngeblog itu hanya persoalan “keinginan berbagi”. Jika suatu saat bisa terkenal karena ngeblog, sekali lagi bukan karena mengikuti jejak RD yah. Masih banyak jejak lain yang harus diikuti selain RD kok 😀
NB:
Postingan ini sama sekali bukan untuk menunjukkan kebencian pada RD
Untuk saudaraku yang terlalu picik dalam memahami dunia seorang blogger, mari merapat dan sampaikan apa yang mengganggumu. Jangan mematahkan semangat saudaramu lainnya yang kini sedang belajar ngeblog dan mencoba menyelaminya dengan perlahan.
Boleh jadi setelah ini, kamu malah lebih terkenal dibanding RD… *Tak ada yang tak mungkin jika Tuhan berkehendak*
8 Responses
semangat terus ngeblog mbak.semoga artikel ini membuka wawasan orang2 yg picik.aamiin;D
@anik,
insya Allah mbak Anik…
ngeblog sepertinya sudah mendarah daging 😀
bonusnya nge-blog, kita jadi di kenal orang, banyak teman, dengan blogwalking seolah kita belajar dan menambah wawasan kita, yang pemalu jadi berani, yang tadinya tidak pernah menulis jadi penulis, yaa banyak bonus positif yang kita dapatkan!
@Edi – aura ide,
Iya that’s a bonus… bukan tujuan utama 🙂
bagi yang tidak suka kegiatan membuang waktu ya mbak, tapi buatku jadi refreshing 🙂
@Lidya,
iya mbak… terlalu banyak cara memaknai blogging alias ngeblog 🙂
kalo saya sih, ngeblog supaya bisa dapet duit.. heheehhe
@sarmanpsagala,
salah satunya itu pasti ^_^